
Penjelasan Lengkap AHY Soal Kegagalan Jadi Menteri Jokowi
Redaksi, CNBC Indonesia
21 November 2019 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengaku kecewa lantaran gagal menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
Pernyataan itu disampaikan AHY dalam sebuah perbincangan bertajuk "Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)" di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah, Selasa (19/11/2019).
"Kalau kecewa, ada rasa kecewa. Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu manusiawi. Sedih manusiawi. Marah manusiawi. Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik begitu," ujar AHY.
Berikut adalah penuturan AHY terkait hal itu.
Deddy: Apakah ada kekecewaan karena gagal menjadi menteri Jokowi?
AHY: Kalau kecewa, ada rasa kecewa. Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu manusiawi. Sedih manusiawi. Marah manusiawi. Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik begitu.
Jadi kalau ada kekecewaan, iya. Sedikit dan itu bukan dari saya pribadi. Dari misalnya dari Demokrat, dari masyarakat lainnya yang berharap AHY masuk dalam kabinet. Tapi saya anggap itu sesuatu yang wajar.
Dan saya tidak menganggap itu sesuatu yang buruk. Saya menghormati penuh hak prerogatif presiden. Presiden berarti telah menentukan pilihan pembantu-pembantunya yang terbaik menurut beliau lima tahun ke depan. Kita doakan sukses.
Kita dukung kalau memang itu untuk rakyat. Kita kritisi kalau ada yang tidak berpihak pada rakyat. Kalau ada yang tidak baik untuk masa depan bangsa kita. Tapi kalau untuk masalah menteri, di luar pemerintahan, bagi saya sesuatu yang biasa. Kalau saya ingin jabatan saya tidak keluar dari TNI. Kalau pangkat mau saya kejar gitu. Saya tidak keluar dari TNI.
Memang ada harapan kalau kita masuk dalam pemerintahan itu kan kita bisa lebih mengaktualisasikan ini kitalah, gagasan kita dan sebagainya. tetapi tidak ada sesuatu yang membuat saya menjadi kecewa berlebihan.
Deddy: Anda bahkan memberi ucapan selamat lewat Instagram...
AHY: Harus kita apresiasi karena biar bagaimanapun itu pilihan dari bapak presiden yang memiliki hak prerogatif. Semua harus harus menghormati itu. Siapapun presidennya. Pak SBY (Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono) juga dulu punya hak prerogatif. Ada yang dulu kecewa tidak ...
Dan kalau dibilang saya gak kecewa sama sekali? Bohong! Karena kan ada harapan waktu itu saya untuk menjadi bagian dalam pemerintahan. Tapi i could manage my own rasa itu dan sesaat setelah saya mengonsolidasikan perasaan diri sendiri, saya move on dan dengan sangat baik saya bisa ...
Justru bisa mengademkan suasana pada orang-orang lain yang kecewa. Gak apa-apa, it's ok, it's ok. Saya bilang begitu. Saya bilang rencana Tuhan pasti lebih baik. I believe in destiny.
Sekali lagi saya juga ngajak teman-teman yang lain ya. Kalau kita belum mendapatkan sesuatu yang kita harapkan, gagal, atau belumlah mencapai ini seharusnya terjadi tapi belum terjadi, gak apa2. Let it go.
Kemudian bangun lagi rasa percaya diri untuk ... inget loh kita ini bisa berperan di mana saja. Kita berarti gagal selamanya kalau gara-gara gak punya jabatan setop di situ. Pangkat dan jabatan itu sementara. Emang menteri itu selamanya? Bisa aja besok gak jadi menteri lagi. Di-reshuffle bisa aja dong dengan alasan apapun.
Jadi yang penting peran kita apa yang paling penting. Makanya saya tetap keliling ke berbagai daerah bro saya tetap datang ke kampus-kampus, saya tetap menyapa masyarakat, berkegiatan sosial, karena bagi saya it's matter of time. Kita itu kalau saatnya mendapatkan tugas itu ya kita harus siap, diri kita harus siap. Kita hanya bisa menyiapkan diri.
(miq/dob) Next Article Kecewanya AHY tak Jadi Menteri Jokowi, Begini Pengakuannya
Pernyataan itu disampaikan AHY dalam sebuah perbincangan bertajuk "Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)" di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah, Selasa (19/11/2019).
"Kalau kecewa, ada rasa kecewa. Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu manusiawi. Sedih manusiawi. Marah manusiawi. Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik begitu," ujar AHY.
Deddy: Apakah ada kekecewaan karena gagal menjadi menteri Jokowi?
AHY: Kalau kecewa, ada rasa kecewa. Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu manusiawi. Sedih manusiawi. Marah manusiawi. Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik begitu.
Jadi kalau ada kekecewaan, iya. Sedikit dan itu bukan dari saya pribadi. Dari misalnya dari Demokrat, dari masyarakat lainnya yang berharap AHY masuk dalam kabinet. Tapi saya anggap itu sesuatu yang wajar.
Dan saya tidak menganggap itu sesuatu yang buruk. Saya menghormati penuh hak prerogatif presiden. Presiden berarti telah menentukan pilihan pembantu-pembantunya yang terbaik menurut beliau lima tahun ke depan. Kita doakan sukses.
Kita dukung kalau memang itu untuk rakyat. Kita kritisi kalau ada yang tidak berpihak pada rakyat. Kalau ada yang tidak baik untuk masa depan bangsa kita. Tapi kalau untuk masalah menteri, di luar pemerintahan, bagi saya sesuatu yang biasa. Kalau saya ingin jabatan saya tidak keluar dari TNI. Kalau pangkat mau saya kejar gitu. Saya tidak keluar dari TNI.
Memang ada harapan kalau kita masuk dalam pemerintahan itu kan kita bisa lebih mengaktualisasikan ini kitalah, gagasan kita dan sebagainya. tetapi tidak ada sesuatu yang membuat saya menjadi kecewa berlebihan.
Deddy: Anda bahkan memberi ucapan selamat lewat Instagram...
AHY: Harus kita apresiasi karena biar bagaimanapun itu pilihan dari bapak presiden yang memiliki hak prerogatif. Semua harus harus menghormati itu. Siapapun presidennya. Pak SBY (Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono) juga dulu punya hak prerogatif. Ada yang dulu kecewa tidak ...
Dan kalau dibilang saya gak kecewa sama sekali? Bohong! Karena kan ada harapan waktu itu saya untuk menjadi bagian dalam pemerintahan. Tapi i could manage my own rasa itu dan sesaat setelah saya mengonsolidasikan perasaan diri sendiri, saya move on dan dengan sangat baik saya bisa ...
Justru bisa mengademkan suasana pada orang-orang lain yang kecewa. Gak apa-apa, it's ok, it's ok. Saya bilang begitu. Saya bilang rencana Tuhan pasti lebih baik. I believe in destiny.
Sekali lagi saya juga ngajak teman-teman yang lain ya. Kalau kita belum mendapatkan sesuatu yang kita harapkan, gagal, atau belumlah mencapai ini seharusnya terjadi tapi belum terjadi, gak apa2. Let it go.
Kemudian bangun lagi rasa percaya diri untuk ... inget loh kita ini bisa berperan di mana saja. Kita berarti gagal selamanya kalau gara-gara gak punya jabatan setop di situ. Pangkat dan jabatan itu sementara. Emang menteri itu selamanya? Bisa aja besok gak jadi menteri lagi. Di-reshuffle bisa aja dong dengan alasan apapun.
Jadi yang penting peran kita apa yang paling penting. Makanya saya tetap keliling ke berbagai daerah bro saya tetap datang ke kampus-kampus, saya tetap menyapa masyarakat, berkegiatan sosial, karena bagi saya it's matter of time. Kita itu kalau saatnya mendapatkan tugas itu ya kita harus siap, diri kita harus siap. Kita hanya bisa menyiapkan diri.
(miq/dob) Next Article Kecewanya AHY tak Jadi Menteri Jokowi, Begini Pengakuannya
Most Popular