
Erick Bongkar 85 Hotel di Luar Bisnis BUMN, Apa Dampaknya?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
10 December 2019 21:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mendukung soal rencana Menteri BUMN Erick Thorir yang berencana 'membongkar' bisnis hotel milik BUMN yang di luar bisnis inti BUMN.
"Nggak masalah [dengan ide tersebut]. Di perhotelan kompetisinya udah sempurna banget sih. Jadi nggak masalah mau dikonsolidasikan," ujar Hariyadi saat ditemui di kantor DJP Kemenkeu, Selasa (10/12/2019).
Pasalnya kata Hariyadi, terkadang hotel milik BUMN tidak begitu diperhatikan oleh induknya. Sehingga langkah konsolidsi 85 hotel milik BUMN ini, dinilai Hariyadi sudah tepat.
Di pun mencotohkan hotel yang dimaksud hotel BUMN adalah Hotel Patra Jasa milik PT Pertamina (Persero).
"Patra Jasa itu kan anak perusahaan Pertamina. Dia [Pertamina] core-nya bukan di situ. Jadi kadang-kadang kurang begitu dapat perhatian dari induknya," tuturnya.
Adanya konsolidasi hotel milik BUMN ini, juga kata Hariyadi akan membuat okupansi hotel akan membaik.
"Pengelolaan hotel bagus, kan baik juga kan untuk meningkatkan kunjungan baik dari domestik dan internasional," jelas Hariyadi.
Hariyadi pun mengungkapkan ke-85 hotel yang ingin 'dirombak' sebagian besar merupakan hotel yang terhimpun dalam PHRI.
"Sebagian dari mereka iya [anggota PHRI], nggak semuanya. Saya lupa sih karena mereka di daerah. Kita kan modelnya kepengurusan itu ada di daerah," tuturnya.
Gebrakan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir terus berlanjut. Usai memecat lima direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk lantaran skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, Erick berencana 'membongkar' bisnis hotel milik BUMN.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, sejatinya BUMN yang memiliki bisnis inti di bidang perhotelan hanya PT Hotel Indonesia Natour yang mengoperasikan beberapa hotel di bawah merek Inna Group Hotel.
"Tapi tahu nggak 85 hotel dimiliki BUMN? Pertamina dan lain-lain. Lalu PT PANN Multifinance (Persero) punya hotel di Bandung besar. Apakah menguntungkan? 'Iya pak itu bantu kami bayar gaji-gaji'," ujar Arya di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
"Ini tantangan kita. Kami baru temukan juga," lanjut eks juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tersebut.
(hoi/hoi) Next Article Buat Transformasi, Erick Thohir Ganti Logo Baru BUMN
"Nggak masalah [dengan ide tersebut]. Di perhotelan kompetisinya udah sempurna banget sih. Jadi nggak masalah mau dikonsolidasikan," ujar Hariyadi saat ditemui di kantor DJP Kemenkeu, Selasa (10/12/2019).
Pasalnya kata Hariyadi, terkadang hotel milik BUMN tidak begitu diperhatikan oleh induknya. Sehingga langkah konsolidsi 85 hotel milik BUMN ini, dinilai Hariyadi sudah tepat.
"Patra Jasa itu kan anak perusahaan Pertamina. Dia [Pertamina] core-nya bukan di situ. Jadi kadang-kadang kurang begitu dapat perhatian dari induknya," tuturnya.
Adanya konsolidasi hotel milik BUMN ini, juga kata Hariyadi akan membuat okupansi hotel akan membaik.
"Pengelolaan hotel bagus, kan baik juga kan untuk meningkatkan kunjungan baik dari domestik dan internasional," jelas Hariyadi.
Hariyadi pun mengungkapkan ke-85 hotel yang ingin 'dirombak' sebagian besar merupakan hotel yang terhimpun dalam PHRI.
"Sebagian dari mereka iya [anggota PHRI], nggak semuanya. Saya lupa sih karena mereka di daerah. Kita kan modelnya kepengurusan itu ada di daerah," tuturnya.
Gebrakan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir terus berlanjut. Usai memecat lima direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk lantaran skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, Erick berencana 'membongkar' bisnis hotel milik BUMN.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, sejatinya BUMN yang memiliki bisnis inti di bidang perhotelan hanya PT Hotel Indonesia Natour yang mengoperasikan beberapa hotel di bawah merek Inna Group Hotel.
"Tapi tahu nggak 85 hotel dimiliki BUMN? Pertamina dan lain-lain. Lalu PT PANN Multifinance (Persero) punya hotel di Bandung besar. Apakah menguntungkan? 'Iya pak itu bantu kami bayar gaji-gaji'," ujar Arya di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
"Ini tantangan kita. Kami baru temukan juga," lanjut eks juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tersebut.
(hoi/hoi) Next Article Buat Transformasi, Erick Thohir Ganti Logo Baru BUMN
Most Popular