
Internasional
Climate Change Tak Laku Bagi Trump, Ini Buktinya
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 January 2020 15:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato di acara pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos, Swiss, Selasa (21/1/2020).
Dalam pidato itu, Trump banyak menggembar-gemborkan keberhasilannya untuk memajukan ekonomi AS sejak awal menjabat pada 2016 lalu. Presiden AS ke-45 itu hanya membahas sedikit isu perubahan iklim, yang banyak dibahas tokoh penting lainnya, termasuk aktivis muda Greta Thunberg.
Salah satu pencapaian yang Trump banggakan adalah keberhasilannya menarik investasi dari perusahaan-perusahaan luar negeri ke AS. Ia juga menyebut AS berada di posisi ekonomi yang jauh lebih baik daripada yang dia bayangkan ketika dia pertama kali menjabat tiga tahun lalu.
"Untuk setiap bisnis yang mencari tempat untuk sukses ... tidak ada tempat yang lebih baik daripada AS," kata Trump.
Trump juga memuji keberhasilannya dalam membuat China mau menandatangani kesepakatan dagang Fase I, yang disebutnya berisi komitmen China untuk melakukan berbagai perubahan yang belum pernah dilakukan negara itu sebelumnya, termasuk meningkatkan pembelian produk pertanian dari AS dan membuka ekonominya lebih luas.
Trump juga membahas Bank Sentral AS The Federal Reserve dalam kesempatan itu. Namun, isinya adalah sindiran dan kritikan, seperti yang biasa ia lakukan.
"The Fed menaikkan suku bunga terlalu cepat dan telah menurunkannya terlalu lambat," kata Trump tentang lembaga yang dipimpin Jerome Powell itu.
Dalam hal perubahan iklim, presiden kontroversial itu hanya mengatakan akan turut berkomitmen untuk menanam satu triliun pohon.
"Kami berkomitmen untuk melestarikan keagungan ciptaan Tuhan dan keindahan alam dunia kita," kata Trump, "AS akan terus menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam memulihkan, menumbuhkan dan mengelola lebih baik pohon dan hutan kita."
Isu perubahan iklim (climate change) adalah masalah sentral yang dibahas dalam Forum Ekonomi Dunia tahun ini. Sementara itu, inisiatif penanaman satu triliun pohon muncul setelah tahun lalu seorang ahli ekologi mengatakan bahwa penanaman 1,2 triliun pohon dapat menetralkan emisi karbon dioksida, sebagaimana dilaporkan The Hill.
Sementara itu, tak berapa lama setelah Trump menyampaikan pidatonya, aktivis Greta Thunberg juga berbicara di Davos. Dalam kesempatan itu Thunberg mengkritik para pemimpin dunia karena tidak menepati janji yang dibuat dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghindari dampak bencana pemanasan global.
Ia juga mengatakan bahwa "membayar orang lain untuk menanam pohon" saja tidak cukup untuk memerangi ancaman perubahan iklim dan mencegah naiknya suhu global.
"Kami tidak mengatakan kepada Anda untuk terus berbicara tentang mencapai nol emisi bersih atau netralitas karbon dengan menipu dan mengutak-atik angka. Kami tidak memberitahu Anda untuk mengimbangi emisi Anda dengan hanya membayar orang lain untuk menanam pohon di tempat-tempat seperti Afrika, sementara pada saat yang sama hutan seperti Amazon sedang dibantai pada tingkat yang jauh lebih tinggi," kata Thunberg.
"Menanam pohon memang bagus, tentu saja, tetapi tidak cukup memenuhi apa yang dibutuhkan. Dan itu tidak dapat menggantikan mitigasi nyata, dan membangun kembali alam."
(sef/sef) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh
Dalam pidato itu, Trump banyak menggembar-gemborkan keberhasilannya untuk memajukan ekonomi AS sejak awal menjabat pada 2016 lalu. Presiden AS ke-45 itu hanya membahas sedikit isu perubahan iklim, yang banyak dibahas tokoh penting lainnya, termasuk aktivis muda Greta Thunberg.
Salah satu pencapaian yang Trump banggakan adalah keberhasilannya menarik investasi dari perusahaan-perusahaan luar negeri ke AS. Ia juga menyebut AS berada di posisi ekonomi yang jauh lebih baik daripada yang dia bayangkan ketika dia pertama kali menjabat tiga tahun lalu.
Trump juga memuji keberhasilannya dalam membuat China mau menandatangani kesepakatan dagang Fase I, yang disebutnya berisi komitmen China untuk melakukan berbagai perubahan yang belum pernah dilakukan negara itu sebelumnya, termasuk meningkatkan pembelian produk pertanian dari AS dan membuka ekonominya lebih luas.
Trump juga membahas Bank Sentral AS The Federal Reserve dalam kesempatan itu. Namun, isinya adalah sindiran dan kritikan, seperti yang biasa ia lakukan.
"The Fed menaikkan suku bunga terlalu cepat dan telah menurunkannya terlalu lambat," kata Trump tentang lembaga yang dipimpin Jerome Powell itu.
Dalam hal perubahan iklim, presiden kontroversial itu hanya mengatakan akan turut berkomitmen untuk menanam satu triliun pohon.
"Kami berkomitmen untuk melestarikan keagungan ciptaan Tuhan dan keindahan alam dunia kita," kata Trump, "AS akan terus menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam memulihkan, menumbuhkan dan mengelola lebih baik pohon dan hutan kita."
Isu perubahan iklim (climate change) adalah masalah sentral yang dibahas dalam Forum Ekonomi Dunia tahun ini. Sementara itu, inisiatif penanaman satu triliun pohon muncul setelah tahun lalu seorang ahli ekologi mengatakan bahwa penanaman 1,2 triliun pohon dapat menetralkan emisi karbon dioksida, sebagaimana dilaporkan The Hill.
Sementara itu, tak berapa lama setelah Trump menyampaikan pidatonya, aktivis Greta Thunberg juga berbicara di Davos. Dalam kesempatan itu Thunberg mengkritik para pemimpin dunia karena tidak menepati janji yang dibuat dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghindari dampak bencana pemanasan global.
Ia juga mengatakan bahwa "membayar orang lain untuk menanam pohon" saja tidak cukup untuk memerangi ancaman perubahan iklim dan mencegah naiknya suhu global.
"Kami tidak mengatakan kepada Anda untuk terus berbicara tentang mencapai nol emisi bersih atau netralitas karbon dengan menipu dan mengutak-atik angka. Kami tidak memberitahu Anda untuk mengimbangi emisi Anda dengan hanya membayar orang lain untuk menanam pohon di tempat-tempat seperti Afrika, sementara pada saat yang sama hutan seperti Amazon sedang dibantai pada tingkat yang jauh lebih tinggi," kata Thunberg.
"Menanam pohon memang bagus, tentu saja, tetapi tidak cukup memenuhi apa yang dibutuhkan. Dan itu tidak dapat menggantikan mitigasi nyata, dan membangun kembali alam."
(sef/sef) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh
Most Popular