
Trans Kalimantan & Mimpi RI Tak Impor Listrik dari Malaysia
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 December 2019 16:49

Pontianak, CNBC Indonesia - Sejak tiga tahun terakhir Provinsi Kalimantan Barat PT PLN (Persero) membeli listrik dari Malaysia sebesar 170 Mega Watt dengan harga sebesar Rp. 1.050/kwh. Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan kondisi ini membuat harga listrik menjadi mahal dan tidak kompetitif.
Dirinya berharap dengan adanya Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan masyarakatnya bisa mendapatkan listrik dengan murah. "Saya sih mau lebih cepat (pembangunannya) tahun depan mulai harusnya lebih baik, saya berharap mendapatkan listrik yang murah," ungkapnya dalam Focus Grup Discussion (FGD) "Sinergitas Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan" Selasa (03/12/2019) di Grand Mahkota Hotel Pontianak, Kalimantan Barat.
Lebih lanjut dirinya mengatakan dengan terpenuhinya pasokan listrik, sumber daya yang ada di wilayahnya bisa diolah menjadi bahan setengah jadi atau bahkan bahan jadi. Sehingga semakin banyak lapangan kerja dan pendapatan masyarakat makin tinggi.
"Kemudian kita mendapatkan bagi hasil pajak besar untuk membangun infrastruktur daerah ini. Saya yakin Kalimantan Barat menjadi provinsi yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling tinggi nantinya," imbuhnya.
Melalui alternatif listrik murah, imbuhnya, hasil olahan bisa memiliki daya saing ketika diekspor. Misalnya menghentikan ekspor bauksit tanpa diolah, lebih baik digunakan untuk cadangan dan diolah. Semakin murah listrik yang dikonsumsi masyarakat, dirinya optimis sumber daya bisa diolah dengan baik berdampak pada pertumbuhan ekonomi. "Ketika kita mendapatkan energi yang murah dan kompetitif," terangnya.
Dirinya sangat mendukung Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan dan meminta pelaksanaannya dipercepat. Bupati dan perangkat daerah lainnya dirinya meminta untuk memberikan dukungan percepatan pembangunan. "Permudah dibantu selesaikan kalau ada masalah," pintanya.
Untuk menggantikan konsumsi listrik PLN yang dibeli dari Malaysia, PT PLN (Perseo) berencana akan membangun dua pembangkit listrik di Pontianak yaitu PLTU dengan daya sebesar 100 MW dan PLTG dengan daya sebesar 100 MW. Hal ini akan berpotensi menambah jumlah kebutuhan gas bumi untuk daerah Kalimantan Barat. Dengan terbangunnya pipa gas trans kalimantan, gas bumi pun bisa dialirkan dengan mudah ke pembangkit. Rencananya gas akan dipasok dari blok-blok migas yang berada di sekitar Kalimantan seperti blok Mahakam.
Potensi supply Gas Bumi dari beberapa wilayah kerja (WK) ekploitasi sekitar Natuna seperti Wilyah Kerja Kakap, WK blok A, WK Natuna Sea B dan WK Duyung. Ditambah juga potensi kelebihan pasokan gas bumi sebanyak 40 kargo gas alam cair (LNG) hingga tahun 2025 yang belum ada pembelinya (uncommited) sebesar 116.769,6 MMSCF (53,317 MMSCFD) atau setara 266,585 MW, yang berasal dari 2 (dua) fasilitas gas utama yang dimiliki Indonesia saat ini, yaitu LNG Tangguh dan Bontang.
(gus/gus) Next Article Pembangunan Pipa Gas Trans Kalimantan Didukung Lintas Lembaga
Dirinya berharap dengan adanya Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan masyarakatnya bisa mendapatkan listrik dengan murah. "Saya sih mau lebih cepat (pembangunannya) tahun depan mulai harusnya lebih baik, saya berharap mendapatkan listrik yang murah," ungkapnya dalam Focus Grup Discussion (FGD) "Sinergitas Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan" Selasa (03/12/2019) di Grand Mahkota Hotel Pontianak, Kalimantan Barat.
"Kemudian kita mendapatkan bagi hasil pajak besar untuk membangun infrastruktur daerah ini. Saya yakin Kalimantan Barat menjadi provinsi yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling tinggi nantinya," imbuhnya.
Melalui alternatif listrik murah, imbuhnya, hasil olahan bisa memiliki daya saing ketika diekspor. Misalnya menghentikan ekspor bauksit tanpa diolah, lebih baik digunakan untuk cadangan dan diolah. Semakin murah listrik yang dikonsumsi masyarakat, dirinya optimis sumber daya bisa diolah dengan baik berdampak pada pertumbuhan ekonomi. "Ketika kita mendapatkan energi yang murah dan kompetitif," terangnya.
Dirinya sangat mendukung Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan dan meminta pelaksanaannya dipercepat. Bupati dan perangkat daerah lainnya dirinya meminta untuk memberikan dukungan percepatan pembangunan. "Permudah dibantu selesaikan kalau ada masalah," pintanya.
Untuk menggantikan konsumsi listrik PLN yang dibeli dari Malaysia, PT PLN (Perseo) berencana akan membangun dua pembangkit listrik di Pontianak yaitu PLTU dengan daya sebesar 100 MW dan PLTG dengan daya sebesar 100 MW. Hal ini akan berpotensi menambah jumlah kebutuhan gas bumi untuk daerah Kalimantan Barat. Dengan terbangunnya pipa gas trans kalimantan, gas bumi pun bisa dialirkan dengan mudah ke pembangkit. Rencananya gas akan dipasok dari blok-blok migas yang berada di sekitar Kalimantan seperti blok Mahakam.
Potensi supply Gas Bumi dari beberapa wilayah kerja (WK) ekploitasi sekitar Natuna seperti Wilyah Kerja Kakap, WK blok A, WK Natuna Sea B dan WK Duyung. Ditambah juga potensi kelebihan pasokan gas bumi sebanyak 40 kargo gas alam cair (LNG) hingga tahun 2025 yang belum ada pembelinya (uncommited) sebesar 116.769,6 MMSCF (53,317 MMSCFD) atau setara 266,585 MW, yang berasal dari 2 (dua) fasilitas gas utama yang dimiliki Indonesia saat ini, yaitu LNG Tangguh dan Bontang.
(gus/gus) Next Article Pembangunan Pipa Gas Trans Kalimantan Didukung Lintas Lembaga
Most Popular