
3 Jurus Erick Thohir Antisipasi Harga Minyak & World War III
Monica Wareza & Anisatul Umah, CNBC Indonesia
08 January 2020 14:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mempersiapkan 3 strategi mengantisipasi gejolak harga minyak global di tengah berkecamuknya konflik antara Iran dan Amerika Serikat yang disebut-sebut bakal memicu perang dunia III.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan, langkah pertama yang diambil adalah dengan membeli minyak tanpa perantara. Dengan langkah ini menurutnya bisa memangkas harga impor jadi lebih rendah.
"Baru kita lakukan, baru sedikit untuk volume. Tapi belajar dari pengalaman pertama kami ternyata bisa memangkas hampir Rp 8 miliar seperti itu volumenya juga masih belum besar artinya kita punya peluang untuk memangkas lagi ke depannya," ungkapnya, Rabu, (8/01/2020).
Menurutnya, bukan tidak mungkin negara ini bisa hemat ratusan miliar dengan metode membeli minyak langsung ke pemasok tersebut. Menurut dia, fakta ini membuka peluang lebih besar untuk terus melakukan langkah yang sama ke depannya sebagai upaya untuk penghematan dan mengurangi impor oleh PT Pertamina (Persero).
"Setiap kita melakukan langkah dengan harga yang pertama kan efisiensi dalam negeri, nah efisiensi ini yang dilakukan dan riil langsung bisa dilakukan," terangnya.
Langkah kedua yakni melalui program biodiesel (B30), dan langkah terakhir meminta PT Pertamina (Persero) menaikkan lifting untuk menekan impor.
Tiga strategi tersebut menurutnya adalah langkah yang paling memungkinkan untuk dilakukan. "Jadi kita harapkan yang selama ini produksi belum optimal kita minta dengan ini kan juga akan mengurang impor sehingga kebutuhan lokal diutamakan," imbuhnya.
Lebih lanjut dirinya juga meminta agar Pertamina mencari lapangan baru. Kemudian lapangan migas yang belum optimum, Arya minta untuk dimaksimalkan. Terakhir sumur lama yang masih bisa dieksploitasi agar dioptimalkan.
"Mencari lapangan baru juga yang paling gampang dan sederhana adalah peningkatan produksi lapangan migas yang belum optimum kita minta tingkatkan produksi, lalu sumur lama yang bisa dieksploitasi juga dioptimalkan," pintanya.
Harga minyak melesat tinggi setelah hubungan AS-Iran kembali memanas. Kisruh yang hampir 7 dekade antara AS dan Iran kembali menyeruak ke permukaan setelah tewasnya jenderal karismatik pimpinan Quds Force Qasem Soleimani pekan lalu.
Ketegangan ini diprediksi akan mendorong kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia tersebut diperhitungkan pelaku pasar sebagai salah satu komponen yang akan meningkatkan beban operasional dan berpotensi mengganggu perolehan bottom line.
(gus) Next Article Erick Waspadai Harga Minyak di Tengah Hubungan Panas AS-Iran
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan, langkah pertama yang diambil adalah dengan membeli minyak tanpa perantara. Dengan langkah ini menurutnya bisa memangkas harga impor jadi lebih rendah.
"Baru kita lakukan, baru sedikit untuk volume. Tapi belajar dari pengalaman pertama kami ternyata bisa memangkas hampir Rp 8 miliar seperti itu volumenya juga masih belum besar artinya kita punya peluang untuk memangkas lagi ke depannya," ungkapnya, Rabu, (8/01/2020).
"Setiap kita melakukan langkah dengan harga yang pertama kan efisiensi dalam negeri, nah efisiensi ini yang dilakukan dan riil langsung bisa dilakukan," terangnya.
Langkah kedua yakni melalui program biodiesel (B30), dan langkah terakhir meminta PT Pertamina (Persero) menaikkan lifting untuk menekan impor.
Tiga strategi tersebut menurutnya adalah langkah yang paling memungkinkan untuk dilakukan. "Jadi kita harapkan yang selama ini produksi belum optimal kita minta dengan ini kan juga akan mengurang impor sehingga kebutuhan lokal diutamakan," imbuhnya.
Lebih lanjut dirinya juga meminta agar Pertamina mencari lapangan baru. Kemudian lapangan migas yang belum optimum, Arya minta untuk dimaksimalkan. Terakhir sumur lama yang masih bisa dieksploitasi agar dioptimalkan.
"Mencari lapangan baru juga yang paling gampang dan sederhana adalah peningkatan produksi lapangan migas yang belum optimum kita minta tingkatkan produksi, lalu sumur lama yang bisa dieksploitasi juga dioptimalkan," pintanya.
Harga minyak melesat tinggi setelah hubungan AS-Iran kembali memanas. Kisruh yang hampir 7 dekade antara AS dan Iran kembali menyeruak ke permukaan setelah tewasnya jenderal karismatik pimpinan Quds Force Qasem Soleimani pekan lalu.
Ketegangan ini diprediksi akan mendorong kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia tersebut diperhitungkan pelaku pasar sebagai salah satu komponen yang akan meningkatkan beban operasional dan berpotensi mengganggu perolehan bottom line.
(gus) Next Article Erick Waspadai Harga Minyak di Tengah Hubungan Panas AS-Iran
Most Popular