Pipa Gas Trans Jawa- Sumatera Dibangun Mulai 2021

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
18 December 2019 16:28
ESDM mengatakan pembangunan pipa gas yang menyambung Sumatera ke Jawa akan dimulai di 2020
Foto: Jargas Kabupaten Karawang Resmi Beroperasi. (CNBC Indonesia/Anisatul Umah)
Karawang, CNBC Indonesia - Pipa gas sepanjang Jawa hingga Sumatera ditargetkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) terbangun tahun 2021. Pembangunan pipa gas ini bertujuan untuk menyerap gas di dalam negeri. Memberikan akses energi kepada masyarakat sehingga memberi dampak positif.

Sekertaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial menerangkan ada sebagian Sumatera sudah tersambung, Dumai tengah dibangun, di Jawa ada Cirebon-Semarang jadi priorits pemerintah untuk segera diselesaiakan.



"Ke depan kita lengkapi jaringan gas (jargas) Sumatera hingga Jawa, sebagian Sumatera tersambung," terangnya saat peresmian SPBG, di kawasan KIIC Jl Permata Raya, Puseurjaya, Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang, Selasa (17/12/2019).

Pasalnya selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, harga lebih murah, juga lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak."Kalau sudah selesai semua Sumatera sampai Banyuwangi tersambung, jargas rumah tangga bisa diselesaikan," imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]



Lebih lanjut dirinya mengatakan, terkait target pihaknya ingin secepat mungkin terbangun. Ditargetkan tahun 2020 sudah ada investor dan tahun 2021 sudah terbangun. "Kita pengen secepat mungkin, tahun depan mulai perencanaan kalau bisa 2020 ada investor 2021 jadi bagus (terbangun)," jelasnya.

Sebelumnya, PT PGN Tbk juga menargetkan jaringan infrastruktur gas Trans Jawa dan Sumatera dapat segera terkoneksi. Saat ini, pembangunan tinggal menyisakan pipa Cirebon-Semarang dan Medan-Dumai.

Konektivitas jaringan gas Trans Sumatera-Jawa diharapkan dapat memenuhi utilitas kebutuhan domestik. Infrastruktur pipa gas existing ada di Sumatera bagian tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Pemerintah menargetkan bauran energi minimal 22% dari energi yang bersumber dari gas pada 2024 tercapai. Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam keterangan pers mengatakan bila bauran energi itu terwujud, maka negara dapat mengurangi impor bahan bakar minyak dan LPG mencapai Rp 62 T dan menghemat subsidi APBN sebesar Rp 13 T.




(gus) Next Article Anggaran Dipotong, Proyek Jargas Mundur ke 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular