
Tagihan Operasi Jantung Rp 10,5 T, Terawan Evaluasi BPJS
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 November 2019 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan BPJS Kesehatan akan dievaluasi oleh Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto. Dia akan melakukan koordinasi dengan Direktur Utama BPJS Kesehatan, karena banyak pelayanan yang berlebihan dan tidak sesuai literatur.
"Ya contoh pelayanan jantung sampai Rp 10,5 triliun lho tagihannya. Kemudian adanya review dari jurnal-jurnal yang mengatakan bahwa pengobatan dengan obat-obatan apalagi pencegahan itu tidak lebih, tidak efisien dibandingkan stent, operasi, dan sebagainya," kata Menkes dilansir dari situs Sekretariat Kabinet, Jumat (22/11/2019).
Terawan mengatakan, bila standar pelayanan untuk operasi jantung diperbaiki sesuai dengan diagnosanya, maka biaya tanggungan BPJS Kesehatan bisa diturunkan.
"Itu bisa menurunkan mungkin 50%, bayangin banyak lho Rp 10 triliun itu. Kalau bisa turun separuh saja itu sudah membuat kita berdua bahagia, Rp 5 triliun dihemat," katanya.
Terawan juga melihat ada indikasi tagihan seksio (operasi sesar) yang naik luar biasa, hingga lebih dari Rp 5 triliun.
"Itu kan menunjukkan kita tidak dalam grade yang baik. Nah itulah yang maksud saya berlebihan dan ternyata tidak menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi atau anak secara nasional kan percuma duit dikeluarkan," jelasnya.
Dia mengatakan, harus ada upaya yang sifatnya lebih preventif, promotif, dan edukasi pada masyarakat.
"Kalau ada nanti kita akan pilah-pilah bersama Direktur Utama BPJS Kesetahan mana yang masih di bawah standar kita coba naikkan," katanya.
Terawan mengingatkan, penduduk Indonesia bukan hanya di Jakarta, tapi sampai Asmat, sampai ujung di Pulau Rote, dan hingga Sabang.
"Itu yang harus dilihat apakah perlu di sana itu didirikan pusat-pusat kesehatan lagi atau bagaimana, atau sistem rujukan, atau sistem telemedicine, atau bahkan menggunakan alat-alat canggih seperti drone dan sebagainya. Yang paling penting adalah rakyat terlayani kesehatannya sesuai standar kesehatan yang sesuai dengan undang-undang," paparnya.
(wed/hoi) Next Article Polemik Iuran BPJS Kesehatan Naik
"Ya contoh pelayanan jantung sampai Rp 10,5 triliun lho tagihannya. Kemudian adanya review dari jurnal-jurnal yang mengatakan bahwa pengobatan dengan obat-obatan apalagi pencegahan itu tidak lebih, tidak efisien dibandingkan stent, operasi, dan sebagainya," kata Menkes dilansir dari situs Sekretariat Kabinet, Jumat (22/11/2019).
Terawan mengatakan, bila standar pelayanan untuk operasi jantung diperbaiki sesuai dengan diagnosanya, maka biaya tanggungan BPJS Kesehatan bisa diturunkan.
Terawan juga melihat ada indikasi tagihan seksio (operasi sesar) yang naik luar biasa, hingga lebih dari Rp 5 triliun.
"Itu kan menunjukkan kita tidak dalam grade yang baik. Nah itulah yang maksud saya berlebihan dan ternyata tidak menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi atau anak secara nasional kan percuma duit dikeluarkan," jelasnya.
Dia mengatakan, harus ada upaya yang sifatnya lebih preventif, promotif, dan edukasi pada masyarakat.
"Kalau ada nanti kita akan pilah-pilah bersama Direktur Utama BPJS Kesetahan mana yang masih di bawah standar kita coba naikkan," katanya.
Terawan mengingatkan, penduduk Indonesia bukan hanya di Jakarta, tapi sampai Asmat, sampai ujung di Pulau Rote, dan hingga Sabang.
"Itu yang harus dilihat apakah perlu di sana itu didirikan pusat-pusat kesehatan lagi atau bagaimana, atau sistem rujukan, atau sistem telemedicine, atau bahkan menggunakan alat-alat canggih seperti drone dan sebagainya. Yang paling penting adalah rakyat terlayani kesehatannya sesuai standar kesehatan yang sesuai dengan undang-undang," paparnya.
(wed/hoi) Next Article Polemik Iuran BPJS Kesehatan Naik
Most Popular