
AS Murka, Erdogan Tetap Borong Sistem Rudal Made in Rusia
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 December 2019 19:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki sudah semakin dekat untuk melahirkan kesepakatan dengan Rusia dalam urusan pembelian sistem rudal S-400 buatan Rusia.
Kesepakatan itu rencananya akan ditandatangani sebelum April 2020, saat gelombang pertama sistem itu siap untuk digunakan, kata Direktorat Industri Pertahanan Turki, Jumat (13/12/2019).
"Pembicaraan Turki dengan Rusia mengenai transfer teknologi dan produksi bersama sistem rudal S-400, gelombang kedua terus berlanjut," kata kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Demir juga mengatakan Turki masih tertarik untuk membeli sistem pertahanan Patriot dari Amerika Serikat (AS).
Langkah pembelian sistem pertahanan rudal S-400 milik Rusia oleh Turki telah membuat AS marah. AS mengatakan melarang Turki membeli sistem rudal S-400 Rusia karena merasa sistem itu tidak kompatibel dengan pertahanan NATO dan menimbulkan ancaman bagi tentaranya yang menggunakan pesawat tempur jenis F-35.
Namun begitu, pada pembicaraan di Washington D.C., AS bulan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia telah memberitahu Presiden AS Donald Trump bahwa sistem Rusia itu harus menjadi bagian dari militer Turki.
"Kami sepakat untuk mencari solusi untuk masalah S-400. Saya menjelaskan kepada Trump sekali lagi bagaimana kami sampai pada titik membeli S-400," kata Erdogan kepada anggota partai di parlemen sebagaimana dikutip dari Al-Jazeera.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa kita tidak bisa menyerahkan S-400 dan bahwa Turki tidak akan mengembalikannya."
(hoi/hoi) Next Article Trump Desak Turki Batalkan Pembelian Senjata dari Rusia
Kesepakatan itu rencananya akan ditandatangani sebelum April 2020, saat gelombang pertama sistem itu siap untuk digunakan, kata Direktorat Industri Pertahanan Turki, Jumat (13/12/2019).
"Pembicaraan Turki dengan Rusia mengenai transfer teknologi dan produksi bersama sistem rudal S-400, gelombang kedua terus berlanjut," kata kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Demir juga mengatakan Turki masih tertarik untuk membeli sistem pertahanan Patriot dari Amerika Serikat (AS).
Langkah pembelian sistem pertahanan rudal S-400 milik Rusia oleh Turki telah membuat AS marah. AS mengatakan melarang Turki membeli sistem rudal S-400 Rusia karena merasa sistem itu tidak kompatibel dengan pertahanan NATO dan menimbulkan ancaman bagi tentaranya yang menggunakan pesawat tempur jenis F-35.
Namun begitu, pada pembicaraan di Washington D.C., AS bulan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia telah memberitahu Presiden AS Donald Trump bahwa sistem Rusia itu harus menjadi bagian dari militer Turki.
"Kami sepakat untuk mencari solusi untuk masalah S-400. Saya menjelaskan kepada Trump sekali lagi bagaimana kami sampai pada titik membeli S-400," kata Erdogan kepada anggota partai di parlemen sebagaimana dikutip dari Al-Jazeera.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa kita tidak bisa menyerahkan S-400 dan bahwa Turki tidak akan mengembalikannya."
(hoi/hoi) Next Article Trump Desak Turki Batalkan Pembelian Senjata dari Rusia
Most Popular