
Kang Emil, Jokowi, dan Nagara Rimba Nusa
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 December 2019 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah memilih desain bertema 'Nagara Rimba Nusa' sebagai pemenang sayembara desain ibu kota negara (IKN) baru. Dalam desain tersebut, dirancang pula istana presiden yang baru.
Desain tersebut dirancang oleh tim yang beranggotakan 10 orang. Mereka adalah para arsitek gabungan dari beberapa negara.
10 anggota tim juara tersebut yakni Sofian Sibarani, Ardzuna Sinaga, Rahman Andra Wijaya, Vincentius Hermawan, Winarko Hadi Susilo, Tedy Murtedjo, Scott Christopher Dunn, Li Xiao Qing, Poh Seng Tiok dan Jason David Zlotkowski.
Salah satu anggota tim, Sofian Sibarani, merupakan pendiri Urban+. Dia mengaku tak bisa bekerja sendiri dalam mengikuti sayembara ini. Karena itu dia berkolaborasi dengan arsitek dari luar negeri.
"Saya dulu pernah bekerja di luar negeri. Anggota tim ini ada yang dari Hong Kong, Singapura, Malaysia. Ide terbaik kita kumpulkan jadi satu. Ini kolaborasi. Mengerjakan kota ga bisa sendirian, harus bersama," ujarnya ketika ditemui di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Senin (23/12/2019).
Dia mengaku, proses membuat desain dilakukan dengan waktu yang terbatas. Hal ini berkaitan dengan timeline sayembara yang relatif cuma sebulan.
"Kompetisinya waktu itu kan hanya boleh 1 bulan waktu itu ya, sejak Oktober akhir. Kemudian November dikumpulkan. Kita memang hanya punya waktu segitu, hanya 1 bulanan," bebernya.
Salah seorang anggota tim, Rahman Andra Wijaya sempat memantau langsung lokasi calon ibu kota baru. Ini dilakukan untuk mendapatkan feel dalam merancang desain.
Sejalan dengan itu, dia mengatakan bahwa kondisi alam sekitar menjadi pertimbangan penting. Dia ingin kota yang dibangun tidak mengorbankan ekosistem alam di sekitarnya.
"Di dalam sejarah peradaban kita, banyak yang akhirnya menguasai, mengorbankan yang lain. Ini bagaimana kita menciptakan sistem perkotaan yang harus mengadaptasi perilaku hutan terhadap pembangunan," paparnya.
Desain tersebut dirancang oleh tim yang beranggotakan 10 orang. Mereka adalah para arsitek gabungan dari beberapa negara.
10 anggota tim juara tersebut yakni Sofian Sibarani, Ardzuna Sinaga, Rahman Andra Wijaya, Vincentius Hermawan, Winarko Hadi Susilo, Tedy Murtedjo, Scott Christopher Dunn, Li Xiao Qing, Poh Seng Tiok dan Jason David Zlotkowski.
"Saya dulu pernah bekerja di luar negeri. Anggota tim ini ada yang dari Hong Kong, Singapura, Malaysia. Ide terbaik kita kumpulkan jadi satu. Ini kolaborasi. Mengerjakan kota ga bisa sendirian, harus bersama," ujarnya ketika ditemui di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Senin (23/12/2019).
Dia mengaku, proses membuat desain dilakukan dengan waktu yang terbatas. Hal ini berkaitan dengan timeline sayembara yang relatif cuma sebulan.
"Kompetisinya waktu itu kan hanya boleh 1 bulan waktu itu ya, sejak Oktober akhir. Kemudian November dikumpulkan. Kita memang hanya punya waktu segitu, hanya 1 bulanan," bebernya.
Salah seorang anggota tim, Rahman Andra Wijaya sempat memantau langsung lokasi calon ibu kota baru. Ini dilakukan untuk mendapatkan feel dalam merancang desain.
Sejalan dengan itu, dia mengatakan bahwa kondisi alam sekitar menjadi pertimbangan penting. Dia ingin kota yang dibangun tidak mengorbankan ekosistem alam di sekitarnya.
"Di dalam sejarah peradaban kita, banyak yang akhirnya menguasai, mengorbankan yang lain. Ini bagaimana kita menciptakan sistem perkotaan yang harus mengadaptasi perilaku hutan terhadap pembangunan," paparnya.
Next Page
Alasan Jokowi Pilih Rimba Nusa
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular