
Internasional
Siapa Muslim Uighur yang Dibela Mesut Ozil?
Rehia Sebayang & Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
18 December 2019 07:19

Setidaknya sudah ada 30 negara mengecam dugaan persekusi China pada Muslim Uighur ini. Pernyataan ini disampaikan di sela-sela rapat Majelis Umum PBB, 26 September lalu.
Bahkan November lalu, Inggris meminta PBB untuk meminta China membuka kamp-kamp yang berada di Xinjiang. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan.
Apalagi, tudingan pada China soal diskriminasi pada Uigur semakin ketara kala sebuah media as The New York Times melaporkan dokumen yang bocor soal kamp penahanan etnis ini.
Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Presiden China Xi Jinping memerintahkan para pejabat untuk bertindak tanpa belas kasihan terhadap separatisme dan ekstremisme warga Uighur dan minoritas Muslim.
Seperti dilaporkan The New York Times, dokumen itu memiliki tebal 403 halaman. Terdapat naskah pidato yang sebelumnya tidak dipublikasikan oleh Xi, serta arahan dan laporan tentang pengawasan dan pengendalian populasi Uighur.
"Dalam pidato tahun 2014 kepada para pejabat yang dibuat setelah gerilyawan dari minoritas Uighur menewaskan 31 orang di sebuah stasiun kereta di China barat daya, Xi menyerukan agar dilakukan perjuangan melawan terorisme, infiltrasi dan separatisme secara habis-habisan menggunakan organ kediktatoran dan tanpa belas kasihan," tulis Times menjelaskan isi pidato Xi, seperti dikutip kembali oleh AFP.
"Dokumen-dokumen itu dibocorkan oleh anggota yang tidak disebutkan namanya dalam pendirian politik China, yang menyatakan harapan bahwa pengungkapan itu akan mencegah para petinggi, termasuk Xi, lolos dari hukuman karena melakukan penahanan massal."
Kamp-kamp ini berkembang pesat setelah pengangkatan ketua Partai Komunis baru di Xinjiang, Chen Quanguo pada tahun 2016. Di antara tumpukan dokumen yang bocor itu, ada juga panduan untuk menjawab pertanyaan dari siswa yang telah pulang ke Xinjiang untuk menemukan keluarga mereka yang hilang atau ditahan di kamp.
Dokumen-dokumen itu juga menjelaskan hukuman yang dijatuhkan partai terhadap Wang Yongzhi. Ia merupakan salah satu pejabat yang diselidiki dari 2017 hingga 2018 karena tidak mematuhi perintah partai.
Wang dilaporkan telah melepaskan lebih dari 7.000 orang dari kamp-kamp di Xinjiang atas inisiatifnya sendiri. Alasannya adalah karena ia sadar penahanan yang dilakukan itu akan memicu konflik dan memperdalam kebencian.
(sef/sef)
Bahkan November lalu, Inggris meminta PBB untuk meminta China membuka kamp-kamp yang berada di Xinjiang. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan.
Apalagi, tudingan pada China soal diskriminasi pada Uigur semakin ketara kala sebuah media as The New York Times melaporkan dokumen yang bocor soal kamp penahanan etnis ini.
![]() |
Seperti dilaporkan The New York Times, dokumen itu memiliki tebal 403 halaman. Terdapat naskah pidato yang sebelumnya tidak dipublikasikan oleh Xi, serta arahan dan laporan tentang pengawasan dan pengendalian populasi Uighur.
"Dalam pidato tahun 2014 kepada para pejabat yang dibuat setelah gerilyawan dari minoritas Uighur menewaskan 31 orang di sebuah stasiun kereta di China barat daya, Xi menyerukan agar dilakukan perjuangan melawan terorisme, infiltrasi dan separatisme secara habis-habisan menggunakan organ kediktatoran dan tanpa belas kasihan," tulis Times menjelaskan isi pidato Xi, seperti dikutip kembali oleh AFP.
"Dokumen-dokumen itu dibocorkan oleh anggota yang tidak disebutkan namanya dalam pendirian politik China, yang menyatakan harapan bahwa pengungkapan itu akan mencegah para petinggi, termasuk Xi, lolos dari hukuman karena melakukan penahanan massal."
Kamp-kamp ini berkembang pesat setelah pengangkatan ketua Partai Komunis baru di Xinjiang, Chen Quanguo pada tahun 2016. Di antara tumpukan dokumen yang bocor itu, ada juga panduan untuk menjawab pertanyaan dari siswa yang telah pulang ke Xinjiang untuk menemukan keluarga mereka yang hilang atau ditahan di kamp.
Dokumen-dokumen itu juga menjelaskan hukuman yang dijatuhkan partai terhadap Wang Yongzhi. Ia merupakan salah satu pejabat yang diselidiki dari 2017 hingga 2018 karena tidak mematuhi perintah partai.
Wang dilaporkan telah melepaskan lebih dari 7.000 orang dari kamp-kamp di Xinjiang atas inisiatifnya sendiri. Alasannya adalah karena ia sadar penahanan yang dilakukan itu akan memicu konflik dan memperdalam kebencian.
(sef/sef)
Next Page
AS yang 'Ikut Campur'
Pages
Most Popular