
Tito Sindir Jakarta Kayak Kampung, Ini Pembelaan Anies
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
26 November 2019 14:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi pernyataan Mendagri Tito Karnavian yang menganggap Jakarta seperti kampung dibanding kota Shanghai, China.
Menurut Anies, pernyataan itu merupakan penilaian objektif Tito Karnavian. Yang perlu diperhatikan adalah konteks ucapan tersebut. Anies menganggap Tito tak bermaksud sekadar membandingkan Jakarta dan Shanghai.
"Saya pikir tidak perlu melepaskan konteksnya. Itu PR buat kita, objektif saja. Dalam beberapa dekade perekonomian China yang asalnya kecil melompat sampai 100 kali lebih besar. Jadi bukan kasus Jakarta dan Shanghai, tapi juga bagaimana Tiongkok dibandingkan seluruh dunia, lompatan perekonomian 100 kali, itu dahsyat," kata Anies di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Anies mengatakan, pernyataan Tito merupakan sebuah ajakan agar negara juga melakukan transformasi dan lompatan ekonomi. Dia kemudian mencontohkan lompatan yang dilakukan Jakarta.
"Jakarta misalnya transformasi transportasi, antar rute, ticketing manajemen. Apa yang terjadi? Tahun 2017 jumlah penumpang kendaraan umum kita 338 ribu, dalam dua tahun dia berubah hampir 700 ribu lompat 2 kali lipat dalam dua tahun."
"Karena apa? transformasi serius di bidang integrasi transportasi. Artinya ketika kita melakukan langkah tepat, lompatan drastis itu terjadi. Tiongkok membelikan pelajaran, lompatan terjadi itu di seluruh negeri," kata Anies.
Sebelumnya, Tito Karnavian dalam pidato di Munas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) menyinggung pengalamannya ketika menimba ilmu di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) pada tahun 1998.
Tito mengatakan, saat itu, ia kerap menerima pembahasan bahwa China perlu diperhatikan karena bisa menjadi ancaman ekonomi dan militer. Saat itu, kota Jakarta masih lebih hebat dibanding Beijing, ibu kota China.
Sekarang kondisi berbalik. Tito mengatakan perekonomian China bisa melampaui negara-negara besar walau dahulu sempat tak diperhitungkan. Inilah yang mesti dikejar karena Indonesia, menurut Tito, akan menjadi negara dengan perekonomian besar nomor 4 pada tahun 2050 setelah China, India, dan Amerika Serikat.
"Dulu ga pernah yakin China akan overtaking melampaui US. Tapi kenyataannya begitu. Ekonomi China melampaui. Dulu banyak underestimate."
"Waktu Sesko tahun 1998, setiap hari dibicarakan ancaman militer dan ekonomi China. Ah negaranya Beijing dengan Jakarta kayak kampung-kampung. Kalau Pak Anies [sekarang] Jakarta kayak kampung dibanding dengan Shanghai," kata Tito.
(dru) Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga
Menurut Anies, pernyataan itu merupakan penilaian objektif Tito Karnavian. Yang perlu diperhatikan adalah konteks ucapan tersebut. Anies menganggap Tito tak bermaksud sekadar membandingkan Jakarta dan Shanghai.
"Saya pikir tidak perlu melepaskan konteksnya. Itu PR buat kita, objektif saja. Dalam beberapa dekade perekonomian China yang asalnya kecil melompat sampai 100 kali lebih besar. Jadi bukan kasus Jakarta dan Shanghai, tapi juga bagaimana Tiongkok dibandingkan seluruh dunia, lompatan perekonomian 100 kali, itu dahsyat," kata Anies di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
![]() |
Anies mengatakan, pernyataan Tito merupakan sebuah ajakan agar negara juga melakukan transformasi dan lompatan ekonomi. Dia kemudian mencontohkan lompatan yang dilakukan Jakarta.
"Jakarta misalnya transformasi transportasi, antar rute, ticketing manajemen. Apa yang terjadi? Tahun 2017 jumlah penumpang kendaraan umum kita 338 ribu, dalam dua tahun dia berubah hampir 700 ribu lompat 2 kali lipat dalam dua tahun."
"Karena apa? transformasi serius di bidang integrasi transportasi. Artinya ketika kita melakukan langkah tepat, lompatan drastis itu terjadi. Tiongkok membelikan pelajaran, lompatan terjadi itu di seluruh negeri," kata Anies.
Sebelumnya, Tito Karnavian dalam pidato di Munas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) menyinggung pengalamannya ketika menimba ilmu di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) pada tahun 1998.
Tito mengatakan, saat itu, ia kerap menerima pembahasan bahwa China perlu diperhatikan karena bisa menjadi ancaman ekonomi dan militer. Saat itu, kota Jakarta masih lebih hebat dibanding Beijing, ibu kota China.
Sekarang kondisi berbalik. Tito mengatakan perekonomian China bisa melampaui negara-negara besar walau dahulu sempat tak diperhitungkan. Inilah yang mesti dikejar karena Indonesia, menurut Tito, akan menjadi negara dengan perekonomian besar nomor 4 pada tahun 2050 setelah China, India, dan Amerika Serikat.
"Dulu ga pernah yakin China akan overtaking melampaui US. Tapi kenyataannya begitu. Ekonomi China melampaui. Dulu banyak underestimate."
"Waktu Sesko tahun 1998, setiap hari dibicarakan ancaman militer dan ekonomi China. Ah negaranya Beijing dengan Jakarta kayak kampung-kampung. Kalau Pak Anies [sekarang] Jakarta kayak kampung dibanding dengan Shanghai," kata Tito.
(dru) Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga
Most Popular