
Gagal Jadi Menteri Jokowi, AHY: Ada Rasa Kecewa
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 November 2019 13:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono buka-bukaan perihal kegagalan menjadi salah satu menteri dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
Pernyataan itu disampaikan AHY dalam sebuah perbincangan bertajuk "Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)" di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah, Selasa (19/11/2019).
"Kalau kecewa, ada rasa kecewa. Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu, manusiawi. Sedih, manusiawi. Marah, manusiawi," ujar AHY.
"Tapi yang paling penting bagaimana setelah itu kita bisa menghadapi itu dengan baik begitu. Jadi kalau ada kekecewaan, Iya. Sedikit dan itu bukan dari saya pribadi. Dari misalnya dari Partai Demokrat, dari masyarakat lainnya yang berharap AHY masuk dalam kabinet," lanjutnya.
Eks calon gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu menilai kekecewaan itu sebagai sesuatu yang wajar. AHY pun tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang buruk.
"Saya menghormati penuh hak prerogatif presiden. Presiden berarti telah menentukan pilihan pembantu-pembantunya yang terbaik menurut beliau lima tahun ke depan. Kita doakan sukses. Kita dukung kalau memang itu untuk rakyat. Kita kritisi kalau ada yang tidak berpihak pada rakyat. Kalau ada yang tidak baik untuk masa depan bangsa kita," ujarnya.
"Tapi kalau untuk masalah menteri, di luar pemerintahan, bagi saya sesuatu yang biasa. Kalau saya ingin jabatan saya tidak keluar dari TNI. Kalau pangkat mau saya kejar gitu. Saya tidak keluar dari TNI. Memang ada harapan kalau kita masuk dalam pemerintahan itu kan kita bisa lebih mengaktualisasikan ini kitalah, gagasan kita dan sebagainya. tetapi tidak ada sesuatu yang membuat saya menjadi kecewa berlebihan," kata AHY.
AHY merupakan salah satu kandidat kuat menteri dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Ini tak lepas dari pertemuan sang ayah yang juga ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jokowi di Istana Negara beberapa hari sebelum pelantikan menteri pada Rabu (23/10/2019).
Dalam keterangan pers setelah pertemuan dengan SBY, Jokowi mengatakan banyak hal yang didiskusikan. Eks Wali Kota Solo itu bahkan menyebut mempertimbangkan AHY masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Ya mungkin ada pertimbangan. Masih bisa berubah," ujar Jokowi.
Dari pernyataan Jokowi tersebut, bisa disimpulkan bahwa sejak awal AHY memang tidak masuk ke dalam skema kabinet Indonesia Maju.
Hal itu makin terlihat nyata ketika Jokowi melakukan wawancara dengan banyak calon menteri dan pejabat setingkat menteri sepanjang Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019). Tidak tampak kehadiran AHY.
Puncaknya saat Jokowi mengumumkan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinet. Kembali tak ada nama AHY.
Ditemui di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019), Jokowi menjelaskan keputusan tidak mengajak Partai Demokrat ke dalam koalisi.
Ia mengaku ingin membangun demokrasi gotong royong. Eks Gubernur DKI Jakarta itu pun mengingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki oposisi seperti di negara lain. "Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak?," kata Jokowi.
Hal ini juga yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Misalnya Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.
Indonesia dengan kultur yang berbeda maka proses politiknya juga terasa berbeda.
"Ini ndak. Meskipun hanya ada dua partai yang berkompetisi tetapi partainya banyak dan menuju sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan, saya kira proses proses kematangan, proses berdemokrasi semuanya dalam proses, tetapi saya melihat itu menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan," ujar Jokowi.
Mendapati kenyataan tidak masuk ke dalam skema kabinet Indonesia Maju, AHY tetap mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf dan jajaran Kabinet Indonesia Maju. Dia berharap pejabat yang dilantik senantiasa mendengarkan suara hati dan pikiran rakyat Indonesia.
"Selamat mengemban amanah dan melanjutkan kerja besar 5 tahun mendatang. Saya doakan sukses dan benar-benar bisa membawa Indonesia semakin baik di masa depan," ujar AHY seperti tertuang di akun media sosialnya seperti dikutip pada Jumat (25/10/2019).
(miq/dru) Next Article AHY Jadi Menteri Jokowi? Ini Jawaban Demokrat
Pernyataan itu disampaikan AHY dalam sebuah perbincangan bertajuk "Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)" di akun YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah, Selasa (19/11/2019).
"Kalau kecewa, ada rasa kecewa. Jujur. Kan kita gak boleh bohong ini kan? Manusia boleh gak kecewa? Haruslah kecewa. Maksudnya terhadap sesuatu yang tidak diharapkan, terjadi tidak sesuai dengan yang Ia harapkan. Kecewa itu, manusiawi. Sedih, manusiawi. Marah, manusiawi," ujar AHY.
Eks calon gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu menilai kekecewaan itu sebagai sesuatu yang wajar. AHY pun tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang buruk.
"Saya menghormati penuh hak prerogatif presiden. Presiden berarti telah menentukan pilihan pembantu-pembantunya yang terbaik menurut beliau lima tahun ke depan. Kita doakan sukses. Kita dukung kalau memang itu untuk rakyat. Kita kritisi kalau ada yang tidak berpihak pada rakyat. Kalau ada yang tidak baik untuk masa depan bangsa kita," ujarnya.
"Tapi kalau untuk masalah menteri, di luar pemerintahan, bagi saya sesuatu yang biasa. Kalau saya ingin jabatan saya tidak keluar dari TNI. Kalau pangkat mau saya kejar gitu. Saya tidak keluar dari TNI. Memang ada harapan kalau kita masuk dalam pemerintahan itu kan kita bisa lebih mengaktualisasikan ini kitalah, gagasan kita dan sebagainya. tetapi tidak ada sesuatu yang membuat saya menjadi kecewa berlebihan," kata AHY.
AHY merupakan salah satu kandidat kuat menteri dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Ini tak lepas dari pertemuan sang ayah yang juga ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jokowi di Istana Negara beberapa hari sebelum pelantikan menteri pada Rabu (23/10/2019).
Dalam keterangan pers setelah pertemuan dengan SBY, Jokowi mengatakan banyak hal yang didiskusikan. Eks Wali Kota Solo itu bahkan menyebut mempertimbangkan AHY masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Ya mungkin ada pertimbangan. Masih bisa berubah," ujar Jokowi.
Dari pernyataan Jokowi tersebut, bisa disimpulkan bahwa sejak awal AHY memang tidak masuk ke dalam skema kabinet Indonesia Maju.
Hal itu makin terlihat nyata ketika Jokowi melakukan wawancara dengan banyak calon menteri dan pejabat setingkat menteri sepanjang Senin (21/10/2019) hingga Selasa (22/10/2019). Tidak tampak kehadiran AHY.
Puncaknya saat Jokowi mengumumkan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinet. Kembali tak ada nama AHY.
Ditemui di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10/2019), Jokowi menjelaskan keputusan tidak mengajak Partai Demokrat ke dalam koalisi.
Ia mengaku ingin membangun demokrasi gotong royong. Eks Gubernur DKI Jakarta itu pun mengingatkan bahwa Indonesia tidak memiliki oposisi seperti di negara lain. "Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak?," kata Jokowi.
Hal ini juga yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Misalnya Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.
Indonesia dengan kultur yang berbeda maka proses politiknya juga terasa berbeda.
"Ini ndak. Meskipun hanya ada dua partai yang berkompetisi tetapi partainya banyak dan menuju sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan, saya kira proses proses kematangan, proses berdemokrasi semuanya dalam proses, tetapi saya melihat itu menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan," ujar Jokowi.
Mendapati kenyataan tidak masuk ke dalam skema kabinet Indonesia Maju, AHY tetap mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf dan jajaran Kabinet Indonesia Maju. Dia berharap pejabat yang dilantik senantiasa mendengarkan suara hati dan pikiran rakyat Indonesia.
"Selamat mengemban amanah dan melanjutkan kerja besar 5 tahun mendatang. Saya doakan sukses dan benar-benar bisa membawa Indonesia semakin baik di masa depan," ujar AHY seperti tertuang di akun media sosialnya seperti dikutip pada Jumat (25/10/2019).
(miq/dru) Next Article AHY Jadi Menteri Jokowi? Ini Jawaban Demokrat
Most Popular