Internasional

Masih Perang Urat Syaraf, Trump Kembali Nyiyir ke Iran

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 January 2020 12:23
Trump kembali nyinyir ke Iran.
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sepertinya masih menyimpan 'bara' ke Iran. Meski enggan menggunakan kekuatan militer, Trump tetap nyinyir kepada negara Timur Tengah tersebut.

Kali ini, dalam rentetan serial Twitter-nya, melalui akun @realDonaldTrump, ia menuliskan dua cuitan terkait Iran. Pertama, ia kembali membenarkan aksinya membunuh Jenderal Qasem Soleimani, yang membuat Iran berang dan menembakkan rudal ke markas militer AS di Irak 8 Januari lalu.


Mengutip mantan penasehat Presiden AS ke 44 Barack Obama, James L. Jones, ia menulis terima kasihnya pada mantan pimpinan militer AS itu. Pasalnya Jones membenarkan langkah Trump membunuh Soleimani dan menilai kebijakan Trump tepat.

"Mantan Penasehat Keamanan Nasional untuk Presiden Obama berkata "Presiden Trump adalah hal yang benar" dengan membunuh pemimpin teroris Soleimani. Terima kasih Jeneral Jones!" tulisnya di Twitter, Selasa (14/1/2020) waktu setempat.



Selain soal pembunuhan Soleimani, Trump pun berkomentar soal nuklir Iran. Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam sebuah wawancara dengan BBC, menyerukan pada global untuk menyerahkan masalah nuklir Iran ke Trump.

Bahkan, Johnson mengatakan Trump adalah orang yang hebat dalam membuat kesepakatan. Sehingga ia meminta semua negara yang terlibat dengan perjanjian nuklir Irab, menyerahkan semua kepada mantan pengusaha itu.

"Perdana Menteri Inggris @BorisJohnson mengatakan "Kita harus mengganti kesepakatan Iran dengan kesepakatan Trump". Saya sangat Setuju!" tulisnya lagi.


AS dan Iran bermasalah sejak 2018 lalu. Tepatnya saat AS yang dipimpin Trump keluar dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang dibuat di masa pemerintahan Obama. Kala itu Trump mengatakan perjanjian tersebut tak cukup membendung nuklir Iran.

Trump bahkan kembali menerapkan sanksi ke Iran. Alhasil ekonomi Iran menjadi terpuruk.

Ketegangan pun semakin meningkat kala 3 Januari lalu, AS mengerahkan rudalnya membunuh Jenderal Iran Soleimani. Alhasil ketegangan terus terjadi antara kedua negara.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Kala Roket Hantam Markas Militer Irak yang Berisi Tentara AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular