
RI-JBIC Sepakat Bentuk Dana Abadi, Untuk Apa?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 December 2019 17:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini menerima delegasi Japan Bank International Cooperation (JBIC) di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Dalam pertemuan yang digelar secara tertutup itu, Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Sementara itu, delegasi JBIC, yaitu gubernur Tadashi Maeda, Senior Executive Officer Masayuki Tanimoto, hingga Shin Sugiura, Director New Energy and Power Finance Department.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa pertemuan tersebut membicarakan potensi keikusertaan JBIC terhadap beberapa program pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah Indonesia.
"Jadi itu menyangkut program untuk perumahan dan pembangunan infrastruktur maupun di dalam program pembentukan funding yang ingin dukung dalam rangka meningkatkan investasi di Indonesia," kata Sri Mulyani.
"Juga di bidang manufaktur untuk hilirisasi itu adalah suatu yang dianggap potensi. Jadi beliau menyampaikan kepada Presiden keiginan dari JEBIC untuk menjadi partner dari kita," lanjutnya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa Indonesia dan JBIC sepakat untuk membentuk dana abadi alias sovereign wealth fund/SWF.
"Kita bikin sovereign wealth fund antara Indonesia dengan Jepang dan Amerika. Sekarang prosesnya sedang dikerjakan Pak Erick [Menteri BUMN]. Pak Tiko [Wamen BUMN] lagi kerjakan itu dan Bu Ani [Menteri Keuangan], dan dari kantor saya," kata Luhut.
Sovereign wealth fund merupakan alat finansial dimiliki oleh negara yang memiliki atau mengatur dana publik dan menginvestasikannya ke aset-aset yang luas dan beragam untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Luhut bahkan memastikan, dana abadi yang dibentuk antara Indonesia dan Jepang ini berbeda dari yang sebelumnya telah disepakati antara Indonesia dan Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu.
"Nilainya tadi saya baru sampaikan Presiden, kita tunggu angkanya kapan keluar. Kita ini kan agak ketinggalan dengan negara-negara lain soal soverign wealth fund," jelasnya.
"Singapura, India, Mesir, Rusia, Arab, China, Jepang, semua sudah punya. Kita saja yang belum punya. Jadi sekarang kita ngejar ketertinggalan itu untuk pendanaan-pendanaam dalam berbagai proyek," kata Luhut.
Sebelumnya, Indonesia dan UEA memang sepakat membentuk dana abadi untuk membiayai sejumlah proyek strategis. Salah satu proyek potensial yang dimaksud, adalah pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur.
"Pemindahan ibu kota mereka menawarkan untuk menggunakan sovereign wealth funds," kata Luhut beberapa waktu lalu.
Tak hanya berniat dari sisi pendanaan, UAE pun menyatakan minatnya untuk terlibat dalam membuat desain pembangunan ibu kota baru melalui konsultan yang dimilikinya.
"Kita terbuka kok. Kenapa tidak? Saya positif. Tapi presiden bilang, teman-teman dari Arab mau itu senang saja, kenapa tidak?," katanya.
(miq/miq) Next Article Mimpi Besar Jokowi: Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia!
Dalam pertemuan yang digelar secara tertutup itu, Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Sementara itu, delegasi JBIC, yaitu gubernur Tadashi Maeda, Senior Executive Officer Masayuki Tanimoto, hingga Shin Sugiura, Director New Energy and Power Finance Department.
"Jadi itu menyangkut program untuk perumahan dan pembangunan infrastruktur maupun di dalam program pembentukan funding yang ingin dukung dalam rangka meningkatkan investasi di Indonesia," kata Sri Mulyani.
"Juga di bidang manufaktur untuk hilirisasi itu adalah suatu yang dianggap potensi. Jadi beliau menyampaikan kepada Presiden keiginan dari JEBIC untuk menjadi partner dari kita," lanjutnya.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa Indonesia dan JBIC sepakat untuk membentuk dana abadi alias sovereign wealth fund/SWF.
"Kita bikin sovereign wealth fund antara Indonesia dengan Jepang dan Amerika. Sekarang prosesnya sedang dikerjakan Pak Erick [Menteri BUMN]. Pak Tiko [Wamen BUMN] lagi kerjakan itu dan Bu Ani [Menteri Keuangan], dan dari kantor saya," kata Luhut.
Sovereign wealth fund merupakan alat finansial dimiliki oleh negara yang memiliki atau mengatur dana publik dan menginvestasikannya ke aset-aset yang luas dan beragam untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Luhut bahkan memastikan, dana abadi yang dibentuk antara Indonesia dan Jepang ini berbeda dari yang sebelumnya telah disepakati antara Indonesia dan Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu.
"Nilainya tadi saya baru sampaikan Presiden, kita tunggu angkanya kapan keluar. Kita ini kan agak ketinggalan dengan negara-negara lain soal soverign wealth fund," jelasnya.
"Singapura, India, Mesir, Rusia, Arab, China, Jepang, semua sudah punya. Kita saja yang belum punya. Jadi sekarang kita ngejar ketertinggalan itu untuk pendanaan-pendanaam dalam berbagai proyek," kata Luhut.
Sebelumnya, Indonesia dan UEA memang sepakat membentuk dana abadi untuk membiayai sejumlah proyek strategis. Salah satu proyek potensial yang dimaksud, adalah pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur.
"Pemindahan ibu kota mereka menawarkan untuk menggunakan sovereign wealth funds," kata Luhut beberapa waktu lalu.
Tak hanya berniat dari sisi pendanaan, UAE pun menyatakan minatnya untuk terlibat dalam membuat desain pembangunan ibu kota baru melalui konsultan yang dimilikinya.
"Kita terbuka kok. Kenapa tidak? Saya positif. Tapi presiden bilang, teman-teman dari Arab mau itu senang saja, kenapa tidak?," katanya.
(miq/miq) Next Article Mimpi Besar Jokowi: Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular