
Kereta Cepat Biang Kerok Banjir di Tol Japek, Ini Kata KCIC
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 January 2020 18:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) jadi biang kerok banjir di Tol Jakarta-Cikampek (Japek). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akhirnya buka suara mengenai tudingan tersebut.
Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra menyatakan, seluruh pengerjaan proyek KCJB senantiasa memperhatikan kaidah-kaidah yang diperlukan. Kendati demikian, dia tidak membantah maupun membenarkan mengenai adanya saluran air di sekitar Tol Japek yang tertutup akibat proyek kereta cepat.
"Aktivitas pembangunan proyek KCJB sangat memperhatikan aspek teknis dan mekanisme pengendaliannya," kata Chandra yang menjawab pertanyaan CNBC Indonesia melalui keterangan resmi perusahaan, Selasa (7/1/20)
Pihaknya mengaku telah mengidentifikasi risiko-risiko yang berkaitan dengan aspek lingkungan. Baik itu di proyek maupun di daerah sekitar sekaligus menetapkan langkah-langkah strategis sehingga pembangunan bisa tetap berlangsung dengan lancar.
"Yang terpenting adalah berpikir ke depan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi," urainya.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini proyek KCJB sedang mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menghadapi cuaca ekstrem. Sejalan dengan itu, ada beberapa penanganan teknis telah dilakukan oleh Proyek KCJB ke sejumlah titik banjir.
Di sekitar area KM19, Proyek KCJB turun tangan membantu penanggulangan lingkungan dengan membersihkan tumpukan sampah di Kali Jambe yang semula tersumbat dan menyebabkan banjir.
Di sisi lain, saat ini Proyek KCJB juga melakukan tindakan pemulihan terhadap kerusakan akses jalan di samping jalan tol Cikampek Km+4 sekitar exit tol Jatiwaringin yang sengaja dibangun untuk memudahkan akses warga.
Jalan yang berlokasi di Jalan Pangkalan Jati VI A tersebut kini tengah dilakukan perbaikan dan penguatan akses jalan setelah terjadinya longsor dan ditargetkan akan segera selesai dan digunakan seperti sedia kala
Selain melakukan penanganan bencana, secara paralel ketiga kontraktor KCJB (Sinohydro, WIKA dan CREC) berinisiatif melakukan penyisiran dan penanggulangan ke sejumlah titik yang berpotensi menjadi penyebab banjir dan longsor, yakni dengan pemantauan pemantauan pada sejumlah pintu air sungai dan saluran air yang berada di sekitar lokasi proyek untuk memastikan berfungsi dengan normal. Proyek KCJB juga melakukan pemulihan pada akses warga yang rusak akibat banjir.
Sebelumnya, sejumlah titik di Tol Japek ikut terkena dampak banjir beberapa waktu belakangan. Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menduga banjir tersebut tidak lepas dari adanya proyek di sekitar tol tersebut.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, menjelaskan bahwa ada saluran air di sekitar tol yang tertutup akibat aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Ada penutupan untuk jalan kerja. Makanya yang tadinya gorong-gorong, tadinya ada 3 saluran air di situ itu terhambat karena di bantaran paritnya ditutup pakai beton," kata Budi Setiyadi dalam jumpa pers evaluasi arus mudik Natal dan tahun baru di kantornya, Senin (6/1/20).
Dia menegaskan bahwa banjir di Tol Japek baru kali ini terjadi. Sebelumnya, dia mengaku Tol Japek tak pernah digenangi air hingga waktu yang cukup lama.
Sehingga ia sempat heran ketika banjir terjadi di Tol Japek. Budi Setiyadi akhirnya langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
"Tadinya saluran air bagus kemudian tutup untuk alat berat, itu dampaknya," tandasnya.
Dia menyebut, sejumlah lokasi terdampak banjir yang paling parah di antaranya ada di KM 19 dan KM 24. Kini, saluran air tertutup yang jadi biang kerok banjir tersebut sudah dibuka kembali.
(hoi/hoi) Next Article Bocoran Terbaru Jalur KA Cepat Jakarta-Surabaya, Ternyata Lewat Sini
Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra menyatakan, seluruh pengerjaan proyek KCJB senantiasa memperhatikan kaidah-kaidah yang diperlukan. Kendati demikian, dia tidak membantah maupun membenarkan mengenai adanya saluran air di sekitar Tol Japek yang tertutup akibat proyek kereta cepat.
"Aktivitas pembangunan proyek KCJB sangat memperhatikan aspek teknis dan mekanisme pengendaliannya," kata Chandra yang menjawab pertanyaan CNBC Indonesia melalui keterangan resmi perusahaan, Selasa (7/1/20)
"Yang terpenting adalah berpikir ke depan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi," urainya.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini proyek KCJB sedang mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menghadapi cuaca ekstrem. Sejalan dengan itu, ada beberapa penanganan teknis telah dilakukan oleh Proyek KCJB ke sejumlah titik banjir.
Di sekitar area KM19, Proyek KCJB turun tangan membantu penanggulangan lingkungan dengan membersihkan tumpukan sampah di Kali Jambe yang semula tersumbat dan menyebabkan banjir.
Di sisi lain, saat ini Proyek KCJB juga melakukan tindakan pemulihan terhadap kerusakan akses jalan di samping jalan tol Cikampek Km+4 sekitar exit tol Jatiwaringin yang sengaja dibangun untuk memudahkan akses warga.
Jalan yang berlokasi di Jalan Pangkalan Jati VI A tersebut kini tengah dilakukan perbaikan dan penguatan akses jalan setelah terjadinya longsor dan ditargetkan akan segera selesai dan digunakan seperti sedia kala
Selain melakukan penanganan bencana, secara paralel ketiga kontraktor KCJB (Sinohydro, WIKA dan CREC) berinisiatif melakukan penyisiran dan penanggulangan ke sejumlah titik yang berpotensi menjadi penyebab banjir dan longsor, yakni dengan pemantauan pemantauan pada sejumlah pintu air sungai dan saluran air yang berada di sekitar lokasi proyek untuk memastikan berfungsi dengan normal. Proyek KCJB juga melakukan pemulihan pada akses warga yang rusak akibat banjir.
Sebelumnya, sejumlah titik di Tol Japek ikut terkena dampak banjir beberapa waktu belakangan. Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menduga banjir tersebut tidak lepas dari adanya proyek di sekitar tol tersebut.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, menjelaskan bahwa ada saluran air di sekitar tol yang tertutup akibat aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Ada penutupan untuk jalan kerja. Makanya yang tadinya gorong-gorong, tadinya ada 3 saluran air di situ itu terhambat karena di bantaran paritnya ditutup pakai beton," kata Budi Setiyadi dalam jumpa pers evaluasi arus mudik Natal dan tahun baru di kantornya, Senin (6/1/20).
Dia menegaskan bahwa banjir di Tol Japek baru kali ini terjadi. Sebelumnya, dia mengaku Tol Japek tak pernah digenangi air hingga waktu yang cukup lama.
Sehingga ia sempat heran ketika banjir terjadi di Tol Japek. Budi Setiyadi akhirnya langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
"Tadinya saluran air bagus kemudian tutup untuk alat berat, itu dampaknya," tandasnya.
Dia menyebut, sejumlah lokasi terdampak banjir yang paling parah di antaranya ada di KM 19 dan KM 24. Kini, saluran air tertutup yang jadi biang kerok banjir tersebut sudah dibuka kembali.
(hoi/hoi) Next Article Bocoran Terbaru Jalur KA Cepat Jakarta-Surabaya, Ternyata Lewat Sini
Most Popular