
ESDM Dalami 3 Opsi Jokowi untuk Tekan Harga Gas Industri
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
07 January 2020 12:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih membahas tiga opsi untuk menekan harga gas. Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto.
"Akan menjalankan sesuai arahan pimpinan. Lagi di bahas (tiga opsi menekan harga gas)," ungkapnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa, (7/01/2020).
Tiga opsi yang tengah dibahas yakni pemangkasan jatah gas buat pemerintah, rencana pemberlakuan DMO gas, dan terakhir adalah opsi untuk membuka keran impor gas. Kemarin, (6/01/2020) di depan jajaran menteri dalam rapat terbatas dengan topik pembahasan Ketersediaan Gas untuk Industri, Presiden Joko Widodo menumpahkan kekesalannya soal mahalnya harga gas.
Jokowi mengaku tidak habis pikir upaya yang selama ini pemerintah lakukan demi menurunkan harga gas industri tidak kunjug berhasil. Padahal, hal ini penting untuk memberikan kepastian. "Sudah beberapa kali kita berbicara mengenai ini, tetapi sampai detik ini kita belum bisa menyelesaikan mengenai harga gas kita yang mahal," tandasnya.
Jokowi menegaskan gas tidak semata-mata sebagai komoditas saja, namun juga jadi model pembangunan yang akan memperkuat industri nasional. Pemerintah mencatat, saat ini ada sekitar 6 industri yang menggunakan gas. Di antaranya pembangkit listrik, industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, hingga industri gelas.
"Artinya ketika porsi gas sangat besar pada struktur biaya produksi, maka harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia," tegas Jokowi.
Jokowi meminta agar para jajaranya mengkalkulasi harga gas agar lebih kompetitif. Menurut Jokowi, produk yang kita hasilkan akan terus-terusan kalah jika harga gasnya mahal.
"Karena itu saya minta soal harga gas betul-betul dihitung, di kalkulasi agar lebih kompetitif. Coba dilihat betul penyebab tingginya harga gas mulai dari harga di hulu, di tingkat lapangan gas, di tengah terkait dengan biaya penyaluran gas, biaya transmisi gas, di tengah infrastruktur yang belum terintegrasi dan sampai di hilir di distributor," tegasnya.
(gus) Next Article Jokowi Jengkel, Harga Gas Industri Mahal & Susah Turun!
"Akan menjalankan sesuai arahan pimpinan. Lagi di bahas (tiga opsi menekan harga gas)," ungkapnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa, (7/01/2020).
Tiga opsi yang tengah dibahas yakni pemangkasan jatah gas buat pemerintah, rencana pemberlakuan DMO gas, dan terakhir adalah opsi untuk membuka keran impor gas. Kemarin, (6/01/2020) di depan jajaran menteri dalam rapat terbatas dengan topik pembahasan Ketersediaan Gas untuk Industri, Presiden Joko Widodo menumpahkan kekesalannya soal mahalnya harga gas.
Jokowi menegaskan gas tidak semata-mata sebagai komoditas saja, namun juga jadi model pembangunan yang akan memperkuat industri nasional. Pemerintah mencatat, saat ini ada sekitar 6 industri yang menggunakan gas. Di antaranya pembangkit listrik, industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, hingga industri gelas.
"Artinya ketika porsi gas sangat besar pada struktur biaya produksi, maka harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia," tegas Jokowi.
Jokowi meminta agar para jajaranya mengkalkulasi harga gas agar lebih kompetitif. Menurut Jokowi, produk yang kita hasilkan akan terus-terusan kalah jika harga gasnya mahal.
"Karena itu saya minta soal harga gas betul-betul dihitung, di kalkulasi agar lebih kompetitif. Coba dilihat betul penyebab tingginya harga gas mulai dari harga di hulu, di tingkat lapangan gas, di tengah terkait dengan biaya penyaluran gas, biaya transmisi gas, di tengah infrastruktur yang belum terintegrasi dan sampai di hilir di distributor," tegasnya.
(gus) Next Article Jokowi Jengkel, Harga Gas Industri Mahal & Susah Turun!
Most Popular