BUMN Sebut Harga Gas Mahal di Hulu, Bisa Turun Jadi US$6?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 January 2020 11:06
Kementerian BUMN sebut harga gas mahal, karena biang keroknya ada di hulu.
Foto: Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin buka suara perihal mahalnya harga gas yang dikeluhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Budi bilang, harga bahan baku gas sejak pada hulu sudah tergolong mahal.

"Harga bahan baku gas di hulunya kita tinggi, jadi bahkan sebelum sampai ke PGN sudah di atas US$ 5 (per MMBTU), rata-rata US$ 5-7," kata Budi di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Senin (6/1/20).

Karena itu, menurutnya, jika ingin memangkas harga gas di Indonesia, menurutnya perlu dipikirkan mencari sumber lain dengan harga yang lebih murah. Dia bilang, suntikan subsidi tidak akan jadi pilihan pemerintah.

"Aku rasa sayang kalau sampai subsidi harga gas, harusnya cari sumber lain saja yang lebih baik, yang harganya bisa turun. Kan di luar negeri harganya sekarang sedang turun," tandasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Dia juga menjelaskan, seharusnya harga gas juga tergantung pada demand dan supply di pasaran. Terkait hal ini, dia menilai tak ada masalah karena demand cukup tinggi namun supply di dalam negeri juga lumayan banyak.

Budi Gunadi menilai, ada perbedaan antara dalam negeri dan luar negeri yang terlalu jauh. "Itu yang mungkin pak presiden ingin supaya lebih dekat [perbedaan harganya]," bebernya.



Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pesan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas terkait gas industri, hari ini.

Luhut mengatakan, Jokowi memberikan waktu 3 bulan untuk seluruh pemangku kepentingan mendapat solusi agar harga gas industri bisa murah.

"Dichallenge, awal Maret sudah selesai. Kami mau harga gas US$ 6 (per MMBTU), karena terlalu banyak redundant cost. Banyak biaya tumpang tindih," kata Luhut, dijumpai usai rapat terbatas di Istana Negara, Senin (06/1/2020).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas fakta harga gas untuk kebutuhan industri di Indonesia masih cukup mahal.

Dalam rapat terbatas bersama jajaran menteri, Jokowi mengaku cukup kesal lantaran belum ada kebijakan maupun keputusan konkret untuk menurunkan harga gas untuk sejumlah industri di tanah air.

"Kalau tidak segera diputuskan, ya akan gini terus. Pilihannya hanya dua. Melindungi industri atau melindungi pemain gas," kata Jokowi.

"Saya tadi mau ngomong yang kasar, tapi nggak jadi. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," tegasnya.


(gus) Next Article 7 Industri Dapat Gas Murah, Menteri Jokowi Bongkar Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular