
Internasional
Pengamat: Serangan Iran ke AS Berbahaya & Bisa Lepas Kendali
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
08 January 2020 16:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan balasan Teheran terhadap tewasnya pemimpin militer Iran Qasem Soleimani di AS terjadi terlalu cepat dan penuh kemarahan. Bahkan dianggap bahaya dan mungkin bisa lepas kendali.
"Lihatlah, Iran telah menunjukkan maksud dan tujuannya, kami sudah menduga pembalasan Iran. Namun, saya tidak berpikir akan terjadi begitu cepat dan penuh kemarahan, tapi itulah yang terjadi," kata Alex Vatanka, rekan senior di Institut Timur Tengah, seperti dilansir CNBC Internasional, Rabu (8/1/2020).
Seperti diketahui, Iran melancarkan serangan rudal terhadap pasukan pimpinan AS di Irak. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pemakaman pemimpin militer Iran Qasem Soleimani yang tewas akibat pembunuhan dalam serangan drone AS.
"Ada bahaya nyata yang akan keluar," kata Vatanka.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan kemungkinan reaksi AS akan seperti apa," katanya, sambil menambahkan bahwa jumlah korban akan menjadi "faktor besar" yang menentukan langkah Amerika selanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan tindakan Teheran menunjukkan bahwa pihak berwenang memutuskan untuk menyerang agar Trump tahu, mereka juga dapat melukainya.
Ini juga sebagai deklarasi bahwa Iran tidak terpuruk oleh tekanan maksimum presiden kontroversial itu yang mengekang penelitian nuklir Iran.
"Pertanyaan besarnya adalah apa yang akan dilakukan Presiden Trump? Karena banyak dari ini terkait tentang pemilihannya kembali, dia harus membuat keputusan cepat apakah perang dengan Iran dan semua kekacauan yang menyertainya di Timur Tengah akan membantunya atau membantunya dikalahkan dalam pemilihan November mendatang," ujar Vatanka.
Beberapa jam setelah serangan pada Rabu dini hari, Trump merespon melalui twitter-nya @realDonaldTrump. "Semua baik-baik saja! Rudal diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak," tulisnya.
Dia mengatakan AS sedang menilai beban kerusakan dan korban. "Sejauh ini baik! Sejauh ini, kita memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi," tulisnya lagi.
(sef/sef) Next Article Belum Reda, Pangkalan Militer AS Kembali Diserang Rudal
"Lihatlah, Iran telah menunjukkan maksud dan tujuannya, kami sudah menduga pembalasan Iran. Namun, saya tidak berpikir akan terjadi begitu cepat dan penuh kemarahan, tapi itulah yang terjadi," kata Alex Vatanka, rekan senior di Institut Timur Tengah, seperti dilansir CNBC Internasional, Rabu (8/1/2020).
Seperti diketahui, Iran melancarkan serangan rudal terhadap pasukan pimpinan AS di Irak. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pemakaman pemimpin militer Iran Qasem Soleimani yang tewas akibat pembunuhan dalam serangan drone AS.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan kemungkinan reaksi AS akan seperti apa," katanya, sambil menambahkan bahwa jumlah korban akan menjadi "faktor besar" yang menentukan langkah Amerika selanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan tindakan Teheran menunjukkan bahwa pihak berwenang memutuskan untuk menyerang agar Trump tahu, mereka juga dapat melukainya.
Ini juga sebagai deklarasi bahwa Iran tidak terpuruk oleh tekanan maksimum presiden kontroversial itu yang mengekang penelitian nuklir Iran.
"Pertanyaan besarnya adalah apa yang akan dilakukan Presiden Trump? Karena banyak dari ini terkait tentang pemilihannya kembali, dia harus membuat keputusan cepat apakah perang dengan Iran dan semua kekacauan yang menyertainya di Timur Tengah akan membantunya atau membantunya dikalahkan dalam pemilihan November mendatang," ujar Vatanka.
Beberapa jam setelah serangan pada Rabu dini hari, Trump merespon melalui twitter-nya @realDonaldTrump. "Semua baik-baik saja! Rudal diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak," tulisnya.
Dia mengatakan AS sedang menilai beban kerusakan dan korban. "Sejauh ini baik! Sejauh ini, kita memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi," tulisnya lagi.
(sef/sef) Next Article Belum Reda, Pangkalan Militer AS Kembali Diserang Rudal
Most Popular