Rouhani Klaim Pengayaan Uranium Iran Meroket, Gegara Trump?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 January 2020 18:11
Demikian disampaikan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi nasional Iran, Kamis (16/1/2020) waktu setempat.
Foto: Presiden Iran Hassan Rouhani (AP Photo/Pavel Golovkin)
Teheran, CNBC Indonesia - Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan pengayaan uranium yang dilakukan Iran lebih banyak sebelum kesepakatan perjanjian nuklir 2015. Demikian disampaikan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi nasional Iran, Kamis (16/1/2020) waktu setempat.

"Tekanan telah meningkat di Iran tetapi kami terus berkembang," katanya sebagaimana dilaporkan Reuters.

Secara bertahap, Iran mengurangi komitmen terhadap perjanjian nuklir sebagai balasan atas langkah Amerika Serikat (AS) yang meninggalkan perjanjian itu pada 2018 lalu. Sebab, setelah mengundurkan diri, AS kembali menerapkan sanksi pada Iran.

Sanksi yang dijatuhkan AS meliputi sanksi ekonomi di mana Iran dipersulit dalam menjual minyak ke negara lain. Langkah itu menekan penjualan minyak mentah Iran lebih dari 80% dan akhirnya mengganggu ekonomi negara itu.



Baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan akan menerapkan saksi lagi kepada Iran. Hal itu diumumkan di tengah ketegangan mereka yang meningkat. Ini setelah AS melakukan serangan yang menewaskan pemimpin Pasukan Quds, sayap eksternal Garda Revolusi Iran, yaitu Jenderal Qasem Soleimani pada 3 Januari lalu. Sanksi baru itu merupakan hukuman bagi Iran yang melakukan serangan balasan pada AS.

"AS akan segera memperberat sanksi ekonomi kepada rezim Iran," jelas Trump pekan lalu.

(miq/miq) Next Article Iran Kurangi Ketergantungan Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular