
20 Ribu Ton Beras Rusak, Buwas Bantah akan Dimusnahkan Bulog
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
03 December 2019 12:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memberi klarifikasi mengenai kabar pemusnahan 20 ribu ton beras atau disposal stock (pembuangan). Ia mengatakan, beras-beras tersebut bukan dimusnahkan, melainkan akan diolah kembali ke produk lain.
Pelepasan dilakukan karena mutu beras menurun setelah beras mengendap lama di gudang. Bulog berencana mengolah beras disposal stock menjadi tepung, beras, atau ethanol.
"Apakah disposal stock dibuang? Tidak. Penurunan mutu sudah dicek melalui laboratorium, BPOM dan kemudian direkomendasi menteri pertanian," kata Buwas di kantor Bulog, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Namun sebagai konsekuensi, harga produk olahan tersebut akan lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) beras. Selisih harga tersebut akan dibayar pemerintah. Buwas mengatakan pelepasan beras sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian 38/2018 tentang pengelolaan cadangan beras pemerintah.
"Selisihnya kalau kualitas turun kita jual murah, semisal awal Rp8 ribu kemudian dijual menjadi Rp5 ribu, yang selisih Rp3 ribu kita minta dari pemerintah. Kalau tepung selisih Rp4 ribu, itu kita tagih dan seterusnya," kata Buwas.
Pengolahan beras disposal stock akan melewati lelang. Buwas mengatakan akan membentuk perjanjian lelang agar beras diolah sesuai dengan peruntukannya.
"Mekanismenya akan lelang. Terserah yang mau beli akan mau dijadikan apa. Tepung akan kita lelang, tetapi harus menjadi tepung. Ada perjanjiannya. Pakan ternak, ethanol, dipilah," katanya.
"Bulog terima uangnya, kemudian kita laporkan kepada negara bahwa 20 ribu ton lakunya sekian, pembelian dulu sekian, maka selisih harga itu kita minta ke negara. Seperti itu sebenarnya. Jadi tidak ada dibuang," ucapnya.
(hoi/hoi) Next Article Gagal Dapat Uang Talangan, Buwas: Apa Bulog Mau Dibubarkan?
Pelepasan dilakukan karena mutu beras menurun setelah beras mengendap lama di gudang. Bulog berencana mengolah beras disposal stock menjadi tepung, beras, atau ethanol.
"Apakah disposal stock dibuang? Tidak. Penurunan mutu sudah dicek melalui laboratorium, BPOM dan kemudian direkomendasi menteri pertanian," kata Buwas di kantor Bulog, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Namun sebagai konsekuensi, harga produk olahan tersebut akan lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) beras. Selisih harga tersebut akan dibayar pemerintah. Buwas mengatakan pelepasan beras sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian 38/2018 tentang pengelolaan cadangan beras pemerintah.
"Selisihnya kalau kualitas turun kita jual murah, semisal awal Rp8 ribu kemudian dijual menjadi Rp5 ribu, yang selisih Rp3 ribu kita minta dari pemerintah. Kalau tepung selisih Rp4 ribu, itu kita tagih dan seterusnya," kata Buwas.
Pengolahan beras disposal stock akan melewati lelang. Buwas mengatakan akan membentuk perjanjian lelang agar beras diolah sesuai dengan peruntukannya.
"Mekanismenya akan lelang. Terserah yang mau beli akan mau dijadikan apa. Tepung akan kita lelang, tetapi harus menjadi tepung. Ada perjanjiannya. Pakan ternak, ethanol, dipilah," katanya.
"Bulog terima uangnya, kemudian kita laporkan kepada negara bahwa 20 ribu ton lakunya sekian, pembelian dulu sekian, maka selisih harga itu kita minta ke negara. Seperti itu sebenarnya. Jadi tidak ada dibuang," ucapnya.
(hoi/hoi) Next Article Gagal Dapat Uang Talangan, Buwas: Apa Bulog Mau Dibubarkan?
Most Popular