
Pemerintah Yakin Tidak Akan Ada Resesi Ekonomi di RI

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 bisa menyentuh 5,3%.
Optimisme Iskandar itu berlandaskan sinyal mulai meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) - China, sehingga volume perdagangan dunia akan naik.
"Dengan adanya itu [meredanya AS-China], pasti nanti global demand akan naik. Saya termasuk tidak yakin Indonesia akan terjadi resesi," ujar Iskandar saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Meski saat ini Hong Kong sedang dihadapkan pada resesi ekonomi, namun Iskandar meyakini resesi itu akan selesai pada 2020.
Untuk diketahui, Hong Kong merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2019. Ketidakstabilan politik membuat pertumbuhan mengalami kontraksi tahunan pertama, sejak krisis keuangan terjadi 2009 lalu.
Produk domestik bruto (PDB) akan jatuh ke 1,3% di 2019, jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Hal ini ditegaskan pemerintah saat merilis perhitungan akhir untuk kuartal III-2019.
"Sekarang ini yang menarik karena pertumbuhan Hong Kong negatif gara-gara demo itu. Global demand itu akan pulih kembali," lanjut Iskandar.
Sebaliknya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 hanya akan tumbuh 4,8%.
Pasalnya, kata Tauhid, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 masih akan mendapat tantangan tidak ringan dari sisi perdagangan, investasi dan konsumsi.
"Tren penurunan pertumbuhan ekonomi bahkan menuju resesi global. Perang Dagang AS-China yang masih minim kepastian, dan mengalirnya dana jangka pendek/hot money ke negara berkembang yang membuat perekonomian justru rentan," ujar Tauhid dalam kesempatan yang sama.
Namun, Iskandar tidak menyetujui proyeksi yang dilakukan oleh INDEF tersebut. Pasalnya, mengaca pada saat krisis ekonomi pada 2008, di mana Lehman Brothers saat itu mengumumkan kerugian hingga US$ 3,9 miliar dan bursa saham AS saat itu juga memerah.
Saat itu terjadi, lanjut Iskandar, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih bisa tumbuh 4,88%. Sementara saat ini, Indonesia tidak ada tanda-tanda melemahnya dari sektor konsumsi.
"Jadi dengan data-data itu saya sangat tidak yakin pertumbuhan ekonomi 4,8%. Saya sangat yakin, setidaknya pertumbuhan ekonomi 5,3% [pada 2020] atau bisa lebih kalau proyeksi saya," tegas Iskandar.
(wed/wed) Next Article Hati-hati, Ekonomi RI Kuartal III Bisa Minus Lagi!