Jakarta "Konsisten" Kebanjiran 3 Abad, Ini Nilai Kerugiannya

Banjir dipastikan menghambat aktivitas ekonomi Jakarta, yang merupakan pusat administrasi dan pusat bisnis Indonesia. Berbagai studi telah menunjukkan efek banjir terhadap perekonomian, yang nilainya mencapai triliunan rupiah per tahun.
Menurut penelitian Nurul Yuhanafia dan Heri Andreas berjudul “Pertambahan Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Dengan Pengaruh Penurunan Tanah di Jakarta” (2017), penurunan permukaan tanah berkontribusi terhadap meluasnya banjir di Jakarta.
Dari tahun ke tahun, problem banjir di Jakarta semakin meluas dengan wilayah rawan banjir yang terus bertambah, meski pemerintah telah melakukan program-program arus utama (mainstream) pengendalian banjir seperti membangun BKT dan normalisasi Sungai Ciliwung.
![]() |
Berdasarkan perhitungan yang mengacu pada peta hazard dan eksposur ekonomi (estimasi nilai kerugian ekonomi maksimum menurut kelas tata guna lahan, nilai kerugian banjir pada tahun 2007 mencapai Rp 21 triliun.
Angka ini setara dengan nilai investasi mobil listrik Hyundai di Cikarang, yang nilainya mencapai Rp 21 triliun. Dengan kata lain, jika Jakarta tak menghadapi problem banjir maka ada peluang sebesar itu di perekonomian yang bisa dipakai untuk berinvestasi di sektor strategis.
Menurut model perhitungan Nurul dan Heri (2017), dalam 20 tahun ke depan (antara tahun 2007 hingga tahun 2027) nilai kerugian bertambah Rp 15 triliun menjadi Rp 36 triliun pada 2027 atau mengalami persentase penambahan sebesar 73% jika dibandingkan kerugian tahun 2007.
![]() |
Tidak heran, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan memindah Ibu Kota karena selama ratusan tahun, kota terbesar di Indonesia ini masih menjadi langganan banjir. Melihat fenomena banjir di pergantian tahun 2019-2020, muskil problem banjir akan berakhir segera.
Namun jangan lupa, Jakarta masih bakal menjadi pusat bisnis atau "New York-nya Nusantara". Tanpa ada penyelesaian, maka peluang bisnis dan investasi bernilai puluhan triliuan bakal terus menguap dari struktur perekonomian kita akibat problem banjir tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags)