
Pajak Hancur Lebur, Bea Cukai Tersenyum
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
20 December 2019 12:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan mencatat hingga akhir November 2019, realisasi penerimaan perpajakan telah mencapai Rp 1.312,40 triliun. Capaian ini terdiri dari penerimaan pajak dan bea cukai.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan dari sisi perpajakan tidak menggembirakan karena tekanan global yang terlalu kuat. Oleh karenanya, ini mempengaruhi penerimaan pajak yang terkontraksi.
Penerimaan pajak sampai akhir November tercatat mencapai Rp 1.136,17 triliun atau baru mencapai 72,02% dari target APBN Rp 1.577,56. Penerimaan yang masih jauh dari target ini utamanya disebabkan oleh penerimaan dari PPh Migas yang terkontraksi dalam.
"PPh migas mengalami kontraksi. Ini karena lifting turun, harga minyak lebih rendah dan kurs menguat dibandingkan asumsi. Jadi pajak penghasilan migas kita yang ditargetkan Rp 66,2 triliun, realisasinya baru Rp 52,9 triliun. Jika dibandingkan tahun lalu, berarti menurun 11,5%," ujar Sri Mulyani di Kantornya, Kamis (19/12/2019).
Lebih rinci, penerimaan pajak yang telah mencapai Rp 1.136,17 triliun ditopang oleh pajak penghasilan (PPh) Rp 668,61 triliun yang terdiri dari PPh non migas Rp 615,72 triliun atau tumbuh 4,07% dan PPh Migas Rp 52,89 triliun atau kontraksi minus 11,51%.
Selain itu, PPN dan PPnBM juga kontraksi minus 4,07% atau Rp 441,18 triliun serta Pajak Bumi dan Bangunan Rp 20,4 triliun atau tumbuh 8,91%.
Namun, di tengah penerimaan pajak yang gloomy, penerimaan Bea dan Cukai justru lebih baik. Penerimaan DJBC hingga akhir November 2019 tercatat Rp 176,3 triliun atau tumbuh 6,94%. Capaian ini juga telah terealisasi 84,43% dari pagu APBN 2019.
Penerimaan kepabeanan terdiri dari bea masuk Rp 33,59 triliun atau 86,49% dari pagu, Bea Keluar Rp 3,2 triliun atau capai 72,11% dari pagu dan cukai mencapai Rp 139,47 triliun atau mencapai 84,27% dari pagu.
Penerimaan cukai terdiri dari cukai hasil tembakau Rp 133,07 triliun atau tumbuh 13%, etil alkohol Rp 112 miliar atau turun 12.70%, MMEA Rp 6,2 triliun atau tumbuh 15.66%.
"Penerimaan cukai tumbuh tinggi masih tetap 13%. Namun bea masuk dan bea keluar alami kontraksi. Tapi optimis penerimaan tetap capai target atau bahkan lebih," kata dia.
(dru) Next Article Saat Penerimaan Pajak Loyo, Bea Cukai Justru Tembus Target
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan dari sisi perpajakan tidak menggembirakan karena tekanan global yang terlalu kuat. Oleh karenanya, ini mempengaruhi penerimaan pajak yang terkontraksi.
Penerimaan pajak sampai akhir November tercatat mencapai Rp 1.136,17 triliun atau baru mencapai 72,02% dari target APBN Rp 1.577,56. Penerimaan yang masih jauh dari target ini utamanya disebabkan oleh penerimaan dari PPh Migas yang terkontraksi dalam.
![]() |
Lebih rinci, penerimaan pajak yang telah mencapai Rp 1.136,17 triliun ditopang oleh pajak penghasilan (PPh) Rp 668,61 triliun yang terdiri dari PPh non migas Rp 615,72 triliun atau tumbuh 4,07% dan PPh Migas Rp 52,89 triliun atau kontraksi minus 11,51%.
Selain itu, PPN dan PPnBM juga kontraksi minus 4,07% atau Rp 441,18 triliun serta Pajak Bumi dan Bangunan Rp 20,4 triliun atau tumbuh 8,91%.
Namun, di tengah penerimaan pajak yang gloomy, penerimaan Bea dan Cukai justru lebih baik. Penerimaan DJBC hingga akhir November 2019 tercatat Rp 176,3 triliun atau tumbuh 6,94%. Capaian ini juga telah terealisasi 84,43% dari pagu APBN 2019.
Penerimaan kepabeanan terdiri dari bea masuk Rp 33,59 triliun atau 86,49% dari pagu, Bea Keluar Rp 3,2 triliun atau capai 72,11% dari pagu dan cukai mencapai Rp 139,47 triliun atau mencapai 84,27% dari pagu.
Penerimaan cukai terdiri dari cukai hasil tembakau Rp 133,07 triliun atau tumbuh 13%, etil alkohol Rp 112 miliar atau turun 12.70%, MMEA Rp 6,2 triliun atau tumbuh 15.66%.
"Penerimaan cukai tumbuh tinggi masih tetap 13%. Namun bea masuk dan bea keluar alami kontraksi. Tapi optimis penerimaan tetap capai target atau bahkan lebih," kata dia.
(dru) Next Article Saat Penerimaan Pajak Loyo, Bea Cukai Justru Tembus Target
Most Popular