Kuota Mau Habis, Jatah Solar Subsidi Ditambah 1,5 Juta KL

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 November 2019 20:21
Kuota solar subsidi ditambah.
Foto: Pengendara mengisi BBM di Salah satu SPBU, Kuningan, Jakarta, Minggu (10/2). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kuota solar subsidi tahun ini sebanyak 14,5 juta KL akan terserap habis pada akhir November 2019. Pertamina akan menambah alokasinya jadi 16 juta KL atau naik 1,5 juta KL sekitar 10%.

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan sejak awal September pihaknya telah melaporkan ke pemerintah bahwa terjadi peningkatan permintaan khususnya di daerah industri pertambangan, industri perkebunan, dan industri lainnya.

"Sehingga terjadi peningkatan demand," ungkap Nicke dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Selain itu imbuhnya, dengan dibukanya jalur tol baik di Jawa maupun Sumatera juga berdampak pada peningkatan permintaan. Hal inilah yang menyebabkan kuota solar 2019 habis akhir bulan ini. Dirinya membenarkan terjadi kekurangan kuota di beberapa daerah.



Akibat kondisi ini menurutnya, BPH Migas sempat mengeluarkan edaran pembatasan penjualan solar subsidi. Sayangnya dari masyarakat memberikan respons yang kurang baik, sehingga edaran dicabut.

"Dan atas approval dari pemerintah akhirnya kuota ditambah, sehingga ini kami sekarang bekerja dengan batasan kuota 16 juta KL di tahun ini dan kelangkaan di beberapa daerah dapat kami antisipasi," imbuhnya.

Nicke menerangkan angka realisasi konsumsi solar subsidi tahun 2017 sebesar 15 juta KL, tahun 2018 meningkat 7,2% menjadi 15,36 juta KL, dan prognosa di tahun 2019 sebesar 16 juta KL.

Tahun depan diperkirakan prognosa bakal mencapai 17 juta KL. "Dan ini barangkali kami akan meminta DPR sebagai bahan masukan untuk target tahun depan mengingat di APBN masih 15,3 juta KL," ungkapnya.

Konsumsi premium juga diperkirakan meningkat 1 juta KL tahun ini. Berdasarkan APBN 2019 BBM Premium sebesar 11 juta KL, namun diperkirakan menjadi 12 juta KL.

Hal ini disebabkan tahun 2018 ada kebijakan pemerintah untuk penyaluran premium di Jawa Madura Bali (Jamali). Pada 28 Mei 2018 Pertamina menambah penyaluran Premium di 571 Satuan Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

"Inilah yang jadi dasar kenapa prognosa 2019 lebih tinggi dibanding 2018. Jadi kalau kita lihat prognosa premium di 2019 yaitu 12 juta KL, lebih tinggi dari kuota yang diberikan yaitu 11 juta KL," katanya.
(hoi/hoi) Next Article BBM Pertalite-Solar Terpangkas 17,8 Juta KL di 2025, RI Hemat Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular