
Ekonomi Dunia Sudah Dekat dengan Resesi? Ini Kata Sri Mulyani
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 December 2019 21:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi global terus melambat, dan aroma resesi semakin tercium. Atau bahkan jangan-jangan resesi sudah terjadi.
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menegaskan 2019 adalah masa yang tidak mudah. Ketidakpastian global menjadi pemberat laju pertumbuhan ekonomi dunia.
"Lingkungan di mana kita berada masih tidak pasti. Kita sudah berharap adanya deal Amerika Serikat (AS)-RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China). Namun tiba-tiba ada perkembangan di Hong Kong, dan katanya agreement sama China nanti saja lah seusai Pemilu 2020. Kita dihadapkan kepada situasi berharap, kecewa, berharap, kecewa," jelas Sri Mulyani dalam acara CNBC Indonesia Awards 2019 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Ketidakpastian tersebut, lanjut Sri Mulyani, menyebabkan kepercayaan diri dunia usaha menurun. Lebih parahnya, ketidakpastian ini hadir dalam pola dan frekuensi yang begitu cepat berubah.
"Hari ini kita percaya proyeksinya begini, besok bisa berubah sama sekali. Ini pemberat dari kemajuan ekonomi dunia," kata Sri Mulyani.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 3% pada 2019. Lumayan jauh melambat dibandingkan 2018 yaitu 3,6%.
"Kalau ekonomi dunia sudah (tumbuh) 3%, itu sudah dekat dengan resesi atau sudah resesi. Dunia terdiri dari negara maju dan berkembang, biasanya negara berkembang tumbuh lebih tinggi. Sekarang berarti sudah all across the board, berarti semua negara melemah," ungkap Sri Mulyani.
Penurunan pertumbuhan ekonomi global 0,6%, demikian Sri Mulyani, tidak main-main. "Itu sama seperti size-nya Afrika Selatan, berarti satu ekonomi hilang," tuturnya.
(aji/aji) Next Article Masih Resesi, Ekonomi RI Q1 Diramal Tumbuh -1% Hingga -0,1%
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menegaskan 2019 adalah masa yang tidak mudah. Ketidakpastian global menjadi pemberat laju pertumbuhan ekonomi dunia.
"Lingkungan di mana kita berada masih tidak pasti. Kita sudah berharap adanya deal Amerika Serikat (AS)-RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China). Namun tiba-tiba ada perkembangan di Hong Kong, dan katanya agreement sama China nanti saja lah seusai Pemilu 2020. Kita dihadapkan kepada situasi berharap, kecewa, berharap, kecewa," jelas Sri Mulyani dalam acara CNBC Indonesia Awards 2019 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Ketidakpastian tersebut, lanjut Sri Mulyani, menyebabkan kepercayaan diri dunia usaha menurun. Lebih parahnya, ketidakpastian ini hadir dalam pola dan frekuensi yang begitu cepat berubah.
"Hari ini kita percaya proyeksinya begini, besok bisa berubah sama sekali. Ini pemberat dari kemajuan ekonomi dunia," kata Sri Mulyani.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 3% pada 2019. Lumayan jauh melambat dibandingkan 2018 yaitu 3,6%.
"Kalau ekonomi dunia sudah (tumbuh) 3%, itu sudah dekat dengan resesi atau sudah resesi. Dunia terdiri dari negara maju dan berkembang, biasanya negara berkembang tumbuh lebih tinggi. Sekarang berarti sudah all across the board, berarti semua negara melemah," ungkap Sri Mulyani.
Penurunan pertumbuhan ekonomi global 0,6%, demikian Sri Mulyani, tidak main-main. "Itu sama seperti size-nya Afrika Selatan, berarti satu ekonomi hilang," tuturnya.
(aji/aji) Next Article Masih Resesi, Ekonomi RI Q1 Diramal Tumbuh -1% Hingga -0,1%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular