
Remajakan 99 Ribu Hektare Sawit, BPDPKS Gelontorkan Rp 2,4 T
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 December 2019 19:43

Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) hingga November 2019 telah menyalurkan Rp 2,4 triliun untuk peremajaan sawit rakyat, seluas 98,87 ribu hektare. Jumlah peremajaan ini meningkat 622% dibandingkan 2018 senilai Rp 352,76 miliar.
Direktur Utama BPDPKS Dono Boestomi mengatakan pada 2020 salah satu yang menjadi fokusnya yakni upaya stabilisasi harga melalui program B30. BPDPKS pun menyiapkan dukungan dana untuk pengembangan industri bahan bakar berbasis sawit.
"Program peremajaan akan diarahkan untuk meremajakan pohon sawit untuk 500 ribu hektar selama 3 tahun ke depan. Untuk itu tengah dipersiapkan prosedur dan tata kerja program peremajaan, termasuk alternatif surveyor untuk program ini," katanya.
Perluasan Pasar Ekspor
Selain mengandalkan B30, BPDPKS kelapa sawit juga akan memperluas pasar ekspor, karena menurut Dono masih banyak peluang yang bisa dikembangkan, selain Uni Eropa. Beberapa pasar yang akan diincar yakni China, Pakistan, dan Bangladesh.
Dono menilai Cina bisa menjadi pasar yang potensial karena negara tersebut tengah mengejar program B5, dan mencari alternatif minyak nabati.
"Masih banyak peluang yang bisa dikembangkan jadi tidakhanya mengandalkan pasar Eropa," katanya.
Diversifikasi pasar ekspor harus dilakukan mengingat kampanye hitam yang digaungkan Eropa terhadap produk sawit Indonesia. Selain itu Indonesia harus berperan lebih dalam menjaga harga sawit yang merosot beberapa tahun ini.
"Kami memperkirakan produksi CPO pada 2025 bisa mencapai 55 juta ton per tahun, dengan volume yang ada sekarang, harganya bisa tertekan ke US$ 500 per ton, gimana nanti," kata Dono.
BPPDKS juga mendukung program bahan bakar Hijau yang dicanangkan pemerintah, dimana Presiden Joko Widodo mencanangkan akhir 2020 bisa mencapai B50. Dengan begitu harapanya konsumsi bisa ditingkatkan dan harga bisa tetap dijaga, dan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar.
"Presiden meminta akhir 2020 bisa mencapai B50. Kami menangkapnya diesel atau bensin beredar bisa mengandung 50% CPO. Target berikutnya menuju green fuel, ini bisa green gasoline,green diesel dan green avtur," katanya.
(dob/dob) Next Article Sri Mulyani Lantik Edi Abdurachman Jadi Kepala BPDP Sawit
Direktur Utama BPDPKS Dono Boestomi mengatakan pada 2020 salah satu yang menjadi fokusnya yakni upaya stabilisasi harga melalui program B30. BPDPKS pun menyiapkan dukungan dana untuk pengembangan industri bahan bakar berbasis sawit.
"Program peremajaan akan diarahkan untuk meremajakan pohon sawit untuk 500 ribu hektar selama 3 tahun ke depan. Untuk itu tengah dipersiapkan prosedur dan tata kerja program peremajaan, termasuk alternatif surveyor untuk program ini," katanya.
Perluasan Pasar Ekspor
Selain mengandalkan B30, BPDPKS kelapa sawit juga akan memperluas pasar ekspor, karena menurut Dono masih banyak peluang yang bisa dikembangkan, selain Uni Eropa. Beberapa pasar yang akan diincar yakni China, Pakistan, dan Bangladesh.
Dono menilai Cina bisa menjadi pasar yang potensial karena negara tersebut tengah mengejar program B5, dan mencari alternatif minyak nabati.
"Masih banyak peluang yang bisa dikembangkan jadi tidakhanya mengandalkan pasar Eropa," katanya.
Diversifikasi pasar ekspor harus dilakukan mengingat kampanye hitam yang digaungkan Eropa terhadap produk sawit Indonesia. Selain itu Indonesia harus berperan lebih dalam menjaga harga sawit yang merosot beberapa tahun ini.
"Kami memperkirakan produksi CPO pada 2025 bisa mencapai 55 juta ton per tahun, dengan volume yang ada sekarang, harganya bisa tertekan ke US$ 500 per ton, gimana nanti," kata Dono.
BPPDKS juga mendukung program bahan bakar Hijau yang dicanangkan pemerintah, dimana Presiden Joko Widodo mencanangkan akhir 2020 bisa mencapai B50. Dengan begitu harapanya konsumsi bisa ditingkatkan dan harga bisa tetap dijaga, dan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar.
"Presiden meminta akhir 2020 bisa mencapai B50. Kami menangkapnya diesel atau bensin beredar bisa mengandung 50% CPO. Target berikutnya menuju green fuel, ini bisa green gasoline,green diesel dan green avtur," katanya.
(dob/dob) Next Article Sri Mulyani Lantik Edi Abdurachman Jadi Kepala BPDP Sawit
Most Popular