
Konsep Ibu Kota Baru A La Jokowi: Biaya Hidup Bakal Murah
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 December 2019 14:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri dengan topik pembahasan persiapan pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Jakarta.
Di depan jajaran menteri, Senin (16/12/2019), Jokowi mengingatkan kepada jajarannya bahwa pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur bukan hanya sekedar pindah lokasi bekerja, melainkan lebih dari itu.
"Bukan sekadar pindah lokasi tapi kami ingin ada transformasi, pindah cara kerja, budaya kerja, sistem kerja dan juga ada perpindahan basis ekonomi," kata Jokowi.
Jokowi menginginkan biaya kebutuhan hidup di Ibu Kota baru - yang nantinya akan diisi mayoritas oleh PNS - tidak mahal karena hanya akan memicu terjadinya inflasi. Pemerintah ingin semua bisa terjangkau.
"Kita harus belajar dari pengalaman beberapa negara yang pindah Ibu Kotanya tapi jadi mahal. Ini jangan. Kemudian sepi, ini juga jangan. Yang menghuni hanya pegawai pemerintah plus diplomat, ini juga tidak," kata Jokowi.
Jokowi lantas menjabarkan konsep Ibu Kota baru yang nantinya akan terletak di antara wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Ibu Kota baru, akan menjadi smart city.
"Kalau tujuan membangun ibu kota yang menjadi mesin penggerak smart ekonomi maka rancangan Ibu Kota baru bukan hanya smart metropolis, yang compacy, nyaman, humanis dan zero emisi.
"Tapi akan memiliki penanda bahwa negara kita telah melakukan transformasi ekonomi ke smart economy yaitu dengan dibangunnya cluster pendidikan, cluster riset dan inovasi," jelasnya.
Ibu Kota baru akan diisi dengan sistem pendidikan tinggi. Tak hanya itu, Eks Gubernur DKI Jakarta pun berkomitmen Ibu Kota baru menjadi pusat inovasi global bagi para talenta potensial di berbagai wilayah.
"Misalnya di cluster pendidikan, saya membayangkan dibangun lembaga pendidikan tinggi yang kelas dunia yang bisa menciptakan talenta top global secara tepat," katanya.
"Dan di Ibu Kota baru juga dibangun pusat riset dan inovasi kelas dunia yang menjadikan Ibu Kota baru ini sebagai global inovation hub, menjadi titik temu inovasi global," tegasnya.
(dru) Next Article Di Depan Anies & Bankir, Jokowi Pamer Desain Ibu Kota Baru
Di depan jajaran menteri, Senin (16/12/2019), Jokowi mengingatkan kepada jajarannya bahwa pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur bukan hanya sekedar pindah lokasi bekerja, melainkan lebih dari itu.
"Bukan sekadar pindah lokasi tapi kami ingin ada transformasi, pindah cara kerja, budaya kerja, sistem kerja dan juga ada perpindahan basis ekonomi," kata Jokowi.
"Kita harus belajar dari pengalaman beberapa negara yang pindah Ibu Kotanya tapi jadi mahal. Ini jangan. Kemudian sepi, ini juga jangan. Yang menghuni hanya pegawai pemerintah plus diplomat, ini juga tidak," kata Jokowi.
Jokowi lantas menjabarkan konsep Ibu Kota baru yang nantinya akan terletak di antara wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Ibu Kota baru, akan menjadi smart city.
"Kalau tujuan membangun ibu kota yang menjadi mesin penggerak smart ekonomi maka rancangan Ibu Kota baru bukan hanya smart metropolis, yang compacy, nyaman, humanis dan zero emisi.
"Tapi akan memiliki penanda bahwa negara kita telah melakukan transformasi ekonomi ke smart economy yaitu dengan dibangunnya cluster pendidikan, cluster riset dan inovasi," jelasnya.
Ibu Kota baru akan diisi dengan sistem pendidikan tinggi. Tak hanya itu, Eks Gubernur DKI Jakarta pun berkomitmen Ibu Kota baru menjadi pusat inovasi global bagi para talenta potensial di berbagai wilayah.
"Misalnya di cluster pendidikan, saya membayangkan dibangun lembaga pendidikan tinggi yang kelas dunia yang bisa menciptakan talenta top global secara tepat," katanya.
"Dan di Ibu Kota baru juga dibangun pusat riset dan inovasi kelas dunia yang menjadikan Ibu Kota baru ini sebagai global inovation hub, menjadi titik temu inovasi global," tegasnya.
(dru) Next Article Di Depan Anies & Bankir, Jokowi Pamer Desain Ibu Kota Baru
Most Popular