Terpopuler Oktober 2019

AHY Gagal jadi Menteri Jokowi, Dendam SBY-Megawati Diungkit

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
01 January 2020 20:20
AHY Gagal jadi Menteri Jokowi, Dendam SBY-Megawati Diungkit
Jakarta, CNBC Indonesia - Oktober silam Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik anggota Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, tepatnya Rabu (23/10/2019). Namun ada satu fakta yang jadi sorota, ketika Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tidak dipilih Jokowi menjadi menteri.

Padahal putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut merupakan salah satu sosok yang digadang-gadang akan memperkuat kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Lalu publik mulai bertanya dan penasaran, kenapa bisa terjadi.

Padahal sang ayah yang juga Ketua Umum Partai Demokrat sempat menemui Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019). Atau beberapa hari sebelum penunjukkan nama menteri yang mengisi jajaran Kabinet Kerja Jilid II.

Dalam keterangan pers setelah pertemuan, Jokowi mengatakan banyak hal yang didiskusikan. Eks Wali Kota Solo itu bahkan menyebut mempertimbangkan AHY masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Ya mungkin ada pertimbangan masih bisa berubah," ujar Jokowi.

Setelah pertemuan, kabar AHY masuk ke dalam kabinet semakin menguat. Salah satu pihak yang mengonfirmasi hal itu adalah Ali Mochtar Ngabalin yang saat itu merupakan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden.

Menurut dia, AHY berpotensi masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Ia pun berharap AHY dapat memperkuat kabinet tersebut.

Namun, selepas Jokowi-Ma'ruf dilantik di ruang rapat paripurna I, Gedung MPR RI/DPR RI/DPD RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019), kabar AHY menjadi menteri semakin menipis.

Puncaknya pada saat Jokowi melakukan wawancara kepada calon menteri dan pejabat setingkat menteri sepanjang Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019). Tak tampak kehadiran AHY di Kompleks Istana Kepresidenan. Pun pada saat Jokowi mengumumkan para menteri dan pejabat setingkat menteri Rabu (23/10/2019).

Ditemui di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019), Jokowi menjelaskan keputusan tidak mengajak Partai Demokrat ke dalam koalisi. Ia mengaku ingin membangun demokrasi gotong royong.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu pun mengingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki oposisi seperti di negara lain. "Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak?," kata Jokowi.

Ia pun menjelaskan bahwa sistem presidensial ala Indonesia tidak seperti di luar negeri. Sebagai contoh di Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.

"Ini ndak. Meskipun hanya ada dua partai yang berkompetisi tetapi partainya banyak dan menuju sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan, saya kira proses proses kematangan, proses berdemokrasi semuanya dalam proses, tetapi saya melihat itu menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan," ujar Jokowi.

Terlepas dari dinamika yang ada, AHY mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf dan jajaran Kabinet Indonesia Maju.

"Selamat mengemban amanah dan melanjutkan kerja besar 5 tahun mendatang. Saya doakan sukses dan benar-benar bisa membawa Indonesia semakin baik di masa depan," ujar AHY seperti tertuang di akun media sosialnya seperti dikutip pada Jumat (25/10/2019).

"Mohon berkenan untuk senantiasa mendengarkan suara hati dan pikiran rakyat Indonesia. Rakyat yang ingin diri dan keluarganya semakin sejahtera dan bahagia; rakyat yang ingin negerinya semakin aman dan damai, hidup rukun dan saling menghargai sesama anak bangsa; rakyat yang ingin negaranya semakin maju dan dihormati dunia,"

[Gambas:Video 20detik]

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang saat ini menjadi Ketua DPR Puan Maharani angkat bicara perihal kegagalan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.

Ramai beredar kabar bahwa gagalnya AHY menjadi anggota kabinet lantaran ada turut campur dari ibunda Puan, yaitu Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut dia, penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo. Proses itu pun sudah melalui pertimbangan yang matang.

"Jadi kalau kemudian ada yang menyampaikan atau mengatakan hal-hal seperti itu ya lihat dululah proses dan perjalanan dari pemilu sampai sekarang. Saya rasa jangan sampai menimbulkan riak-riak yang kemudian membuat ada yang sepertinya disalahkan atau menyalahkan," ujar Puan kepada wartawan ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/2019).

Ia pun membantah apabila hubungan Megawati dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene merupakan ayah dari AHY, tidak dalam kondisi yang baik.

"Kenapa? Saya sering ketemu. Ibu juga ketemu. Kemarin pelantikan (pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin) juga bareng-bareng," kata Puan.

Jokowi telah melantik menteri, pejabat setingkat menteri, dan wakil menteri dalam Kabinet Indonesia Maju pada pekan lalu. Namun dari seluruh pejabat itu, tidak ada satupun kader dari Partai Demokrat, termasuk di dalamnya AHY. Padahal, sebelum Jokowi tuntas menyusun kabinet, nama AHY disebut-sebut akan menjadi salah satu menteri.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menilai ada faktor dendam Megawati kepada keluarga SBY di balik kegagalan AHY menjadi menteri Jokowi. Ia mengaku mendengar ketidaksetujuan Partai Demokrat masuk ke dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

"(Penolakan) itu datang dari pimpinan koalisi Ibu Megawati," ujar Andi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (26/10/2019), seperti dilansir detik.com. "Demokrat ditolak masuk koalisi, sama artinya menolak AHY," lanjutnya. Agus sempat buka-bukaan perihal kegagalan menjadi salah satu menteri dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.

Pernyataan itu disampaikan AHY dalam sebuah perbincangan bertajuk "Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)" di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah, Selasa (19/11/2019).

"Kalau kecewa, ada rasa kecewa. Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu, manusiawi. Sedih, manusiawi. Marah, manusiawi," ujar AHY.

"Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik begitu. Jadi kalau ada kekecewaan, Iya. Sedikit dan itu bukan dari saya pribadi. Dari misalnya dari Partai Demokrat, dari masyarakat lainnya yang berharap AHY masuk dalam kabinet," lanjutnya.

Eks calon gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu menilai kekecewaan itu sebagai sesuatu yang wajar. AHY pun tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang buruk.

"Saya menghormati penuh hak prerogatif presiden. Presiden berarti telah menentukan pilihan pembantu-pembantunya yang terbaik menurut beliau lima tahun ke depan. Kita doakan sukses. Kita dukung kalau memang itu untuk rakyat. Kita kritisi kalau ada yang tidak berpihak pada rakyat. Kalau ada yang tidak baik untuk masa depan bangsa kita," ujarnya.

"Tapi kalau untuk masalah menteri, di luar pemerintahan, bagi saya sesuatu yang biasa. Kalau saya ingin jabatan saya tidak keluar dari TNI. Kalau pangkat mau saya kejar gitu. Saya tidak keluar dari TNI. Memang ada harapan kalau kita masuk dalam pemerintahan itu kan kita bisa lebih mengaktualisasikan ini kitalah, gagasan kita dan sebagainya. tetapi tidak ada sesuatu yang membuat saya menjadi kecewa berlebihan," kata AHY
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular