
Sri Mulyani Bongkar 7 BUMN Rugi Bin Amsyong, Apa Saja?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
02 December 2019 12:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka data Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih menderita kerugian. BUMN ini masuk ke daftar penerima penyertaan modal negara (PMN) di 2018 kemarin.
Adapun kata Sri Mulyani sejak 2015-2016, terdapat 8 BUMN yang merugi. Kemudian pada 2016 menurun menjadi 3 BUMN yang merugi, dan terakhir pada 2018 tercatat ada 7 BUMN yang merugi.
"Kerugian pada 7 BUMN yaitu PT Dok Kodja Bahari, PT Sang Hyang Seri, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT Pertani, Perum Bulog, dan PT Krakatau Steel," ujar Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (2/12/2019).
Sri Mulyani pun merinci, penyebab kerugian pada PT Krakatau Steel karena adanya beban keuangan selama konstruksi. Pada PT PAL merugi karena meningkatnya beban lain-lain hingga 3 kali lipat akibat kerugian nilai tukar dan kerugian entitas asosiasi (PT GE Power Solution Indonesia).
Sementara pada Perum Bulog, Sri Mulyani menyebut bahwa terdapat kelebihan pengakuan pendapatan atas penyaluran Rastra.
"Seingga Bulog harus melakukan pembebanan koreksi pendapatan di taun 2018," jelas Sri Mulyani.
Kerugian yang terjadi pada PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani disebabkan karena inefisiensi bisnis, beban bunga, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam mekanisme pengadaan benih.
Sementara pada PT Dirgantara merugi karena adanya pembatalan kontrak dan order yang tidak mencapai target dan pada PT Dok Kodja Bahari merugi karena beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yakni 58% dari pendapatan.
Adapun alokasi PMN yang disalurkan oleh Kementerian Keuangan selama 2015-2019 di antaranya, pada 2015 alokasi PMN sebesar Rp 65,6 triliun, 2016 sebesar Rp 51,9 triliun. Pada 2017 turun drastis menjadi hanya Rp 9,2 triliun dan pada 2018 Rp 3,6 trilun. Sementara pada 2019 PMN oleh Kemenkeu naik lagi menjadi Rp 20,3 triliun.
Pada tahun 2015-2016, Sri Mulyani mengatakan PMN yang signifikan kepada BUMN dalam rangka mendukung dimulainya Program Nawa Cita Presiden Joko Widodo.
Kemudian pada 2017-2018, PMN kepada BUMN dialokasikan kepada PT KAI sebagai lanjutan untuk menyelesaikan proyek LRT.
"Pada tahun 2019, PMN kepada PT HK untuk proyek Tol Sumatera, PT PLN untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, PT SMF KPR untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah, dan LPEI untuk pembiayaan Ekspor," jelas Sri Mulyani.
(dru) Next Article Sri Mulyani Bongkar Fakta Soal BUMN yang Masih Rugi
Adapun kata Sri Mulyani sejak 2015-2016, terdapat 8 BUMN yang merugi. Kemudian pada 2016 menurun menjadi 3 BUMN yang merugi, dan terakhir pada 2018 tercatat ada 7 BUMN yang merugi.
"Kerugian pada 7 BUMN yaitu PT Dok Kodja Bahari, PT Sang Hyang Seri, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT Pertani, Perum Bulog, dan PT Krakatau Steel," ujar Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (2/12/2019).
![]() |
Sementara pada Perum Bulog, Sri Mulyani menyebut bahwa terdapat kelebihan pengakuan pendapatan atas penyaluran Rastra.
"Seingga Bulog harus melakukan pembebanan koreksi pendapatan di taun 2018," jelas Sri Mulyani.
Kerugian yang terjadi pada PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani disebabkan karena inefisiensi bisnis, beban bunga, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam mekanisme pengadaan benih.
Sementara pada PT Dirgantara merugi karena adanya pembatalan kontrak dan order yang tidak mencapai target dan pada PT Dok Kodja Bahari merugi karena beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yakni 58% dari pendapatan.
Adapun alokasi PMN yang disalurkan oleh Kementerian Keuangan selama 2015-2019 di antaranya, pada 2015 alokasi PMN sebesar Rp 65,6 triliun, 2016 sebesar Rp 51,9 triliun. Pada 2017 turun drastis menjadi hanya Rp 9,2 triliun dan pada 2018 Rp 3,6 trilun. Sementara pada 2019 PMN oleh Kemenkeu naik lagi menjadi Rp 20,3 triliun.
Pada tahun 2015-2016, Sri Mulyani mengatakan PMN yang signifikan kepada BUMN dalam rangka mendukung dimulainya Program Nawa Cita Presiden Joko Widodo.
Kemudian pada 2017-2018, PMN kepada BUMN dialokasikan kepada PT KAI sebagai lanjutan untuk menyelesaikan proyek LRT.
"Pada tahun 2019, PMN kepada PT HK untuk proyek Tol Sumatera, PT PLN untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, PT SMF KPR untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah, dan LPEI untuk pembiayaan Ekspor," jelas Sri Mulyani.
(dru) Next Article Sri Mulyani Bongkar Fakta Soal BUMN yang Masih Rugi
Most Popular