
Begini Kriteria Desain Ibu Kota Baru ala Ridwan Kamil
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 December 2019 20:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil ini menjadi salah satu dari 13 juri yang akan memberikan penilaian kepada peserta desain ibu kota baru Indonesia. Dia harus melakukan penjurian terhadap 257 desain yang ikut serta dalam sayembara tersebut.
Menurut Emil, poin paling penting dalam desain ibu kota negara yang baru adalah nilai keberlanjutan (sustainability) dan penggunaan simbol negara serta simbol budaya, sosial, dan politik di kota baru ini.
"Kemudian ada nilai-nilai smart city, kecerdasan kota dan lain-lain," kata Emil di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Selain karakteristik tersebut, Emil berfokus pada geometris yang ada dalam desain tersebut mengingat dirinya juga merupakan arsitek yang juga memiliki pengalaman dari mendesain sebuah kota.
Karakteristik lainnya adalah, ibu kota baru ini harus monumental dengan adanya alun-alun yang besar dan jalan utama yang bisa digunakan untuk parade. Selanjutnya harus kontekstual, artinya bisa memanfaatkan kondisi lingkungan di wilayah tersebut.
"Ketiga harus kontekstual yaitu karena suhu tropis, banyak sungai, banyak bukit itu harus masuk, jangan dinegatifkan, justru harus jadi hal positif," katanya.
Ketersediaan fasilitas untuk pejalan kaki juga menjadi satu hal penting yang menjadi pertimbangan Emil dalam memberikan penilaian. Selain itu, sistem transportasi publik juga menjadi satu keharusan.
"Itu kalo saya, kan tiap juri beda-beda. Ada yang background akademisi, landscape, insinyur teknik dan lain-lain. Kalau saya kombinasi sebagai gubernur yang paham tata negara dan juga tata kota," imbuhnya.
(hoi/hoi) Next Article Jawa Barat Jawara Investasi, Ridwan Kamil Beberkan Resepnya
Menurut Emil, poin paling penting dalam desain ibu kota negara yang baru adalah nilai keberlanjutan (sustainability) dan penggunaan simbol negara serta simbol budaya, sosial, dan politik di kota baru ini.
"Kemudian ada nilai-nilai smart city, kecerdasan kota dan lain-lain," kata Emil di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Karakteristik lainnya adalah, ibu kota baru ini harus monumental dengan adanya alun-alun yang besar dan jalan utama yang bisa digunakan untuk parade. Selanjutnya harus kontekstual, artinya bisa memanfaatkan kondisi lingkungan di wilayah tersebut.
"Ketiga harus kontekstual yaitu karena suhu tropis, banyak sungai, banyak bukit itu harus masuk, jangan dinegatifkan, justru harus jadi hal positif," katanya.
Ketersediaan fasilitas untuk pejalan kaki juga menjadi satu hal penting yang menjadi pertimbangan Emil dalam memberikan penilaian. Selain itu, sistem transportasi publik juga menjadi satu keharusan.
"Itu kalo saya, kan tiap juri beda-beda. Ada yang background akademisi, landscape, insinyur teknik dan lain-lain. Kalau saya kombinasi sebagai gubernur yang paham tata negara dan juga tata kota," imbuhnya.
(hoi/hoi) Next Article Jawa Barat Jawara Investasi, Ridwan Kamil Beberkan Resepnya
Most Popular