Pantas 7 Pabrik Baja Tutup, Besi untuk Kulkas Saja Impor

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
19 December 2019 16:06
Kemenperin mengaku belum dapat laporan soal tutupnya pabrik-pabrik baja.
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri baja nasional tertekan dengan serbuan impor baja dari China. Hal itu mempengaruhi utilisasi baja nasional yang rendah rata-rata hanya 43%, hingga ada pabrik yang tak sanggup bertahan hingga tutup pabrik, tapi pemerintah mengaku belum dapat laporan.

Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (The Indonesian Iron & Steel Industry Association/IISIA) Silmy Karim mengatakan impor baja ini akan mengancam industri hilir baja nasional. Pabrik sudah ada yang tutup hingga 7 pabrik, jumlah ini bertambah dari data IISIA sebelumnya hanya 3 pabrik baja.

"Industri hilir baja sudah tutup tujuh pabrik, kemudian kita kehilangan demand," kata Silmy pekan lalu.

Jumlah pabrik tutup yang diklaim Silmy lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Direktur Eksekutif IISIA dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pada November lalu mengklaim 3 pabrik baja tutup akibat rendahnya utilisasi saat ini yang kemudian berdampak pada PHK pekerja pabrik baja.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto, seperti dikutip dari detikcom, mengatakan sejauh ini pihaknya tidak mendapatkan laporan adanya industri baja yang tutup karena masuknya baja impor.

Namun impor ini memang membuat pemanfaatan tingkat produksi atau utilisasi produksi baja industri dalam negeri menjadi rendah.



"Saya belum ada laporan yang tutup, belum ada. Paling memang utilisasi rendah, iya. Utilisasi ada yang bilang di sekitar 50%. Nah itu yang jadi catatan," kata Harjanto seperti dikutip dari detikcom.

Ia menjelaskan saat ini industri hulu masih fokus memproduksi baja untuk konstruksi ketimbang untuk mesin. Mau tidak mau baja untuk mesin harus impor terutama bagi industri di hilir.

"Nah ini kondisi pabrik kita di dalam negeri memang masih fokus di baja-baja konstruksi," katanya.

Ia bilang untuk membuat kulkas saja, Indonesia masih perlu impor komponen bajanya untuk membuat body kulkas. Hal itu karena industri baja di sektor hulu tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan dalam negeri

Harjanto mengungkapkan industri hilir terpaksa impor baja demi menekan harga produk turunannya. Berkaitan dengan itu, harga baja impor dinilai kompetitif.

"Industri hilir sama hulu selalu berkelahi. Hilir bilang saya perlu baja. Baja yang antara impor dengan lokal. Saya perlu baja yang sesuai spesifikasi, saya perlu baja yang harganya kompetitif," katanya.

[Gambas:Video CNBC]


(hoi/hoi) Next Article Jokowi Bakal Resmikan Pabrik Baja 'Raksasa' di Cilegon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular