
Calon Bos PLN Muncul, Dari Sofyan Basir Hingga Rudiantara
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
24 November 2019 21:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir dikabarkan sedang menjaring beberapa nama untuk mengisi posisi direktur utama PT PLN (Persero).
Informasi yang diterima CNBC Indonesia, sampai saat ini kementerian masih mengutak-atik formulasi direksi dan struktur kepimpinan di tubuh PLN. Targetnya, nama-nama dan struktur ini sudah bisa ditetapkan sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan setrum negara yang dijadwalkan awal bulan depan.
Terkait sosok yang akan mengisi kursi panas di PLN, disebut-sebut di antaranya adalah mantan menteri dan ada juga mantan wakil menteri. Namun ada pula yang sebelumnya sudah pernah mengurus PLN.
Kementerian BUMN belum mau membukanya saat dikonfirmasi. Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, hanya mengatakan jika sudah ada jadwal RUPS akan diumumkan ke publik untuk perombakan direksi BUMN. Termasuk PLN dan Pertamina.
"Jadwalnya pasti akan diumumkan," kata Arya saat dijumpai di Kementerian BUMN, Kamis (21/11/2019).
Sebelumnya, Arya memang mengatakan dua BUMN energi itu bakal menggelar RUPS dalam waktu dekat. Namun, Pertamina kemungkinan akan lebih dulu. Untuk PLN, Arya menjelaskan juga dalam waktu dekat meski belum ditentukan waktunya.
"Pokoknya akhir tahun selesai semua yang lima (BUMN)" jelasnya.
Lalu, siapa saja kandidat dirut PLN? Berikut adalah nama-nama mereka seperti dihimpun CNBC Indonesia: Salah satu nama yang disebut-sebut adalah Sofyan Basyir. Sofyan sebelumnya juga pernah menjabat sebagai dirut PLN. Terkait hal ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah mendapatkan informasi vonis bebas Sofyan beberapa waktu lalu.
Menurut Erick, putusan pengadilan tindak pidana korupsi otomatis akan merehabilitasi nama Sofyan yang sempat tercoreng.
"Kita semua menghormati proses hukum juga hasil dari setiap persidangan bahwa Pak Sofyan Basyir dibebaskan dari berbagai tuduhan, dengan ini, tentunya nama Pak Sofyan terehabilitasi dengan sendirinya," ujar Erick dalam pernyataannya pada Senin (4/11/2019).
Erick juga menjawab sejumlah pertanyaan apakah Sofyan akan kembali memimpin PLN setelah dibebaskan. Menurutnya, hal tersebut tergantung keputusan Presiden melalui Tim Penilai Akhir.
"Karena penentuan direksi PLN harus melalui TPA," ujarnya.
Sebelumnya Pengadilan Tipikor memutuskan untuk memvonis bebas Sofyan dari dakwaan kasus dugaan pemberian fasilitas suap PLTU Riau 1.
"Mengadili menyatakan terdakwa Sofyan Basir tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana dakwaan pertama dan kedua," kata hakim ketua Hariono saat membacakan amar putusan dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (4/11/2019).
Putusan bebas ini diraih oleh Sofyan setelah 6 bulan lamanya ia harus mendekam di bui. Sofyan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam dugaan suap proyek PLTU Riau-1, Senin (27/5/2019). Mantan dirut BRI itu ditahan usai menjalani pemeriksaan.
Terlepas dari itu, nama lain yang dikabarkan masuk ke jajaran petinggi PLN di antaranya adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Sebelumnya Jonan juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan.
Di tataran perusahaan pelat merah, Jonan berpengalaman menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI). Semasa masih menjabat sebagai Menteri ESDM, Ia punya sejumlah gagasan mengenai PLN.
Hal tersebut kerap disampaikan dalam beberapa kesempatan di ujung masa jabatannya sebagai Menteri ESDM. Dia mengaku menginginkan konsumsi listrik per kapita di tahun-tahun yang akan datang naik dari tahun ini. Jonan berharap kenaikan bisa mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen, maka konsumsi listrik diharapkan bisa mencapai lebih dari 7 persen. Jonan menerangkan saat ini konsumsi per kapita baru mencapai 1.300 kwh.
"Naiknya itu kalau Pertumbuhan Ekonomi (PE) rata rata 5 persen. Maka bisa naik lebih 7 persen. Ya harusnya dua kali PE. PLN saya harap, mayoritas penjual listrik kepada konsumen kan, ya harus lebih kreatiflah," kata Jonan dalam Pameran Hari Listrik Nasional ke-74 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2019).
Menurut Jonan, PLN harus lebih kreatif dalam berinovasi. Dirinya berharap PLN bisa mendorong konsumsi listrik masyarakat.
"Misalnya, dorong kompor induksi. Atau kendaraan listrik. Kan ini jadinya konsumsinya naik," kata Jonan.
Meski demikian, Jonan mengatakan rasio elektrifikasi merupakan salah satu capaian prestasi yang berhasil dicapai. Menurut dia, rasio elektrifikasi hingga Oktober 2019 mencapai 98,83 persen. Tahun ini ditargetkan bisa 99 persen. Pencapaian tersebut melebihi Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 97,6 persen.
Selain Jonan, nama lain yang belakangan disebut sebagai calon Bos PLN adalah Rudiantara. Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga angkat bicara.
"Benar atau salah? Nanti kamu lihat saja apakah Pak Rudiantara itu jadi Dirut PLN atau tidak," kata Arya kepada detik.com seperti dikutip Minggu (24/11/2019).
Arya sendiri belum bisa menjawab kebenaran kabar tersebut. Ia pun tak memberikan keterangan lebih lanjut apakah hal tersebut hanya sekadar 'kabar burung'.
"Saya katakan tadi bahwa saya belum bisa mengatakan bahwa siapa yang akan jadi Dirut PLN. Jadi saya nggak bisa menyatakan iya atau tidak," ungkap Arya.
Ia menuturkan, sejauh ini belum ada arahan khusus dari Menteri BUMN Erick Thohir mengenai penempatan Rudiantara sebagai dirut PLN. Saat ini, pihaknya masih menyisir calon-calon pengisi jabatan Direksi dan juga Komisaris PLN.
Lalu, bagaimana komentar Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Kabinet Kerja Jokowi itu?
"Rumor barangkali. Saya sedang di Singapore untuk rapat/bisnis," ungkap kata pria itu sebagaimana dikutip dari detik.com.
(miq/miq) Next Article Luhut Pastikan Rudiantara Jadi Dirut PLN
Informasi yang diterima CNBC Indonesia, sampai saat ini kementerian masih mengutak-atik formulasi direksi dan struktur kepimpinan di tubuh PLN. Targetnya, nama-nama dan struktur ini sudah bisa ditetapkan sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan setrum negara yang dijadwalkan awal bulan depan.
Terkait sosok yang akan mengisi kursi panas di PLN, disebut-sebut di antaranya adalah mantan menteri dan ada juga mantan wakil menteri. Namun ada pula yang sebelumnya sudah pernah mengurus PLN.
"Jadwalnya pasti akan diumumkan," kata Arya saat dijumpai di Kementerian BUMN, Kamis (21/11/2019).
Sebelumnya, Arya memang mengatakan dua BUMN energi itu bakal menggelar RUPS dalam waktu dekat. Namun, Pertamina kemungkinan akan lebih dulu. Untuk PLN, Arya menjelaskan juga dalam waktu dekat meski belum ditentukan waktunya.
"Pokoknya akhir tahun selesai semua yang lima (BUMN)" jelasnya.
Lalu, siapa saja kandidat dirut PLN? Berikut adalah nama-nama mereka seperti dihimpun CNBC Indonesia: Salah satu nama yang disebut-sebut adalah Sofyan Basyir. Sofyan sebelumnya juga pernah menjabat sebagai dirut PLN. Terkait hal ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah mendapatkan informasi vonis bebas Sofyan beberapa waktu lalu.
Menurut Erick, putusan pengadilan tindak pidana korupsi otomatis akan merehabilitasi nama Sofyan yang sempat tercoreng.
"Kita semua menghormati proses hukum juga hasil dari setiap persidangan bahwa Pak Sofyan Basyir dibebaskan dari berbagai tuduhan, dengan ini, tentunya nama Pak Sofyan terehabilitasi dengan sendirinya," ujar Erick dalam pernyataannya pada Senin (4/11/2019).
Erick juga menjawab sejumlah pertanyaan apakah Sofyan akan kembali memimpin PLN setelah dibebaskan. Menurutnya, hal tersebut tergantung keputusan Presiden melalui Tim Penilai Akhir.
"Karena penentuan direksi PLN harus melalui TPA," ujarnya.
Sebelumnya Pengadilan Tipikor memutuskan untuk memvonis bebas Sofyan dari dakwaan kasus dugaan pemberian fasilitas suap PLTU Riau 1.
"Mengadili menyatakan terdakwa Sofyan Basir tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana dakwaan pertama dan kedua," kata hakim ketua Hariono saat membacakan amar putusan dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (4/11/2019).
Putusan bebas ini diraih oleh Sofyan setelah 6 bulan lamanya ia harus mendekam di bui. Sofyan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam dugaan suap proyek PLTU Riau-1, Senin (27/5/2019). Mantan dirut BRI itu ditahan usai menjalani pemeriksaan.
Di tataran perusahaan pelat merah, Jonan berpengalaman menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI). Semasa masih menjabat sebagai Menteri ESDM, Ia punya sejumlah gagasan mengenai PLN.
Hal tersebut kerap disampaikan dalam beberapa kesempatan di ujung masa jabatannya sebagai Menteri ESDM. Dia mengaku menginginkan konsumsi listrik per kapita di tahun-tahun yang akan datang naik dari tahun ini. Jonan berharap kenaikan bisa mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen, maka konsumsi listrik diharapkan bisa mencapai lebih dari 7 persen. Jonan menerangkan saat ini konsumsi per kapita baru mencapai 1.300 kwh.
"Naiknya itu kalau Pertumbuhan Ekonomi (PE) rata rata 5 persen. Maka bisa naik lebih 7 persen. Ya harusnya dua kali PE. PLN saya harap, mayoritas penjual listrik kepada konsumen kan, ya harus lebih kreatiflah," kata Jonan dalam Pameran Hari Listrik Nasional ke-74 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2019).
Menurut Jonan, PLN harus lebih kreatif dalam berinovasi. Dirinya berharap PLN bisa mendorong konsumsi listrik masyarakat.
"Misalnya, dorong kompor induksi. Atau kendaraan listrik. Kan ini jadinya konsumsinya naik," kata Jonan.
Meski demikian, Jonan mengatakan rasio elektrifikasi merupakan salah satu capaian prestasi yang berhasil dicapai. Menurut dia, rasio elektrifikasi hingga Oktober 2019 mencapai 98,83 persen. Tahun ini ditargetkan bisa 99 persen. Pencapaian tersebut melebihi Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 97,6 persen.
"Benar atau salah? Nanti kamu lihat saja apakah Pak Rudiantara itu jadi Dirut PLN atau tidak," kata Arya kepada detik.com seperti dikutip Minggu (24/11/2019).
Arya sendiri belum bisa menjawab kebenaran kabar tersebut. Ia pun tak memberikan keterangan lebih lanjut apakah hal tersebut hanya sekadar 'kabar burung'.
"Saya katakan tadi bahwa saya belum bisa mengatakan bahwa siapa yang akan jadi Dirut PLN. Jadi saya nggak bisa menyatakan iya atau tidak," ungkap Arya.
Ia menuturkan, sejauh ini belum ada arahan khusus dari Menteri BUMN Erick Thohir mengenai penempatan Rudiantara sebagai dirut PLN. Saat ini, pihaknya masih menyisir calon-calon pengisi jabatan Direksi dan juga Komisaris PLN.
Lalu, bagaimana komentar Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Kabinet Kerja Jokowi itu?
"Rumor barangkali. Saya sedang di Singapore untuk rapat/bisnis," ungkap kata pria itu sebagaimana dikutip dari detik.com.
(miq/miq) Next Article Luhut Pastikan Rudiantara Jadi Dirut PLN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular