Menlu: Bukan Cuma Ekonomi, Geopolitik Global juga 'Suram'

Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
19 November 2019 13:57
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan kembali soal suramnya situasi global sekarang.
Foto: Kadin Indonesia akan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kadin Bidang Hubungan Internasional (CNBC Indonesia/Efrem Siregar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan kembali soal suramnya situasi global sekarang.

Menurutnya bukan cuma ekonomi global yang sedang terguncang tapi juga situasi geopolitik di sejumlah kawasan.
"Konflik lama seperti Perang Yaman Suriah, Libya ... Afganistan, Palestina, sampai sekarang belum selesai," katanya ketika menghadiri Rapat Kerja Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Selasa (19/11/2019).

"Selain konflik lama itu, saat ini muncul (juga) Hong Kong, yang sejak Juni sampai sekarang ... bukan semakin menurun malah semakin kencang."

Bukan cuma di kawasan Timur Tengah dan Asia saja, ia juga memaparkan bagaimana krisis geopolitik juga terjadi di belahan dunia lain, tepatnya Amerika Latin.

Chile misalnya, terpaksa membubarkan KTT APEC yang rencananya dilakukan November karena situasi yang tak kunjung kondusif.

Belum lagi situasi Bolivia yang mencekam akibat tudingan pemilu curang yang dilakukan mantan Presiden Evo Morales.

Karena itu ia mengingatkan agar RI bisa mengambil hikmah dari persoalan global ini. Diplomasi, pasar dan jumlah penduduk yang besar harus menjadi aset bagi RI.

"Inilah dunia yg kita hadapi, tidak mudah," katanya lagi. "Kalau ga, kita hanya akan jadi pasar. Kita harus mendapatkan sesuatu dari pertandingan ini."



Sebelumnya, di kesempatan yang sama, Menlu juga berujar soal ekonomi dunia di titik terendah.

Ia mengambil contoh dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, 31 Oktober 2019 hingga 4 November 2019.

"Dari semua pembicaraan baik dengan sekretaris jenderal, managing director IMF (Kristalina Georgieva), leaders lain, satu kesimpulan tampak kekhawatiran pemimpin dunia mengenai situasi dunia saat ini baik aspek ekonomi dan politik," ujar Retno.

IMF terakhir memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2019 menjadi 3%, dari sebelumnya 3,3% di April dan 3,5% di Januari.

Angka ini merupakan yang terendah sejak krisis keuangan global terjadi di 2008 lalu. IMF juga menyebut perlambatan terjadi hampir di 90% kawasan di dunia.

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Geopolitik Asia Kian Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular