
Ini Momen Jokowi Kesal RI Ekspor Batu Bara Mentah Terus
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 December 2019 10:29

Jakarta, CNBC Indonesia- Selain soal defisit migas, belakangan Presiden Joko Widodo juga jengkel soal hilirisasi pertambangan yang berjalan lambat. Termasuk ekspor mineral dan batu bara.
Hal ini ditekankan Jokowi saat membuka Musrembangnas 2019, pekan lalu. Ia mengatakan, selama ini komoditas-komoditas tambang tersebut diekspor mentah-mentah dan tidak menghasilkan nilai tambah untuk Indonesia. "Bauksit, batu bara kita ekspor berapa juta ton. Ekspor mentahan raw material semuanya," kata Jokowi, dalam membuka Musrembangnas di istana negara, Senin kemarin.
Berikut adalah kutipan lengkapnya:
Nikel impor material terus
Bauksit impor berpuluh tahun
Batu bara kita ekspor berapa juta ton
Ekspor mentahan raw material semuanya
Ini yang harus diubah jadi barang jadi atau separuh jadi minimal
Target saya 3 tahun (setop ekspor)
Hal-hal yang harus saya saya sampaikan daerah dibantu untuk perizinan
Kalau ini terjadi gak ada defisit transaksi berjalan lagi, gol kita ke sana
Apabila Jokowi benar-benar menerapkan ini, riset CNBC Indonesia memproyeksi dampaknya bakal ngeri-ngeri sedap ke transaksi berjalan Indonesia.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batu bara Indonesia sepanjang Januari-September 2019 adalah US$ 14,25 miliar. Jumlah ini mencapai 12,42% dari total ekspor non-migas dan berada di urutan pertama.
Jokowi juga menyinggung lagi soal impor migas. "Impor minyak kita kurang lebih sekarang ini 700 ribu-800 ribu barel. Betul Pak Menteri? Kurang lebih ya, per hari. Jangan mikir per tahun. Baik itu, minyak baik itu gas. Dan ada turunan Petrokimia," tutur Jokowi.
Jokowi mengatakan, kondisi ini membebani defisit neraca perdagangan Indonesia bertahun-tahun. Padahal, lanjut Jokowi, gas atau LPG yang diimpor oleh Indonesia bisa dihasilkan dari batu bara.
"Gas ini batu bara bisa disubstitusi menjadi gas, sehingga nggak perlu impor LPG. Karena bisa dibuat dari batu bara kita yang melimpah, kok kita impor," tegasnya.
(gus/gus) Next Article Habis Nikel, Jokowi Mau Setop Ekspor Bauksit & Batu Bara!
Hal ini ditekankan Jokowi saat membuka Musrembangnas 2019, pekan lalu. Ia mengatakan, selama ini komoditas-komoditas tambang tersebut diekspor mentah-mentah dan tidak menghasilkan nilai tambah untuk Indonesia. "Bauksit, batu bara kita ekspor berapa juta ton. Ekspor mentahan raw material semuanya," kata Jokowi, dalam membuka Musrembangnas di istana negara, Senin kemarin.
Berikut adalah kutipan lengkapnya:
Nikel impor material terus
Bauksit impor berpuluh tahun
Batu bara kita ekspor berapa juta ton
Ekspor mentahan raw material semuanya
Ini yang harus diubah jadi barang jadi atau separuh jadi minimal
Target saya 3 tahun (setop ekspor)
Hal-hal yang harus saya saya sampaikan daerah dibantu untuk perizinan
Kalau ini terjadi gak ada defisit transaksi berjalan lagi, gol kita ke sana
Apabila Jokowi benar-benar menerapkan ini, riset CNBC Indonesia memproyeksi dampaknya bakal ngeri-ngeri sedap ke transaksi berjalan Indonesia.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batu bara Indonesia sepanjang Januari-September 2019 adalah US$ 14,25 miliar. Jumlah ini mencapai 12,42% dari total ekspor non-migas dan berada di urutan pertama.
Jokowi juga menyinggung lagi soal impor migas. "Impor minyak kita kurang lebih sekarang ini 700 ribu-800 ribu barel. Betul Pak Menteri? Kurang lebih ya, per hari. Jangan mikir per tahun. Baik itu, minyak baik itu gas. Dan ada turunan Petrokimia," tutur Jokowi.
Jokowi mengatakan, kondisi ini membebani defisit neraca perdagangan Indonesia bertahun-tahun. Padahal, lanjut Jokowi, gas atau LPG yang diimpor oleh Indonesia bisa dihasilkan dari batu bara.
"Gas ini batu bara bisa disubstitusi menjadi gas, sehingga nggak perlu impor LPG. Karena bisa dibuat dari batu bara kita yang melimpah, kok kita impor," tegasnya.
(gus/gus) Next Article Habis Nikel, Jokowi Mau Setop Ekspor Bauksit & Batu Bara!
Most Popular