
Kala Tito Sindir Jakarta Seperti Kampung & Dijawab Anies
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
27 November 2019 06:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian menghadiri Musyawarah Nasional IV Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/11/2019). Dalam kesempatan itu, Tito menyoroti ibu kota Jakarta.
"Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) saya yakin sering ke China. Kalau kita lihat Jakarta seperti kampung dibandingkan Shanghai," kata Tito. Anies turut hadir dalam kesempatan itu bersama sejumlah gubernur lain seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indoneia itu mengaku pada 1998 pernah berkunjung ke Shanghai dan juga Beijing. Ia menilai kedua kota itu jauh tertinggal dibandingkan Jakarta.
"Beijing kayak kampung, rumah-rumah kumuh, sungai kotor dan hitam," ujar Tito.
Sementara sekarang, lanjut dia, Beijing sudah seperti ibu kota Amerika Serikat (AS) Washington DC. Sedangkan Shanghai, masih menurut Tito, laiknya New York.
Kendati demikian, Tito juga mengapresiasi kinerja Anies sebagai orang satu di ibu kota. Utamanya saat demo anarkis di depan Badan Pengawas Pemilu Mei 2019 dan di sekitar Kompleks Parlemen Senayan September 2019.
"Mas Anies diminta untuk bagaimana demo di Bawaslu, demo di DPR RI 3 hari, itu aja sudah setengah mati kita. Sudah kita (polisi) selesai, Mas Anies bersih-bersihin itu. Pagi-pagi udah clear. Terima kasih Mas Anies dan pasukan oranyenya," kata Tito.
Ditemui terpisah, Anies menilai pernyataan Tito tidak boleh dilepaskan dari konteks ucapan tersebut.
"Itu PR buat kita, objektif saja. Dalam beberapa dekade perekonomian China yang asalnya kecil melompat sampai 100 kali lebih besar. Jadi bukan kasus Jakarta dan Shanghai, tapi juga bagaimana China dibandingkan seluruh dunia, lompatan perekonomian 100 kali. Itu dahsyat," kata Anies.
Ia mencontohkan, Jakarta sudah melakukan lompatan dalam kebijakan publik. Misalnya dari sisi transportasi.
"Apa yang terjadi? Tahun 2017 jumlah penumpang kendaraan umum kita 338 ribu orang, dalam dua tahun dia berubah hampir 700 ribu orang, lompat dua kali lipat dalam dua tahun," ujar Anies.
"Karena apa? transformasi serius di bidang integrasi transportasi. Artinya ketika kita melakukan langkah tepat, lompatan drastis itu terjadi. China memberikan pelajaran. Lompatan terjadi itu di seluruh negeri," lanjutnya.
(miq/sef) Next Article Tito Karnavian Singgung Anies, Sebut Jakarta Kayak Kampung!
"Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) saya yakin sering ke China. Kalau kita lihat Jakarta seperti kampung dibandingkan Shanghai," kata Tito. Anies turut hadir dalam kesempatan itu bersama sejumlah gubernur lain seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indoneia itu mengaku pada 1998 pernah berkunjung ke Shanghai dan juga Beijing. Ia menilai kedua kota itu jauh tertinggal dibandingkan Jakarta.
"Beijing kayak kampung, rumah-rumah kumuh, sungai kotor dan hitam," ujar Tito.
Sementara sekarang, lanjut dia, Beijing sudah seperti ibu kota Amerika Serikat (AS) Washington DC. Sedangkan Shanghai, masih menurut Tito, laiknya New York.
Kendati demikian, Tito juga mengapresiasi kinerja Anies sebagai orang satu di ibu kota. Utamanya saat demo anarkis di depan Badan Pengawas Pemilu Mei 2019 dan di sekitar Kompleks Parlemen Senayan September 2019.
"Mas Anies diminta untuk bagaimana demo di Bawaslu, demo di DPR RI 3 hari, itu aja sudah setengah mati kita. Sudah kita (polisi) selesai, Mas Anies bersih-bersihin itu. Pagi-pagi udah clear. Terima kasih Mas Anies dan pasukan oranyenya," kata Tito.
Ditemui terpisah, Anies menilai pernyataan Tito tidak boleh dilepaskan dari konteks ucapan tersebut.
"Itu PR buat kita, objektif saja. Dalam beberapa dekade perekonomian China yang asalnya kecil melompat sampai 100 kali lebih besar. Jadi bukan kasus Jakarta dan Shanghai, tapi juga bagaimana China dibandingkan seluruh dunia, lompatan perekonomian 100 kali. Itu dahsyat," kata Anies.
Ia mencontohkan, Jakarta sudah melakukan lompatan dalam kebijakan publik. Misalnya dari sisi transportasi.
"Apa yang terjadi? Tahun 2017 jumlah penumpang kendaraan umum kita 338 ribu orang, dalam dua tahun dia berubah hampir 700 ribu orang, lompat dua kali lipat dalam dua tahun," ujar Anies.
"Karena apa? transformasi serius di bidang integrasi transportasi. Artinya ketika kita melakukan langkah tepat, lompatan drastis itu terjadi. China memberikan pelajaran. Lompatan terjadi itu di seluruh negeri," lanjutnya.
(miq/sef) Next Article Tito Karnavian Singgung Anies, Sebut Jakarta Kayak Kampung!
Most Popular