Soal Mobil Listrik, Gaikindo: RI Harus Belajar dari China
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
19 January 2020 19:33
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia belakangan mulai menaruh perhatian pada mobil listrik. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengingatkan agar pemerintah perlu belajar dari pengalaman buruk China.
"Mobil listrik kita juga perlu belajar dari negara yang lebih maju dari kita ya. Kita tidak ingin investasi yang besar kemudian gagal," kata Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Dia lantas menceritakan pengalamannya menghadiri sebuah pertemuan produsen-produsen mobil dunia di Mumbai, India, tahun lalu. Saat itu, salah satu negara pelaku industri mobil listrik terbesar dunia, yakni China, ikut hadir.
"China mengatakan bahwa mereka mengkaji ulang kebijakan mengenai electric vehicles. Karena nampaknya mereka sudah mengalami over investment," tegasnya.
Dia menyebut, di China, angka produksi mobil mencapai 28 juta per tahun. Dari jumlah tersebut, dia bilang, China menduduki posisi tertinggi untuk produksi mobil listrik yang mencapai 1 juta unit per tahun.
Di balik data mentereng tersebut, rupanya diam-diam pemerintah China mulai ngos-ngosan. Sebab, ada subsidi pemerintah yang terus digelontorkan.
"Jadi separuh dari harga mobil yang dijual electric vehicles itu disubsidi oleh pemerintah pusat dan daerah. Dan mereka mengatakan bahwa tahun lalu subsidinya mulai dikurangi karena harganya tidak juga turun," bebernya.
Dia menjelaskan, ongkos produksi tertinggi masih ditempati pada komponen baterai. Ia berkata, harga baterai untuk mobil listrik mencapai 40-65% dari total harga produk per unitnya.
"Nah ini belum bisa ditekan turun. Masih mahal dan belum seperti yang direncanakan," urainya.
(miq/miq) Next Article Terungkap! Ini Alasan Kenapa China Sukses Jual Mobil Listrik
"Mobil listrik kita juga perlu belajar dari negara yang lebih maju dari kita ya. Kita tidak ingin investasi yang besar kemudian gagal," kata Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Dia lantas menceritakan pengalamannya menghadiri sebuah pertemuan produsen-produsen mobil dunia di Mumbai, India, tahun lalu. Saat itu, salah satu negara pelaku industri mobil listrik terbesar dunia, yakni China, ikut hadir.
Dia menyebut, di China, angka produksi mobil mencapai 28 juta per tahun. Dari jumlah tersebut, dia bilang, China menduduki posisi tertinggi untuk produksi mobil listrik yang mencapai 1 juta unit per tahun.
Di balik data mentereng tersebut, rupanya diam-diam pemerintah China mulai ngos-ngosan. Sebab, ada subsidi pemerintah yang terus digelontorkan.
"Jadi separuh dari harga mobil yang dijual electric vehicles itu disubsidi oleh pemerintah pusat dan daerah. Dan mereka mengatakan bahwa tahun lalu subsidinya mulai dikurangi karena harganya tidak juga turun," bebernya.
Dia menjelaskan, ongkos produksi tertinggi masih ditempati pada komponen baterai. Ia berkata, harga baterai untuk mobil listrik mencapai 40-65% dari total harga produk per unitnya.
"Nah ini belum bisa ditekan turun. Masih mahal dan belum seperti yang direncanakan," urainya.
(miq/miq) Next Article Terungkap! Ini Alasan Kenapa China Sukses Jual Mobil Listrik
Most Popular