
Buwas Pede RI Tak Perlu Impor Beras Hingga 2020
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
21 November 2019 17:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Dirut Perum Bulog Budi Waseso memastikan bahwa stok beras Bulog akan aman hingga tahun 2020 mendatang. Hal ini karena stok beras yang dimiliki masih tergolong besar, yakni 2.249.757 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang tercatat hingga 18 November 2019.
Dari jumlah tersebut, 900 ribu di antaranya merupakan jumlah stok dari hasil impor di tahun lalu. Dari semua persediaan yang ada, difokuskan untuk stok dalam negeri.
"Insya Allah tidak perlu impor hingga 2020," kata Buwas usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (21/11/2019).
Dari sisi jenis sumbernya, 1.145.411 ton di antaranya merupakan hasil dari petani dalam negeri. Buwas menyebut harga beras dari petani lokal memang lebih tinggi dibanding negara lain, tapi Bulog tetap harus menggunakannya.
"Kalau bukan Bulog ke siapa lagi petani akan menjual? Memang ada pasar bebas namun tidak sebesar Bulog penyerapannya," sebut Buwas.
Buwas yakin ketersediaan beras yang berpotensi meningkat pada akhir tahun ini. Apalagi, data BPS juga menunjukkan hal serupa.
"Kami melihat data BPS, hanya satu yang kami lihat. Kenapa kami tidak impor? Dari data BPS kita tidak perlu impor. Terbukti hingga kini," katanya.
Selama ini, data stok pangan antara kementerian pertanian dan BPS kerap tidak sinkron. Perbedaan data ini yang dinilai menjadi lumbung basah bagi oknum tertentu untuk mengambil keuntungan. Data yang menunjukkan stok beras menipis menjadi alasan adanya impor. Namun, data yang menjadi acuan oleh Bulog tetaplah bersumber dari BPS.
(hoi/hoi) Next Article Bulog Butuh Duit Rp 19 Triliun, Buat Apa Ya?
Dari jumlah tersebut, 900 ribu di antaranya merupakan jumlah stok dari hasil impor di tahun lalu. Dari semua persediaan yang ada, difokuskan untuk stok dalam negeri.
"Insya Allah tidak perlu impor hingga 2020," kata Buwas usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (21/11/2019).
"Kalau bukan Bulog ke siapa lagi petani akan menjual? Memang ada pasar bebas namun tidak sebesar Bulog penyerapannya," sebut Buwas.
Buwas yakin ketersediaan beras yang berpotensi meningkat pada akhir tahun ini. Apalagi, data BPS juga menunjukkan hal serupa.
"Kami melihat data BPS, hanya satu yang kami lihat. Kenapa kami tidak impor? Dari data BPS kita tidak perlu impor. Terbukti hingga kini," katanya.
Selama ini, data stok pangan antara kementerian pertanian dan BPS kerap tidak sinkron. Perbedaan data ini yang dinilai menjadi lumbung basah bagi oknum tertentu untuk mengambil keuntungan. Data yang menunjukkan stok beras menipis menjadi alasan adanya impor. Namun, data yang menjadi acuan oleh Bulog tetaplah bersumber dari BPS.
(hoi/hoi) Next Article Bulog Butuh Duit Rp 19 Triliun, Buat Apa Ya?
Most Popular