
AS-Iran Panas Lagi! Teheran Warning Trump 'Jangan Main Api'
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 March 2020 17:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran nampaknya bakal kembali memanas.
Pasca serangan yang terjadi di Pangkalan Militer Irak di Taji yang menewaskan dua warga AS dan satu warga Inggris, AS terus menggempur kelompok milisi pro Iran di Irak.
AS meluncurkan serangan udara yang membuat tewasnya puluhan pasukan milisi. Bahkan sejumlah media menyebutkan, serangan masih terjadi hingga Jumat (13/3/2020) pagi.
Menanggapi ini Iran pun memperingatkan AS. Negeri ini bahkan me-warning Presiden AS Donald Trump agar tidak melakukan "tindakan berbahaya" apalagi menuduh tanpa bukti.
Negeri yang kini bergelut dengan corona itu juga meminta AS memikirkan kembali keberadaannya di Timur Tengah. Termasuk perilaku pasukan AS di sana.
"Alih-alih tindakan berbahaya dan tuduhan tidak berdasar, Trump harus mempertimbangkan kembali keberadaan dan perilaku pasukannya di daerah itu," tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Sayid Abbas Mousavi, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Sebelumnya, serangan kembali terjadi di pangkalan militer Irak yang menampung pasukan koalisi AS, Rabu (11/3/2020) malam. Sebanyak 18 roket menghantam pangkalan udara Taji di Utara Baghdad.
Ini merupakan serangan ke 22 di instalasi AS di Irak. Sebelumnya serangan juga kerap menargetkan Kedutaan Besar AS di Irak, sejak akhir Oktober lalu.
Ini dibalas AS dengan sejumlah serangan. Diantaranya serangan dengan tiga jet di kota Boukamal, yang menewaskan 18 orang.
(sef/sef) Next Article Iran-AS Memanas, Menteri Luar Negeri Israel Tunda ke Dubai
Pasca serangan yang terjadi di Pangkalan Militer Irak di Taji yang menewaskan dua warga AS dan satu warga Inggris, AS terus menggempur kelompok milisi pro Iran di Irak.
Menanggapi ini Iran pun memperingatkan AS. Negeri ini bahkan me-warning Presiden AS Donald Trump agar tidak melakukan "tindakan berbahaya" apalagi menuduh tanpa bukti.
Negeri yang kini bergelut dengan corona itu juga meminta AS memikirkan kembali keberadaannya di Timur Tengah. Termasuk perilaku pasukan AS di sana.
"Alih-alih tindakan berbahaya dan tuduhan tidak berdasar, Trump harus mempertimbangkan kembali keberadaan dan perilaku pasukannya di daerah itu," tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Sayid Abbas Mousavi, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Sebelumnya, serangan kembali terjadi di pangkalan militer Irak yang menampung pasukan koalisi AS, Rabu (11/3/2020) malam. Sebanyak 18 roket menghantam pangkalan udara Taji di Utara Baghdad.
Ini merupakan serangan ke 22 di instalasi AS di Irak. Sebelumnya serangan juga kerap menargetkan Kedutaan Besar AS di Irak, sejak akhir Oktober lalu.
Ini dibalas AS dengan sejumlah serangan. Diantaranya serangan dengan tiga jet di kota Boukamal, yang menewaskan 18 orang.
(sef/sef) Next Article Iran-AS Memanas, Menteri Luar Negeri Israel Tunda ke Dubai
Most Popular