Fitch Solutions Ramal BI Pangkas Bunga Acuan di 2020

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 December 2019 13:23
BI diperkirakan akan memangkas BI 7-days reverse repo rate 50 bps
Foto: Konferensi Pers Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga riset Fitch Solutions memproyeksi, pada 2020 Bank Indonesia (BI) akan memangkas BI 7-day reverse repo rate 50 basis point (bps) menjadi 4,5%. Sebelumnya, Kamis (19/12/2019), BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap pada 5% pada Kamis (19/12/2019).

"Ke depan, kami memperkirakan BI akan melakukan dua kali pemotongan suku bunga, masing-masing 25 bps selama 2020 untuk mendukung aktivitas ekonomi dan pertumbuhan kredit," tulis Fitch dalam keterangan resminya yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (20/12/2019).


Ekonomi Indonesia, disamping adanya tekanan eksternal dari gangguan perdagangan AS-Cina, permintaan domestik juga lemah. Yang pada akhirnya membuat pertumbuhan ekonomi melambat dari rata-rata 5,2% pada 2018 (year on year) menjadi 5% sepanjang tahun 2019.

Lebih lanjut, Fitch mengatakan kelesuan ekonomi di dalam negeri juga disebabkan karena adanya pemilihan presiden pada April 2019 lalu. Ditambah, sampai Oktober pelaku bisnis juga masih menunggu tentang kejelasan kabinet pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Fitch memperkirakan inflasi harga konsumen pada 2020 berada pada kisaran 3,5%, lebih tinggi dari inflasi yang terjadi selama 2019 yang sebesar 3%.

"Kami memperkirakan tekanan harga akan sedikit lebih tinggi pada 2020 karena adanya kenaikan bea cukai hasil tembakau sebesar 23%. Namun, sebagian besar tekanan harga terkait tembakau kemungkinan akan diimbangi oleh berlanjutnya pelemahan harga komoditas global," jelas Fitch.


Fitch juga memperkirakan, harga minyak mentah Brent rata-rata akan mencapai US$ 62/barel pada 2020, turun dari US$ 64/barel. Jelas, kata Fitch, para importir minyak di Indonesia akan mendapatkan manfaat karena harga impor yang lebih rendah.

Kendati demikian, rupiah juga diramal akan lebih rentan pada 2020, karena adanya hambatan eksternal dan Indonesia masih bergantung pada dana asing untuk membiayai defisit fiskal dan transaksi berjalan. Di mana 39% obligasi pemerintah dikuasai oleh investor asing.

Oleh karena itu, Fitch menyarankan agar BI lebih berhati-hati dalam memutuskan suatu kebijakan.

"Pada tahun 2019 kami memperkirakan negara akan mencatat defisit neraca berjalan sebesar 2,9% dari PDB dan defisit fiskal sebesar 2,0% dari PDB. Sementara pada 2020 akan menyempit menjadi masing-masing 2,8% dan 1,8%," jelas Fitch.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article BI 7 Day RRR Turun 25 Bps jadi 4,25%, Ini Penjelasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular