
Eropa Ganggu Sawit, Airlangga: RI Pembeli Terbesar Airbus
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 November 2019 17:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa (EU) tengah dilanda masalah lantaran negosiasi perdagangan bebas komprehensif kedua belah pihak masih alot perihal kawasan benua biru yang melakukan diskriminasi produk kelapa sawit.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima kunjungan delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa - ASEAN (EU - ASEAN Business Council) bahkan menegaskan tidak akan tinggal diam menyikapi perlakuan Uni Eropa terhadap komoditas ekspor andalan Indonesia.
"Tentunya, Indonesia tidak akan tinggal diam dalam menyikapi diskriminasi ini," kata Jokowi di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Usai mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak memungkiri bahwa masalah diskriminasi sawit memang menjadi pembahasan khusus.
"Mereka mendorong CEPA, tapi saya sampaikan bahwa sawit diskriminasi, terutama untuk biofuel, di mana market Indonesia di Eropa US$ 650 juta dan [kerja sama] perdagangan kita di Eropa US$ 31 miliar," kata Airlangga.
Di depan para pengusaha kawasan benua biru, Airlangga mengaku tidak ingin hubungan kerja sama dagang kedua negara terbelah, hanya karena persoalan diskriminasi sawit.
"Jadi jangan sampai US$ 650 juta itu mengganggu bilateral dengan EU," kata Airlangga.
Airlangga kemudian menyinggung bahwa Indonesia adalah satu salah konsumen terbesar dari Airbus, perusahaan pesawat terbang yang berbasis di Blagnac, dekat Kota Toulouse, Perancis.
"Kami ingatkan, Indonesia is the biggest buyer Airbus dan masih ada order 200 unit pesawat. Jadi kami jalan keluar terkait masalah biodiesel di Eropa," kata Airlangga.
Pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu memang sempat berbalik mengancam Uni Eropa untuk menyetop pembelian Airbus atas diskriminasi yang dilakukan terhadap komoditas sawit.
(hoi/hoi) Next Article Ternyata Berbahaya, Benih Sawi Putih Impor Korsel Dimusnahkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima kunjungan delegasi Dewan Bisnis Uni Eropa - ASEAN (EU - ASEAN Business Council) bahkan menegaskan tidak akan tinggal diam menyikapi perlakuan Uni Eropa terhadap komoditas ekspor andalan Indonesia.
"Tentunya, Indonesia tidak akan tinggal diam dalam menyikapi diskriminasi ini," kata Jokowi di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/11/2019).
"Mereka mendorong CEPA, tapi saya sampaikan bahwa sawit diskriminasi, terutama untuk biofuel, di mana market Indonesia di Eropa US$ 650 juta dan [kerja sama] perdagangan kita di Eropa US$ 31 miliar," kata Airlangga.
Di depan para pengusaha kawasan benua biru, Airlangga mengaku tidak ingin hubungan kerja sama dagang kedua negara terbelah, hanya karena persoalan diskriminasi sawit.
"Jadi jangan sampai US$ 650 juta itu mengganggu bilateral dengan EU," kata Airlangga.
Airlangga kemudian menyinggung bahwa Indonesia adalah satu salah konsumen terbesar dari Airbus, perusahaan pesawat terbang yang berbasis di Blagnac, dekat Kota Toulouse, Perancis.
"Kami ingatkan, Indonesia is the biggest buyer Airbus dan masih ada order 200 unit pesawat. Jadi kami jalan keluar terkait masalah biodiesel di Eropa," kata Airlangga.
Pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu memang sempat berbalik mengancam Uni Eropa untuk menyetop pembelian Airbus atas diskriminasi yang dilakukan terhadap komoditas sawit.
(hoi/hoi) Next Article Ternyata Berbahaya, Benih Sawi Putih Impor Korsel Dimusnahkan
Most Popular