
Catat! Ini Sederet Jurus Anies Bendung Banjir Dahsyat di DKI
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
10 January 2020 11:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memproyeksikan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi berpotensi terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, pada periode 9 hingga 12 Januari 2020. Lalu, apa antisipasi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan agar banjir dahsyat yang melanda Jakarta beberapa hari lalu tidak terulang kembali?
Ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Jumat (10/1/2020), Anies mengawali penjelasan mengenai persiapan di utara Jakarta.
"Jadi mengantisipasi naiknya permukaan air laut di pesisir Utara Jakarta, sejak hari Kamis pagi, pemprov sudah mengerahkan pompa-pompa bergerak atau mobile farm untuk stand by di kawasan Utara Jakarta. Sejauh ini tidak ada hal yang menghambat tapi kita stand by," ujarnya.
"Lalu yang kedua petugas-petugas dikerahkan untuk melakukan pengecekan secara reguler dengan kampung-kampung yang di sana memiliki potensi mengalami (banjir). Itu yang terkait dengan utara," lanjut Anies.
Eks menteri pendidikan dan kebudayaan itu melanjutkan Pemprov DKI Jakarta terus memantau pergerakan air di pintu air utama mulai dari Katulampa, Depok, hingga Manggarai.
Kemudian, petugas-petugas di jajaran Pemprov DKI, khususnya di level kelurahan, disiapkan posko di setiap kantor lurah. Di dalam itu ada unsur pemerintah dan masyarakat.
"Ini fungsinya untuk memantau secara dini bila ada peningkatan permukaan atau peningkatan genangan di tempat yang mengalami hujan secara intensif," kata Anies.
"Lalu di daerah aliran sungai merespons posko-posko ini petugas untuk merespons cepat apabila pintu-pintu air menunjukkan tanda-tanda kenaikan permukaan air sehingga warga di kampung-kampung sekitar daerah aliran sungai bisa disiagakan karena kenaikan permukaan air itu tidak melihat jam, menit, waktu," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Anies juga memberikan tanggapan terkait pompa. Ia membantah apabila ada pompa air yang rusak. Berdasarkan data, Pemprov DKI Jakarta memiliki 478 pompa. Pompa-pompa itu tidak semuanya difungsikan.
"Karena ada siklusnya mana yang dipakai, mana yang tidak, apakah ada yang dalam maintenance ya? Ada. Jadi tidak mungkin tanpa ada yang sedang dalam maintenance tanpa ada yang ada diistirahatkan," kata Anies.
"Jadi dalam satu rumah pompa saya ilustrasikan saja. Misalnya ada 10 pompa. Maka penggunaannya itu selalu bergantian 7 dinyalakan 3 istirahat, itu dalam kondisi normal. Lalu dicek maintenance-nya ada misalnya yang satu yang harus dalam proses maintenance. Tapi insya Allah semuanya disiagakan bahkan kita audit khusus untuk persiapan rumah-rumah, pompa-pompanya, dan petugasnya," lanjutnya.
(miq/miq) Next Article Jakarta Banjir, Anies: Kami tidak Mau Menyalahkan Siapapun!
Ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Jumat (10/1/2020), Anies mengawali penjelasan mengenai persiapan di utara Jakarta.
"Jadi mengantisipasi naiknya permukaan air laut di pesisir Utara Jakarta, sejak hari Kamis pagi, pemprov sudah mengerahkan pompa-pompa bergerak atau mobile farm untuk stand by di kawasan Utara Jakarta. Sejauh ini tidak ada hal yang menghambat tapi kita stand by," ujarnya.
Eks menteri pendidikan dan kebudayaan itu melanjutkan Pemprov DKI Jakarta terus memantau pergerakan air di pintu air utama mulai dari Katulampa, Depok, hingga Manggarai.
Kemudian, petugas-petugas di jajaran Pemprov DKI, khususnya di level kelurahan, disiapkan posko di setiap kantor lurah. Di dalam itu ada unsur pemerintah dan masyarakat.
"Ini fungsinya untuk memantau secara dini bila ada peningkatan permukaan atau peningkatan genangan di tempat yang mengalami hujan secara intensif," kata Anies.
"Lalu di daerah aliran sungai merespons posko-posko ini petugas untuk merespons cepat apabila pintu-pintu air menunjukkan tanda-tanda kenaikan permukaan air sehingga warga di kampung-kampung sekitar daerah aliran sungai bisa disiagakan karena kenaikan permukaan air itu tidak melihat jam, menit, waktu," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Anies juga memberikan tanggapan terkait pompa. Ia membantah apabila ada pompa air yang rusak. Berdasarkan data, Pemprov DKI Jakarta memiliki 478 pompa. Pompa-pompa itu tidak semuanya difungsikan.
"Karena ada siklusnya mana yang dipakai, mana yang tidak, apakah ada yang dalam maintenance ya? Ada. Jadi tidak mungkin tanpa ada yang sedang dalam maintenance tanpa ada yang ada diistirahatkan," kata Anies.
"Jadi dalam satu rumah pompa saya ilustrasikan saja. Misalnya ada 10 pompa. Maka penggunaannya itu selalu bergantian 7 dinyalakan 3 istirahat, itu dalam kondisi normal. Lalu dicek maintenance-nya ada misalnya yang satu yang harus dalam proses maintenance. Tapi insya Allah semuanya disiagakan bahkan kita audit khusus untuk persiapan rumah-rumah, pompa-pompanya, dan petugasnya," lanjutnya.
(miq/miq) Next Article Jakarta Banjir, Anies: Kami tidak Mau Menyalahkan Siapapun!
Most Popular