Menkes Terawan Punya 'Jurus' Alternatif Tekan Defisit BPJS

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 November 2019 20:22
Menken Terawan punya cara alternatif untuk menekan biaya layanan BPJS Kesehatan.
Foto: Terawan Agus Putranto (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya pengobatan penyakit jantung dan kanker menjadi salah satu beban berat yang harus dipikul Badan Penyelenggara Jaminan (BPJS) Kesehatan.

Penyakit jantung misalnya, dalam dokumen BPJS Kesehatan yang diperoleh CNBC Indonesia, jenis penyakit ini harus merogoh kocek BPJS Kesehatan cukup dalam dengan total biaya mencapai Rp 10,5 triliun sepanjang 2018.

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto memastikan akan mengevaluasi pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan kepada peserta. Pasalnya, selama ini memang terjadi pelayanan yang berlebihan.

"Banyak pelayanan berlebihan. Tidak sesuai dengan literatur yang ada. Ya kita akan degradasi. Mana pelayanan yang belum sesuai dengan pelayanan yang ada, kita naikkan," kata Terawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11/2019).



Terawan lantas mengambil contoh dari pelayanan yang diberikan untuk penyakit jantung yang dianggap berlebihan. Padahal, pengobatan untuk penyakit jantung bisa dilakukan dengan cara alternatif.

"Ada review dari jurnal yang menyatakan bahwa pengobatan dengan obat-obatan apalagi pencegahan tidak lebih efisien dibanding stent (pasang ring), operasi, dan sebagainya. Jurnal yang sudah di publish di Washington Post juga mengatakan hal yang sama," katanya.

Terawan menilai, dengan mengevaluasi pelayanan yang bisa diberikan melalui BPJS Kesehatan, beban yang selama ini ditanggung bisa dikurangi. Bahkan, kata dia, beban bisa berkurang hingga 50%.

"Kalau itu bisa diperbaiki, yang over itu, sehingga kalau yang stent sesuai dengan diagnosanya. Kalau mau operasi ya operasi sesuai diagnosanya. Itu bisa menurunkan sampai 50%. Banyak lho Rp 10 triliun," kata Terawan.

"Kalau bisa turun 50% saja, itu sudah membuat kita bahagia. Rp 5 triliun dihemat. Lalu kita lihat indikasi-indikasinya. Jangan sampai over indikasi," tegasnya.

Terawan mengaku akan duduk bersama Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris untuk mengevaluasi sejumlah pelayanan yang selama ini diberikan BPJS Kesehatan kepada para pesertanya.

"Saya dengan Dirut BPJS akan melakukan koordinasi intens, tidak lagi pakai tim kecil, tapi saya berdua ini. Langsung saya pimpin langsung berdua untuk menyikapi, menindaklanjuti arahan yang terjadi," katanya.

[Gambas:Video CNBC]

 

(hoi/hoi) Next Article BPJS Kesehatan Hapus Kelas, Segera Terapkan Kelas Standar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular