BBM Subsidi Dipangkas 17,8 Juta KL Tahun Depan, Ini Alasan Pemerintah

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
27 May 2024 11:50
Pertamina
Foto: dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan alasan pemerintah yang berencana untuk memangkas kuota volume Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 2025 mendatang. Baik itu untuk jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan rencana pemangkasan dilakukan supaya penyaluran BBM ke masyarakat dapat dilakukan secara tepat sasaran. Meski demikian, hingga kini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Kementerian lainnya perihal rencana tersebut.

"Kami berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan subsidi sehingga lebih tepat sasaran dan ini juga yang menjadi kebijakan pemerintah tahun depan," ujar Dadan kepada CNBC Indonesia, Senin (27/5/2024).

Adapun, alokasi volume Solar untuk tahun 2024 ditetapkan sebesar 19 juta KL. Sementara untuk BBM jenis Pertalite yakni sebesar 31,7 juta KL.

Sebagaimana diketahui, rencana pemangkasan BBM subsidi tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal tahun 2025.

Target pengurangan konsumsi BBM Solar dan Pertalite tersebut ditujukan dalam rangka transformasi subsidi dan kompensasi energi agar lebih tepat sasaran, berkeadilan, anggaran yang optimal, dan kelestarian lingkungan.

"Dalam jangka pendek, kebijakan transformasi yang dapat diterapkan: (3) Pengendalian subsidi dan kompensasi atas Solar dan Pertalite yang berkeadilan dapat diterapkan dengan pengendalian kategori konsumen," bunyi dokumen tersebut, dikutip Senin (27/5/2024).

Dokumen tersebut menyebut, saat ini Solar dan Pertalite dijual di bawah harga keekonomiannya, sehingga memunculkan kompensasi yang harus dibayar oleh APBN.

"Volume konsumsi Solar dan Pertalite terus meningkat, demikian juga beban subsidi dan kompensasinya dan mayoritas dinikmati oleh rumah tangga kaya. Di sisi lain, polusi udara yang bersumber dari gas buang kendaraan menduduki posisi teratas sekitar 32-57%" bunyi dokumen tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang dapat mengendalikan konsumsi BBM. Dengan pengendalian konsumen yang berkeadilan, diperkirakan dapat mengurangi volume konsumsi Solar dan Pertalite sebesar 17,8 juta KL per tahun.

"Keseluruhan simulasi reformasi subsidi dan kompensasi energi ini diproyeksikan akan menghasilkan efisiensi anggaran sebesar Rp 67,1 triliun per tahun," tulisnya.

Namun, pemerintah menegaskan, transformasi subsidi dan kompensasi energi ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat, serta momentum yang tepat.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BBM Pertalite-Solar Terpangkas 17,8 Juta KL di 2025, RI Hemat Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular