
China Tegaskan Isu Muslim Uighur Bukan Soal Agama
Redaksi, CNBC Indonesia
18 December 2019 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - China meluruskan pemberitaan soal dugaan persekusi dan diskriminasi etnis Muslim Uighur yang dituding sebagian pihak ke negara panda itu.
Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian menegaskan sesungguhnya isu Uighur bukan soal agama tetapi separatisme.
"Tidak ada kebijakan diskriminatif terhadap muslim," katanya dalam wawancara dalam program Blak-blakan detikcom, akhir pekan lalu.
"Memang di suku Uighur ada segelintir orang yang berkeinginan untuk memisahkan Xinjiang dari China dan mendirikan satu negara merdeka bernama Turkistan Timur."
Tindakan ini, kata dia, tidak dapat diterima pemerintah dan masyarakat China. Apalagi kelompok separatis terkadang melakukan aksi terorisme.
Ia pun menyayangkan publikasi dokumen internal China yang dilakukan media AS, New York Times, beberapa waktu lalu. Dokumen itu diartikan media tersebut sebagai sebuah upaya penganiayaan pada kaum Uighur.
Ditegaskannya upaya yang dilakukan China pada dasarnya adalah kebijakan deradikalisasi. Para pemuda pun mendapat pendidikan dan pelatihan.
"Tapi dari mata dunia barat, mereka menceritakan ini sebagai bentuk represi bagi para muslim," katanya lagi.
"Setelah mereka berkunjung, mereka mendapat pemahaman yang berbeda."
(sef/sef) Next Article Ini Komentar Resmi China Soal Kontroversi Muslim Uighur
Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian menegaskan sesungguhnya isu Uighur bukan soal agama tetapi separatisme.
"Tidak ada kebijakan diskriminatif terhadap muslim," katanya dalam wawancara dalam program Blak-blakan detikcom, akhir pekan lalu.
Tindakan ini, kata dia, tidak dapat diterima pemerintah dan masyarakat China. Apalagi kelompok separatis terkadang melakukan aksi terorisme.
Ia pun menyayangkan publikasi dokumen internal China yang dilakukan media AS, New York Times, beberapa waktu lalu. Dokumen itu diartikan media tersebut sebagai sebuah upaya penganiayaan pada kaum Uighur.
Ditegaskannya upaya yang dilakukan China pada dasarnya adalah kebijakan deradikalisasi. Para pemuda pun mendapat pendidikan dan pelatihan.
"Tapi dari mata dunia barat, mereka menceritakan ini sebagai bentuk represi bagi para muslim," katanya lagi.
"Setelah mereka berkunjung, mereka mendapat pemahaman yang berbeda."
(sef/sef) Next Article Ini Komentar Resmi China Soal Kontroversi Muslim Uighur
Most Popular