Simak! Inilah Sederet Gebrakan Erick Thohir Benahi BUMN

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 December 2019 11:48
Utang BUMN
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Ratu Rina)
Restrukturisasi di tubuh BUMN memang jadi hal penting agar perusahaan plat merah tanah air dapat lebih berjaya. Namun, jangan lupakan juga soal utang BUMN yang selangit. Hal itu merupakan PR besar untuk Kementerian BUMN.

Dalam laporan yang ditulis 11 September 2019, Moody's Investor Service (Moody's) menyebutkan BUMN di Indonesia menunjukkan performa utang yang mengkhawatirkan. Ini karena BUMN di Indonesia memiliki kemampuan manajemen utang implisit paling rendah dibandingkan dengan negara lain.



Hal itu terutama mengingat banyak perusahaan pelat merah di Tanah Air yang mengalami masalah terkait tingginya rasio utang, seperti PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF).


BUMN karya mencatatkan pertumbuhan utang paling tinggi, tapi dari sisi total nilai maka emiten BUMN perbankan menduduki posisi teratas. Namun, emiten perbankan mencatatkan jumlah utang paling besar. Apalagi bank BUKU IV. Tapi itu merupakan Dana Pihak Ketiga (DPK) dicatatkan dalam struktur liabilitas.

Utang Luar Negeri (ULN) BUMN juga tumbuh fantastis dalam setahun terakhir melebihi pertumbuhan ULN pemerintah. ULN BUMN tumbuh dobel digit dipicu oleh tingginya pertumbuhan ULN BUMN bank dan BUMN non lembaga keuangan.

Mengutip BI, ULN Indonesia pada akhir triwulan III 2019 tercatat sebesar 395,6 miliar dolar AS, terdiri dari ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 197,1 miliar dolar AS serta ULN swasta (termasuk BUMN) sebesar 198,5 miliar dolar AS.



ULN Indonesia tersebut tumbuh 10,3% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta.

Walau ULN Swasta melambat ternyata utang BUMN melesat drastis. Sebagai contoh utang Bank BUMN pada September tahun lalu tercatat US$ 5,82 miliar. Namun jumlahnya naik 20,4% menjadi US$ 7,01 miliar

Pertumbuhan utang bank BUMN melebihi pertumbuhan utang bank total dan bank swasta lainnya yang masing-masing hanya tumbuh 5,62% dan 2,38% (yoy).

Utang BUMN non-lembaga keuangan (LK) juga tumbuh signifikan di atas pertumbuhan utang swasta non-bank. Posisi utang BUMN non-bank pada September tahun ini mencapai US$ 39,88 miliar atau meningkat 50,02% dibanding posisi yang sama tahun lalu yang hanya US$ 25,86 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular