Gebrakan Buwas, Bulog Semakin Komersial Buat Tutup Kerugian

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
03 December 2019 21:12
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengemukakan gebrakan baru di perusahaan yang dipimpinnya.
Foto: Tumpukan karung beras di Gudang Beras Bulog. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengemukakan gebrakan baru di perusahaan yang dipimpinnya. Fungsi komersial Bulog akan diperbesar dari 20% menjadi 50%.

Rencana itu diungkap Buwas setelah melihat penugasan Bulog untuk melepas cadangan beras pemerintah (CBP) sudah berkurang. Di sisi lain, langkah ini dilakukan untuk memperbaiki struktur keuangan Bulog yang dibebani bunga utang dari pengadaan CBP. Buwas pernah mengungkap posisi utang Bulog sebesar Rp 28 Triliun dengan bunga mencapai Rp 9-10 miliar per hari

"Evaluasi Bulog dengan bergerak menuju komersial, itu ada untungnya. Kalau nanti 50:50, Bulog masih bisa mendapatkan keuntungan. Kalau 20% terlalu kecil untuk membiayai operasional Bulog," kata Buwas di kantor Bulog, Selasa (3/12/2019).


Sebagai BUMN pangan untuk stabilisasi dan ketersedian stok pangan, saat ini porsi Bulog untuk mengelola CBP sebesar 80%, sementara 20% dimanfaatkan sebagai komersial. Beras CBP dipakai untuk program bansos, operasi pasar, dan bantuan bencana yang dikeluarkan setelah Bulog mendapat penugasan pemerintah.

Masalahnya, beras CBP Bulog tak terserap maksimal di program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Padahal BPNT menjadi harapan tersalurkannya beras Bulog dalam jumlah besar.

Dampaknya, beras CBP menjadi tertahan di gudang Bulog. Ini kemudian akan berpengaruh saat penyerapan gabah/beras petani yang diprediksi memasuki masa panen pada April-Mei 2020 mendatang. Posisi stok beras Bulog saat ini mencapai 2,1 juta ton dari total kapasitas gudang sebanyak 3 juta ton.

Lebih lanjut Buwas menjelaskan, fungsi komersial Bulog dapat dilihat lewat penjualan di e-commerce dengan nama toko panganandotcom. Bulog juga bekerja sama dengan Grab Kios dan ritel modern.

Bahkan tak menutup kemungkinan, Bulog akan mengelola 80% beras secara komersial. Menurutnya, struktur ini akan membuat Bulog menjadi lebih sehat.

"Kita akan gunakan beras dengan jualan komersial ke depan sehingga nanti tidak 50:50 bahkan, mungkin CBP hanya 20%. Itu sebabnya saya sedang perisapan untuk itu kerja sama dengan Grab Kios, Ritel, termasuk e-commerce. Kalau kita sepeti itu relatif bulog lebih aman," katanya.

Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengalokasikan pembiayaan CBP sebesar Rp2,5 T atau setara 250 ribu ton. Ini akan menjadi acuan Bulog ke depan, 250 ribu ton sebagai CBP, sisanya 2,75 ton akan difungsikan komersial.


Dengan kapasitas gudang sebanyak 3 juta ton, ia meyakinkan penyerapan beras/gabah petani akan tetap maksimal.

"Jadi Bulog tidak lagi terikat dengan utang yang terlalu besar. Kita tidak bisa apa-apa karena setiap CBP penggunaanya melalui rakortas penugasan. Kalau ini terjadi, jangan khawatir kalau Bulog hanya tanggung 250 ribu ton lalu tidak menyerap banyak dari petani. Kita tetap menyerap banyak, bahkan kita lebih bebas berdagang dengan pedagang lain," ujar Buwas.

Nantinya, akan ada penyesuaian terhadap sejumlah regulasi terkait. "Ini lagi diatur berapa persen penugasan yang wajib untuk Bulog," katanya.


(dob/dob) Next Article Punya Utang Rp 28 T, Bulog Tanggung Beban Bunga Rp10 M/Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular