
Tarif Tol Layang Japek Berlaku Januari 2020, Ini Bocorannya
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 January 2020 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga Selasa (7/1/20), Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated atau Tol Layang Japek masih gratis. Tol tersebut sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 12 Desember 2019 dan operasi perdana pada 15 Desember 2019 tanpa tarif alias gratis.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih menghitung skema pentarifan tol tersebut. Rencananya, tarif integrasi bakal diberlakukan pada Januari 2020 ini.
"Harapan kita sih tetap Januari [penerapan tarifnya]. Pihak yang membantu kami melakukan simulasi, mereka janji simulasinya selesai bulan ini, minggu kedua [Januari]," kata Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit ketika ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Senin (6/1/20) malam.
Nantinya, tarif Tol Layang Japek akan diintegrasikan dengan tarif Tol Japek di bawahnya. Selain itu, Danang Parikesit juga menyebut ada rencana integrasi dengan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
"Saya kira akan seperti itu. Sekarang itu integrasinya tidak hanya Japek dan Japek Elevated, tapi juga dengan Becakayu," bebernya.
Danang lantas menjelaskan, jika tak dilakukan integrasi, tarif Tol Layang Japek bisa dipatok sangat tinggi. Hal ini dihitung berdasarkan angka investasi tol tersebut.
Dia menyebut, untuk tarif terjauh antara Tol Japek dan Tol Layang Japek terdapat selisih yang cukup lebar. Dengan adanya integrasi, dimungkinkan sebagian beban pengembalian investasi tol layang akan dimasukkan dalam pentarifan.
"Contohnya sekarang seperti Japek dengan elevated itu kan selisihnya untuk jangka panjang, jarak terjauh ya. Itu kan cukup besar, mungkin untuk hitungan BPJT yang satu Rp 15 ribu yang satu Rp 40 ribu," urainya.
Dengan tarif tersebut, daya beli masyarakat juga jadi perhatian. Dengan jarak tempuh yang relatif sama, maka akan ada kecenderungan masyarakat ogah pakai tol layang jika tarifnya jauh berbeda.
"Jadi mungkin yang di Japek itu mengalami kenaikan, yang di Japek Elevated bisa mengalami penurunan. Sehingga itu bisa balance antara yang lewat di atas dan yang lewat di bawah," kata Danang.
(hoi/hoi) Next Article Siap-Siap! Masuk Tol Tanpa Buka Kaca Mulai Akhir 2020
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih menghitung skema pentarifan tol tersebut. Rencananya, tarif integrasi bakal diberlakukan pada Januari 2020 ini.
"Harapan kita sih tetap Januari [penerapan tarifnya]. Pihak yang membantu kami melakukan simulasi, mereka janji simulasinya selesai bulan ini, minggu kedua [Januari]," kata Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit ketika ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Senin (6/1/20) malam.
"Saya kira akan seperti itu. Sekarang itu integrasinya tidak hanya Japek dan Japek Elevated, tapi juga dengan Becakayu," bebernya.
Danang lantas menjelaskan, jika tak dilakukan integrasi, tarif Tol Layang Japek bisa dipatok sangat tinggi. Hal ini dihitung berdasarkan angka investasi tol tersebut.
Dia menyebut, untuk tarif terjauh antara Tol Japek dan Tol Layang Japek terdapat selisih yang cukup lebar. Dengan adanya integrasi, dimungkinkan sebagian beban pengembalian investasi tol layang akan dimasukkan dalam pentarifan.
"Contohnya sekarang seperti Japek dengan elevated itu kan selisihnya untuk jangka panjang, jarak terjauh ya. Itu kan cukup besar, mungkin untuk hitungan BPJT yang satu Rp 15 ribu yang satu Rp 40 ribu," urainya.
Dengan tarif tersebut, daya beli masyarakat juga jadi perhatian. Dengan jarak tempuh yang relatif sama, maka akan ada kecenderungan masyarakat ogah pakai tol layang jika tarifnya jauh berbeda.
"Jadi mungkin yang di Japek itu mengalami kenaikan, yang di Japek Elevated bisa mengalami penurunan. Sehingga itu bisa balance antara yang lewat di atas dan yang lewat di bawah," kata Danang.
(hoi/hoi) Next Article Siap-Siap! Masuk Tol Tanpa Buka Kaca Mulai Akhir 2020
Most Popular