
AHY Buka-bukaan Soal Kegagalan Jadi Menteri Jokowi
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
20 November 2019 16:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sejatinya merupakan salah satu kandidat kuat menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Ini tak lepas dari dinamika politik seusai sang ayah yang juga ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menemui Jokowi di Istana Negara beberapa hari sebelum pelantikan menteri pada Rabu (23/10/2019).
Dalam keterangan pers setelah pertemuan dengan SBY, Jokowi mengatakan banyak hal yang didiskusikan. Eks Wali Kota Solo itu bahkan menyebut mempertimbangkan AHY masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Ya mungkin ada pertimbangan. Masih bisa berubah," ujar Jokowi.
Namun, tanda-tanda itu perlahan sirna ketika Jokowi melakukan wawancara dengan banyak calon menteri dan pejabat setingkat menteri sepanjang Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019). Tidak tampak kehadiran AHY.
Puncaknya saat Jokowi mengumumkan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinet pada Rabu (23/11/2019). Kembali tak ada nama AHY. Lalu, apakah AHY kecewa dengan kenyataan itu?
Dalam sebuah perbincangan bertajuk "Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)" di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah, Selasa (19/11/2019), AHY mengakui ada rasa kecewa di balik kegagalan itu.
"Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu manusiawi. Sedih manusiawi. Marah manusiawi. Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik, begitu," ujarnya.
"Jadi kalau ada kekecewaan, iya, sedikit dan itu bukan dari saya pribadi. Dari misalnya dari Demokrat, dari masyarakat lainnya yang berharap AHY masuk dalam kabinet. Tapi saya anggap itu sesuatu yang wajar. Dan saya tidak menganggap itu sesuatu yang buruk," lanjut AHY.
Ia mengaku menghormati penuh hak prerogatif presiden. Jokowi, menurut AHY, telah menentukan pilihan terhadap sosok-sosok pembantu yang sudah dipilih Jokowi.
Kita doakan sukses. Kita dukung kalau memang itu untuk rakyat. Kita kritisi kalau ada yang tidak berpihak pada rakyat. Kalau ada yang tidak baik untuk masa depan bangsa kita. Tapi kalau untuk masalah menteri, di luar pemerintahan, bagi saya sesuatu yang biasa. Kalau saya ingin jabatan saya tidak keluar dari TNI. Kalau pangkat mau saya kejar gitu. Saya tidak keluar dari TNI," ujar AHY.
"Memang ada harapan kalau kita masuk dalam pemerintahan itu kan kita bisa lebih mengaktualisasikan ini kitalah, gagasan kita dan sebagainya. Tetapi tidak ada sesuatu yang membuat saya menjadi kecewa berlebihan," lanjutnya.
Lebih lanjut, AHY juga mengajak kepada semua orang untuk tawakal apabila belum mendapatkan apa yang diinginkan. Sebab, setiap orang memiliki peran penting di masyarakat.
"Makanya saya tetap keliling ke berbagai daerah bro. Saya tetap datang ke kampus-kampus, saya tetap menyapa masyarakat, berkegiatan sosial, karena bagi saya it's matter of time. Kita itu kalau saatnya mendapatkan tugas itu ya kita harus siap, diri kita harus siap. Kita hanya bisa menyiapkan diri," lanjutnya.
(miq/dob) Next Article Survei detik.com: AHY Cocok Jadi Menpora di Kabinet Jokowi
Dalam keterangan pers setelah pertemuan dengan SBY, Jokowi mengatakan banyak hal yang didiskusikan. Eks Wali Kota Solo itu bahkan menyebut mempertimbangkan AHY masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Ya mungkin ada pertimbangan. Masih bisa berubah," ujar Jokowi.
Puncaknya saat Jokowi mengumumkan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinet pada Rabu (23/11/2019). Kembali tak ada nama AHY. Lalu, apakah AHY kecewa dengan kenyataan itu?
Dalam sebuah perbincangan bertajuk "Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)" di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah, Selasa (19/11/2019), AHY mengakui ada rasa kecewa di balik kegagalan itu.
"Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu manusiawi. Sedih manusiawi. Marah manusiawi. Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik, begitu," ujarnya.
"Jadi kalau ada kekecewaan, iya, sedikit dan itu bukan dari saya pribadi. Dari misalnya dari Demokrat, dari masyarakat lainnya yang berharap AHY masuk dalam kabinet. Tapi saya anggap itu sesuatu yang wajar. Dan saya tidak menganggap itu sesuatu yang buruk," lanjut AHY.
Ia mengaku menghormati penuh hak prerogatif presiden. Jokowi, menurut AHY, telah menentukan pilihan terhadap sosok-sosok pembantu yang sudah dipilih Jokowi.
Kita doakan sukses. Kita dukung kalau memang itu untuk rakyat. Kita kritisi kalau ada yang tidak berpihak pada rakyat. Kalau ada yang tidak baik untuk masa depan bangsa kita. Tapi kalau untuk masalah menteri, di luar pemerintahan, bagi saya sesuatu yang biasa. Kalau saya ingin jabatan saya tidak keluar dari TNI. Kalau pangkat mau saya kejar gitu. Saya tidak keluar dari TNI," ujar AHY.
"Memang ada harapan kalau kita masuk dalam pemerintahan itu kan kita bisa lebih mengaktualisasikan ini kitalah, gagasan kita dan sebagainya. Tetapi tidak ada sesuatu yang membuat saya menjadi kecewa berlebihan," lanjutnya.
Lebih lanjut, AHY juga mengajak kepada semua orang untuk tawakal apabila belum mendapatkan apa yang diinginkan. Sebab, setiap orang memiliki peran penting di masyarakat.
"Makanya saya tetap keliling ke berbagai daerah bro. Saya tetap datang ke kampus-kampus, saya tetap menyapa masyarakat, berkegiatan sosial, karena bagi saya it's matter of time. Kita itu kalau saatnya mendapatkan tugas itu ya kita harus siap, diri kita harus siap. Kita hanya bisa menyiapkan diri," lanjutnya.
(miq/dob) Next Article Survei detik.com: AHY Cocok Jadi Menpora di Kabinet Jokowi
Most Popular