Pak Jokowi, Solusi CAD Paling Dekat & Cepat Buat RI Itu Gas!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 December 2019 11:29
Indonesia Kaya Potensi Gas
Ilustrasi Pengeboran Minyak Lepas Pantai (REUTERS / Isaac Urrutia)
Dari sisi perdagangan internasional, neraca gas Indonesia masih surplus (minyak sudah defisit, makanya disebut net importir). Dalam kurun Januari-Oktober 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan gas Indonesia surplus US 5,27 miliar.

Dari sisi lingkungan, gas juga lebih ramah. Hasil kajian US Department of Energy menyebutkan setiap 10.000 rumah yang menjadi pelanggan pembangkit listrik energi gas akan mengurangi emisi nitrogen oksida 1.900 ton, sulfur dioksida 3.900 ton, dan partikel lainnya 5.200 ton.

Selain itu, Indonesia juga punya potensi cadangan gas yang mumpuni. BP mencatat cadangan gas Indonesia mencapai 2,8 triliun meter kubik. Di antara negara-negara Asia-Pasifik, cadangan gas Indonesia hanya kalah dari China.



Dengan potensi sebesar itu, sayangnya belum tergali secara optimal. Menurut catatan BP, produksi gas bumi Indonesia pada 2018 adalah 73,2 miliar meter kubik. Kalah dengan Australia yang mencapai 130,1 miliar meter kubik.

Jika ingin mengedepankan gas sebagai sumber energi utama pada masa mendatang, maka ekosistemnya harus terbangun dengan baik. Kuncinya adalah distribusi, gas yang sudah diproduksi harus bisa tersalurkan dengan optimal.

"Pasokan gas bumi secara alamiah akan cenderung menurun sedangkan permintaan gas bumi terus meningkat sejalan dengan meluasnya pemakaian gas bumi, baik sebagai bahan baku, untuk proses produksi, maupun sebagai bahan bakar terutama di pembangkit-pembangkit listrik yang sedang berjalan maupun yang akan dibangun. Masih ada beberapa temuan gas bumi yang dalam tahap pengembangan seperti lapangan Abadi di perairan Arafura, lapangan Kasuri di Bintuni, Papua Barat, lapangan Natuna Timur (East Natuna) di perairan Natuna, serta beberapa lapangan marjinal yang tersebar di beberapa daerah.

"Dengan meningkatnya permintaan gas bumi, di kawasan/region tertentu, diperlukan skema distribusi gas bumi berupa pipa atau LNG untuk memenuhi region yang defisit gas. Namun apabila lapangan-lapangan gas baru tidak komersial kemudian sumur-sumur baru dari lapangan gas existing tidak dikembangkan maka tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan mulai mengimpor gas bumi," tulis laporan Neraca Gas Bumi Indonesia 2018-2027 keluaran Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sungguh sangat disayangkan apabila Indonesia sampai harus mengimpor gas. Potensi cadangan Indonesia yang menempati urutan kedua di Asia-Pasifik semestinya mampu menjadi modal untuk menuju kemandirian energi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/gus)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular