Disinggung Jokowi, Ini Progres 5 Proyek Kilang Pertamina
Asep Mahpud & Anisatul Umah, CNBC Indonesia
19 December 2019 15:19

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi mengungkapkan kekesalannya soal pembangunan kilang minyak yang tidak kunjung rampung.
Menurutnya keterlaluan, selama 30 tahun lebih tak satu kilang pun terbangun. Menjawab kekesalan Jokowi, Pertamina pun menjelaskan saat ini proyek-proyek kilang masih berjalan sesuai rencana. Ada 5 proyek kilang sampai saat ini, terdiri dari 3 kilang pengembangan atau RDMP dan 2 kilang baru atau grass root (GRR).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan proyek RDMP dan GRR akan meningkatkan kapasitas kilang untuk pengolahan minyak mentah menjadi dua kali lipat dari 1 juta barrel pada saat ini, menjadi 2 juta barrel.
"Pertamina melakukan sejumlah akselerasi agar proyek yang ditetapkan Presiden sebagai proyek strategis nasional ini, bisa segera terwujud," ujar Fajriyah dalam keterangan tertulisnya, Selasa, (18/12/2019).
Berikut adalah progres masing-masing megaproyek pabrik pengolahan minyak tersebut:
1. RDMP Kilang Balikpapan
Pembangunan kilang Balikpapan ini dimulai sejak awal 2019, ditandai dengan ditekennya akta pendirian PT Kilang Pertamina Balikpapan pada Mei dan diklaim sedang memasuki tahap konstruksi.
"Kilang baru di Balikpapan sudah mulai bikin, mudah-mudahan bisa selesai di 2022," ujar Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Rabu (18/12/2019).
Budi memaparkan nilai investasi kilang ini mencapai US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 46 triliun.
Fajriyah menambahkan saat ini telah dilakukan pengadaan peralatan utama dan long lead item. Bahkan beberapa peralatan tersebut sudah berada di lokasi kilang Balikpapan.
2. RDMP Kilang Balongan
Proyek RDMP Balongan saat ini sudah menerapkan dual feed competition sehingga realisasi proyek bisa selesai satu tahun lebih cepat dari jadwal. Studi kelayakan (feasibility study) RMDP Balongan tahap I sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan penetapan dan pengadaan lahan. Sementara tahap II masih dilakukan studi kelayakan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pernah menjelaskan pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP)Balongan, menurutnya dikerjakan dengan skema yang cukup berbeda dengan sebelumnya. Jika sebelumnya buat front-end engineering design (FEED) terlebih dahulu baru EPC, Balongan ini dilakukan secara bersamaan untuk FEED dan EPC. Sehingga direncanakan proyek akan selesai lebih cepat.
"Jika sebelumnya tahap I selesai tahun 2023 dengan skema ini bisa di pertengahan 2022, lebih cepat 14 bulan atau 18 bulan," kata Nicke.
3. RDMP Kilang Cilacap
Tarik ulur dengan Saudi Aramco sejak 2014 masih berlangsung sampai saat ini, namun sebenarnya dari seluruh rencana pembangunan kilang, RDMP Kilang Cilacap bisa jadi proyek yang akan cepat dituntaskan jika lobi dengan Saudi Aramco berjalan mulus.
Sejauh ini masih pada tahap valuasi bersama dengan Saudi Aramco. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perusahaan menawarkan dua opsi ke Saudi Aramco. Opsi pertama adalah tawaran investasi kilang Cilacap yang masih dinegosiasikan untuk nilai valuasinya. Kedua, Pertamina menyiapkan investasi dengan skema kilang Balikpapan sebagai alternatif untuk Aramco.
"Kalau tidak sepakat dengan valuasi, ada skema yang sama dengan Balikpapan," kata dia. Skema ini menawarkan kilang yang eksisting tidak dispin-off tapi tetap bangun kilang sendiri.
Nantinya, jelas Pertamina, dengan skema baru ini maka kedua perusahaan akan membentuk perusahaan patungan membangun fasilitas kilang baru di Cilacap tanpa memasukan perhitungan aset eksisting yang dimiliki Pertamina.
Kendati dengan mekanisme baru, Pertamina tetap memiliki keinginan untuk menjadi pemilik mayoritas proyek RDMP Cilacap. Pada proyek Kilang Cilacap Pertamina memiliki saham mayoritas 55% dan Saudi Aramco menguasai 45%. Pembagian tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan dalam head of agreement yang ditandatangani akhir 2015.
4. RDMP Dumai
RDMP Dumai dalam tahap negosiasi dengan partner dari Timur Tengah, namun Nicke pernah mengatakan bahwa proses co processing masih tetap jalan. Memang ke depannya kilang Dumai akan fokus untuk mengolah green BBM.
5. GRR Kilang Tuban
Sempat terganjal masalah lahan, kini proyek kilang Tuban mengalami kemajuan dan sedang proses pembayaran lahan.
Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober kemarin.
"Saat ini telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED). Selain itu, telah dilakukan konstruksi fasilitas pendukung dan persiapan lahan restorasi sekitar 20 ha di pesisir pantai," terangnya.
6. Kilang Bontang
Pertamina dengan OOG sudah menandatangani kemitraan pada Desember 2018. Izin prinsip lokasi dari Gubernur Kalimantan Timur sudah diterbitkan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan studi dan review dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
"Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini," terang Fajriyah.
Menurutnya keterlaluan, selama 30 tahun lebih tak satu kilang pun terbangun. Menjawab kekesalan Jokowi, Pertamina pun menjelaskan saat ini proyek-proyek kilang masih berjalan sesuai rencana. Ada 5 proyek kilang sampai saat ini, terdiri dari 3 kilang pengembangan atau RDMP dan 2 kilang baru atau grass root (GRR).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan proyek RDMP dan GRR akan meningkatkan kapasitas kilang untuk pengolahan minyak mentah menjadi dua kali lipat dari 1 juta barrel pada saat ini, menjadi 2 juta barrel.
"Pertamina melakukan sejumlah akselerasi agar proyek yang ditetapkan Presiden sebagai proyek strategis nasional ini, bisa segera terwujud," ujar Fajriyah dalam keterangan tertulisnya, Selasa, (18/12/2019).
![]() |
Berikut adalah progres masing-masing megaproyek pabrik pengolahan minyak tersebut:
1. RDMP Kilang Balikpapan
Pembangunan kilang Balikpapan ini dimulai sejak awal 2019, ditandai dengan ditekennya akta pendirian PT Kilang Pertamina Balikpapan pada Mei dan diklaim sedang memasuki tahap konstruksi.
"Kilang baru di Balikpapan sudah mulai bikin, mudah-mudahan bisa selesai di 2022," ujar Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Rabu (18/12/2019).
Budi memaparkan nilai investasi kilang ini mencapai US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 46 triliun.
Fajriyah menambahkan saat ini telah dilakukan pengadaan peralatan utama dan long lead item. Bahkan beberapa peralatan tersebut sudah berada di lokasi kilang Balikpapan.
2. RDMP Kilang Balongan
Proyek RDMP Balongan saat ini sudah menerapkan dual feed competition sehingga realisasi proyek bisa selesai satu tahun lebih cepat dari jadwal. Studi kelayakan (feasibility study) RMDP Balongan tahap I sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan penetapan dan pengadaan lahan. Sementara tahap II masih dilakukan studi kelayakan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pernah menjelaskan pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP)Balongan, menurutnya dikerjakan dengan skema yang cukup berbeda dengan sebelumnya. Jika sebelumnya buat front-end engineering design (FEED) terlebih dahulu baru EPC, Balongan ini dilakukan secara bersamaan untuk FEED dan EPC. Sehingga direncanakan proyek akan selesai lebih cepat.
"Jika sebelumnya tahap I selesai tahun 2023 dengan skema ini bisa di pertengahan 2022, lebih cepat 14 bulan atau 18 bulan," kata Nicke.
3. RDMP Kilang Cilacap
Tarik ulur dengan Saudi Aramco sejak 2014 masih berlangsung sampai saat ini, namun sebenarnya dari seluruh rencana pembangunan kilang, RDMP Kilang Cilacap bisa jadi proyek yang akan cepat dituntaskan jika lobi dengan Saudi Aramco berjalan mulus.
Sejauh ini masih pada tahap valuasi bersama dengan Saudi Aramco. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perusahaan menawarkan dua opsi ke Saudi Aramco. Opsi pertama adalah tawaran investasi kilang Cilacap yang masih dinegosiasikan untuk nilai valuasinya. Kedua, Pertamina menyiapkan investasi dengan skema kilang Balikpapan sebagai alternatif untuk Aramco.
"Kalau tidak sepakat dengan valuasi, ada skema yang sama dengan Balikpapan," kata dia. Skema ini menawarkan kilang yang eksisting tidak dispin-off tapi tetap bangun kilang sendiri.
Nantinya, jelas Pertamina, dengan skema baru ini maka kedua perusahaan akan membentuk perusahaan patungan membangun fasilitas kilang baru di Cilacap tanpa memasukan perhitungan aset eksisting yang dimiliki Pertamina.
Kendati dengan mekanisme baru, Pertamina tetap memiliki keinginan untuk menjadi pemilik mayoritas proyek RDMP Cilacap. Pada proyek Kilang Cilacap Pertamina memiliki saham mayoritas 55% dan Saudi Aramco menguasai 45%. Pembagian tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan dalam head of agreement yang ditandatangani akhir 2015.
4. RDMP Dumai
RDMP Dumai dalam tahap negosiasi dengan partner dari Timur Tengah, namun Nicke pernah mengatakan bahwa proses co processing masih tetap jalan. Memang ke depannya kilang Dumai akan fokus untuk mengolah green BBM.
5. GRR Kilang Tuban
Sempat terganjal masalah lahan, kini proyek kilang Tuban mengalami kemajuan dan sedang proses pembayaran lahan.
Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober kemarin.
"Saat ini telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED). Selain itu, telah dilakukan konstruksi fasilitas pendukung dan persiapan lahan restorasi sekitar 20 ha di pesisir pantai," terangnya.
6. Kilang Bontang
Pertamina dengan OOG sudah menandatangani kemitraan pada Desember 2018. Izin prinsip lokasi dari Gubernur Kalimantan Timur sudah diterbitkan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan studi dan review dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
"Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini," terang Fajriyah.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular